12. Trauma

26 5 0
                                    

"Karin kamu ingat gak?

"Ingat apa?"

"Pas kelas 4 kita pernah tidur dikelas, bareng yang lain juga? "

"Mmm, enggak. Kenapa emang?"

"Aku gak ingat hari nya hari apa, tapi hari itu kita bebas karena semua guru-guru ada rapat. Seperti biasa, kalo gada guru yang masuk biasanya kita semua tidur dikelas. Tapi hari itu berbeda, soalnya kita tidur di meja. Kita susun semua meja menjadi satu. Setelah beres, kita semua berebut tempat, nyari posisi paling nyaman buat tidur. Semuanya saling berebut tempat, tersisa satu tempat di pojok paling belakang, jadi mau gak mau aku harus tiduran di sana. Setelah itu, aku lihat hampir semua teman-teman kita udah pada tiduran, bahkan tak banyak dari mereka yang udah terlelap. Sepertinya tinggal aku sendiri yang belum bisa tidur. Karena lihat yang lain udah pada tidur, akhirnya aku juga memaksakan diri aku buat tidur, tapi sebelum itu aku buka sepatu dulu. -

Aku tidur dengan posisi yang terlentang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidur dengan posisi yang terlentang.
Saat itu, aku rasa aku akan segera terlelap ke alam bawah sadar ku tapi tiba-tiba aku merasa ada tangan yang menggelitik kaki aku. Aku rasa itu bukan teman-teman ku. Aku enggak pedulikan itu, dan tak lama tangan itu berhenti menggelitik kaki ku. Aku kira setelah itu berhenti, aku bisa tidur nyenyak tapi ternyata aku salah. Aku merasakan kaki aku tiba-tiba dingin, seperti ada yang meniupnya. Setelah itu, aku merasakan ada yang mengusap pelan kaki ku. Aku kira hanya usapan tapi ternyata setelah itu aku merasakan kaki ku dicengkeram olehnya, sontak aku bangun dan membuat teman-teman yang lain terkejut. Kakiku semakin dingin, akhirnya aku pakai lagi sepatu aku dan lari pergi keluar kelas."

"Ahh iya, keknya aku mulai inget deh. Hari itu aku bingung kamu kenapa." ujarnya sambil mengingat kembali hari itu.

"Aku gakpapa, cuma setelah kejadian itu aku agak sedikit trauma. Aku gak bisa tidur kalo kakiku enggak tertutup apapun, seperti bantal atau selimut. Mau panas atau dingin, aku harus menutup kakiku. Aku juga lakuin itu kalo aku nginep dirumah orang lain." ujarku menjelaskan

"Itu bisa buat kamu jadi lebih baik Na?" tanyanya.

"Kalo gak kaya gitu gak akan bisa tidur. Biasanya kalo aku nginep juga aku selalu minta selimut, reaksi mereka kebanyakan kek 'ngapain pake selimut padahal kan panas', aku jawab aja udah kebiasaan."

"Kamu pasti sering merasa ketakutan, aku gatau bakalan jadi gimana kalo ada di posisi kamu. Kamu pernah ditegur sama keluarga perihal sering nutupin kaki kamu?"

"Sering, waktu itu aku selalu gunain bantal buat nutupin kaki aku, terkadang kalau ibu liat hal itu aku kena marah, katanya bantal bukan buat di kaki." kataku bercerita sambil keheranan sendiri mengingat kejadian itu.

"By the way saat itu Alie belum lahir kan?" tanyanya sepertinya mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Belum, Alie lahir ketika aku kelas 6. By the way kamu pernah ngalamin  kejanggalan gak?" tanyaku memberi kesempatan Karin untuk bercerita juga.

"Pernah, mau denger?" serunya bersemangat.

"Enggak, simpan aja buat kamu sendiri. Aku sudah punya banyak." candaku menghidupkan suasana.

Karin hanya menghela nafas panjang, "Ini baru cerita awalnya doang kan?" Karin kembali dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Iya, masih ada lagi. Apalagi ketika SMP, kamu ingat gak?" Tanyaku sambil memperhatikan nya.

"Dulu... ketika sekolah kita mengadakan perkemahan di hutan, tiga kali kita kemah disana dan kamu selalu aja buat yang lain takut." Jawab Karim sambil mengingat masa-masa itu.

Aku mengangguk mengiyakan jawaban Karin.
"Tahun pertama kita kemah disana, aku melihat sosok anak kecil. Di tahun kedua, aku gabisa ngendaliin diri aku. Dan di tahun terakhir, seseorang melihat sesuatu yang menyerupai aku dipojok kamar mandi. Benar kan? Aku pernah cerita ke kamu sebelumnya."

Karin mengangguk mengiyakan penuturan ku.

"Bumi perkemahan itu memang terkenal seram, gila nya kita datang dan berkemah di sana 3 tahun berturut-turut." Aku melanjutkan kalimat yang belum aku selesaikan tadi.

"Aku pengen denger kejadiannya sedetail-detailnya dari orangnya langsung hahaha." ujar Karin disertai tawanya yang kembali menghidupkan suasana.

"Boleh, semoga aja enggak ada siapapun yang marah."

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang