14. Pesan dari si kecil

27 4 2
                                    


- Hari ke-7 kepergian Shaqila

Hari ini semua anggota keluarga berkumpul di rumah bibi untuk mengirimkan doa buat shaqila. Semua rentetan acara sudah selesai dan waktu menunjukkan tengah hari. Ibuku mengajak aku dan ayah untuk pulang, katanya kepalanya terasa sangat pusing.

Sesampainya di rumah, Ibu menidurkan adikku Alie diayunan yang terletak di samping aku yang sedang menonton TV. Setelah memastikan Alie sudah terlelap, ibu menitipkannya padaku, karena dia juga akan ikut tidur, tapi alih-alih pergi ke kamar anehnya ibu malah pergi ke dapur.

Ditengah asyik menonton TV, aku mendengar suara tawa ibuku yang sedang tidur di dapur. Awalnya aku tidak menghiraukan itu, karena ibu memang suka mengigau saat tidur. Namun, semakin lama tawa ibu berubah menjadi semakin kencang dan seram, seperti bukan suara ibu. Mendengar tawanya, aku dengan rasa takutku berlari memeriksa ibuku ke dapur, dan ternyata benar, ada yang merasuki ibu. Aku mendekatinya dan berusaha menyadarkannya, tapi ternyata nihil, sosok yang ada didalam badan ibu malah semakin memberontak. Aku semakin takut melihat hal itu. Ibu berteriak lebih kencang dari sebelumnya dan membuat aku panik.

Awalnya aku berfikir aku harus pergi keluar rumah dan meminta pertolongan ke rumah sekitar, namun aku teringat Alie sedang tidur dan aku gak mungkin membiarkan dia sendirian di keadaan seperti ini. Pilihan terakhir, aku harus berteriak memanggil nenek, tetangga terdekat rumahku. Tak lama, nenek dan tetangga dari samping kiri kanan rumah datang menghampiri. Nenek langsung mendekat ke arah ibu yang masih terlentang tidur di dapur sambil terus tertawa kencang. Nenek berhasil, dia bisa berkomunikasi dengan sosok yang ada di tubuh ibu.

"Siapa kamu?" Tanya nenek.

"Saya?" Jawabnya sambil terus terkekeh.

"Mau apa kamu? Jangan ganggu cucu saya, pergi sana!" titah nenek dengan sedikit membentak.

"TIDAK!" jawabnya Marah.

"KELUAR!" Nenek pun menjawab amarah sosok itu dengan amarahnya juga.

"Siapkan dulu kelapa muda atau teh dan kacang."

"Buat apa itu semua?"

"Untuk saya, saya cuman mau itu."

"Kalau saya tidak mau?"

"Saya bakal disini."

"Keluar dulu, nanti saya buatkan" kata nenek akhirnya.

Akhirnya, sosok itu keluar dari tubuh Ibu. Nenek khawatir sosok itu mengganggu lagi, dia pergi menyiapkan teh dan kacang yang sosok tadi minta dan menaruhnya di pinggir jalan. Sementara, kita semua yang ada di dapur berdoa agar sosok tadi tidak menganggu lagi.

Setelah sadar, ibu menceritakan kejadian tadi ke nenek,
"tadi aku lihat Shaqila" Katanya lirih.

"Tapi tadi yang masuk ke badan kamu bukan shaqila. Kamu harus lebih berhati-hati." ucap nenek menasihati.

"Sudah, sekarang kamu pergi istirahat, ke kamar." Lanjut nenek.

Kejadian ini tidak selesai begitu saja, karena keesokan harinya...

Setelah kejadian yang menimpa nya kemarin, tubuh ibu terlihat sangat lemas, ibu tidak mau tidur dikamar nya, jadi dia mencoba tidur di ruang tengah. Dimalam setelah kejadian itu, ibu tidak bisa tertidur, karena memimpikan almh Shaqila. Kami khawatir melihat kondisi ibu, akhirnya kami memanggil Om Yazdan, suami dari kakak ibuku. Ibu juga meminta agar bibi dan paman yang merupakan orangtua almh shaqila untuk datang bersama dengan Om Yazdan.

Tak membutuhkan waktu lama, Om Yazdan datang bersama istrinya. Sesaat setelah itu, ibu tiba-tiba menangis seperti ada yang mengambil alih tubuhnya. Kami yang ada di sana, mencoba untuk berkomunikasi dengan dia.

"Shaqila?" panggil Om Yazdan.

"Tolong...!" jawabnya lirih.

"Ada yang bisa saya bantu qila?" tanya Om Yazdan menawarkan.

"Dede pengen ketemu ayah sama ibu." pintanya

"Boleh, asal setelah itu kamu jangan mengganggu lagi ya?"

Tak lama dari itu, kedua orangtua shaqila yang dimana merupakan bibi dan pamanku datang dan segera menghampiri kami.

"Kenapa? Ada apa?" Bibi yang sudah duduk didekat kamipun mulai mengeluarkan pertanyaan nya.

"Dari kemarin, ibu kedatangan (ketempelan) terus Shaqila ." jawabku terus terang.

"Komunikasi aja gapapa." ucap Om Yazdan.

Mendengar perkataan om Yazdan Bibi dan paman ku segera menghampiri untuk duduk disamping ibu.

"Dede... Ini ibu di sini."

"Ayah juga disini dede."

"Ibu, ayah." jawabnya lirih.

"Iya nak, kami disini. Kenapa?"

"Dede cuman minta tolong ayah jaga ibu, harus sayang terus ke ibu. Ayah harus sama ibu terus."

"Iya, ayah pasti sayang ibu terus, ayah janji."

"Ibu, ibu juga harus sayang terus sama ayah, ibu harus terus sama ayah. Ibu juga jangan lama-lama sedihnya."

"Dede kenapa pergi tinggalin ibu?" tanyanya sambil tersedu-sedu.

"Dede enggak tinggalin ibu, Dede selalu sama kalian. Ikhlasin dede yah, kalian harus terus bahagia karena Dede juga udah gak sakit lagi, dede sayang kalian. Dede pamit yah, dede mau pulang."
Setelah mengatakan kalimat itu, ibuku sadar kembali.

Kejadian ini berakhir dengan pelukan hangat antara ibu dan bibi ku. Melihat kejadian ini dengan mata kepala ku sendiri membuat aku dan yang lain tak dapat menahan derai airmata. Isak tangis juga keluar dari semua orang yang tertahan di kejadian ini.

Istri om Yazdan yang merupakan Tante ku sadar akan diriku yang terus menangis, "de ibu kamu gapapa ko jangan nangis."

Mendengar hal itu Ibu menoleh kearah ku yang sedang menangis disampingnya, sehingga dia melepaskan pelukannya dengan bibi dan menenangkan aku.

"Kak, tenang ya. Ibu gakpapa kok." katanya sambil tersenyum.

Aku hanya mengangguk mendengar penuturan ibuku dan saat itu juga semuanya telah selesai (mungkin).




1 tahun setelah kepergian shaqila, bibi kembali melahirkan anak perempuan yang bernama syadila, dengan wajah dan fisik yang mirip sekali seperti almh shaqila. Aku tidak tau apa yang aku pikirkan, hanya saja sepertinya aku jadi sedikit percaya bahwa reinkarnasi benar adanya, atau memang hanya kebetulan aja.

 Aku tidak tau apa yang aku pikirkan, hanya saja sepertinya aku jadi sedikit percaya bahwa reinkarnasi benar adanya, atau memang hanya kebetulan aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Perihal keadaan keluarganya saat ini tidak akan aku publish, tapi aku rasa almh shaqila sudah tau kedepannya sehingga dia tidak bisa meninggalkan orang tuanya tanpa memberi pesan)

FYI shaqila bukanlah nama yang sebenarnya tapi semoga kamu bahagia, Alfatihah untuk mu de.

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang