18. Setelah Pulang dari Perkemahan

13 2 0
                                    

~Last Night

Malam terakhir atau puncak acara yang semua orang nantikan. Banyak kreasi seni yang telah dipersiapkan masing-masing regu untuk dipentaskan malam ini.

Tengah malam pun tiba, acara pentas seni sudah selesai, semua peserta diharapkan segera masuk ke tenda masing-masing dan beristirahat. Namun, terjadi hal tak terduga dari salah satu tenda perempuan, tepatnya di tenda regu Kamboja. Diketahui salah satu anggota regu tersebut tidak sadarkan diri, lebih tepatnya mungkin kerasukan.
Dia menangis sangat kencang, sampai tangisannya terdengar ke tenda sekitar, akibatnya banyak anggota dari regu lain yang terbangun. Kejadian ini berlangsung cukup lama, sehingga mengakibatkan para anggota dewan penggalang harus mengontrol semua regu untuk tetap di tendanya masing-masing.

-Keesokan Harinya

"Semalam kacau banget, untungnya hari ini kita pulang ya Na." kata Karin yang sedang makan jagung disela-sela kesibukannya membereskan tenda terakhir.
"Hm." kawabku singkat.

Setelah dirasa selesai, kami membawa barang bawaan kami masing-masing menuju mobil yang akan membawa kita pulang. Jauhnya area perkemahan, membuat kami harus turun terlebih dahulu ke area bawah, dan untuk sampai ke parkiran kami juga harus melewati sungai yang ada ditempat itu.

Sebelum melangkah pergi dari tempat perkemahan itu, aku mengatakan beberapa kalimat, sebagai bentuk pamit karena mungkin aku tidak akan datang kesini lagi. Entah untuk berkemah atau hanya untuk berkunjung.

"Yang sebelumnya disini, tetaplah disini." gumamku pelan.

Sesampainya di rumah, aku langsung membersihkan diri. Ternyata masa haid ku telah selesai. Tiba-tiba terpikir, bagaimana bisa? Kenapa aku haid hanya saat berada di perkemahan sana? Kenapa saat udah di rumah haid ku berhenti? Banyak pertanyaan yang melintas di kepalaku, aku merasa heran. Siapa yang tidak akan merasa heran kalo berada di posisi seperti ini.

"Sepertinya aku harus mandi lagi." gumamku sambil sedikit mengeluh lantaran harus membersihkan diri lagi.

Hari berlalu, malam pun tiba. Malam itu aku tertidur sangat pulas. Namun ditengah nyaman nya tidurku, aku tiba-tiba mengalami sleep paralysis atau yang biasanya banyak orang sebut dengan 'ketindihan/erep-erep'.
Aku merasa seperti ada yang mengikatku, aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan semudah mengeluarkan suara pun aku tidak bisa. Aku hanya bisa melihat sekitar, tak lama aku melihat ada sesuatu yang keluar dari tembok di depanku. Aku benar-benar takut melihatnya, aku ingin sekali berteriak minta tolong ke ibu yang sedang tidur tapi aku tidak bisa melakukan itu. Sosok yang keluar dari tembok di depanku menunjukkan wujud keseluruhannya, aku bisa melihat dengan jelas sosok itu. Sosok itu terlihat seperti pocong, setelah ku perhatikan lebih seksama ternyata benar itu adalah sesosok pocong.

Dia mempermainkanku dengan keluar masuk ke tembok dihadapan ku, aku benar-benar ingin segera keluar dan bebas dari situasi ini.

"Kalo aku saat ini sedang diikat, aku harus bisa melepaskan ikatan ini." batinku.

Aku langsung mencoba untuk berontak, saat ini aku tidur dengan posisi terlentang dengan tangan mendekap diatas perutku, jadi aku berusaha menghentakkan tanganku. Tanpa disangka-sangka, setelah melakukan itu aku benar-benar merasa seperti melepaskan satu ikatan yang sangat kuat, tapi akhirnya aku berhasil terlepas dari ikatan itu dengan usahaku sendiri.

Setelah lepas dari situasi tadi, aku merasa sangat lemas, bahkan untuk menggerakkan kaki dan tanganku saja terasa berat. Aku lelah, seluruh energi ku sepertinya diserap habis oleh sosok itu. Aku ingin tidur kembali tapi tidak bisa, aku takut. Alhasil, aku hanya memainkan telepon genggam ku sampai matahari pagi terbit ditempatnya.

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang