8. Stalking

30 6 0
                                    

"Alfasha?"

"Iya, namanya Alfasha kak."

"Ngambil jurusan apa dia? " tanyaku.

"Kalo gak salah, IPS deh kayaknya kak."

"Dia anak pindahan?"

"Enggak kok, dia bukan anak pindahan."

Aku mengangguk malu, "Maaf, aku kira dia anak baru."

"Kenapa minta maaf? Wajar kok kak kalo dia dikira anak baru juga, soalnya dia emang misterius, aku juga heran kenapa dia kayak gitu. Dia tuh jarang banget bersosialisasi sama siswa lain kak, mana dikelas mulu lagi. Jarang keliatan ke kantin juga.-

Eh, tapi aku pernah deh ketemu dia di Kantin itu juga pas kantin masih sepi, mana bukan jam istirahat lagi. Sejauh ini, aku liat dia tuh keknya cuman 2 kali deh kak. Pertama, pas di kantin yang aku ceritain tadi, yang keduanya kemarin di tangga." jelasnya panjang lebar.

"Menarik." Satu kata yang terlintas di benakku.

"Sebenernya aku cuman pengen tau nama sama kelasnya doang. Tapi, bonusin account social media nya juga dong." Aku rasa ini bukan waktunya untuk menyia-nyiakan kesempatan untuk tahu lebih banyak.

"Aku tau sih kak social media nya, tapi kalo gak salah di private deh."

"Gakpapa, siapa tau aku bisa tembus hahaha." candaku, membuat Clara terkekeh pelan.

Clara membuka ponsel genggam nya dan membuka salah satu aplikasi yang akan menunjukkan account pribadi laki-laki yang sedang kita bicarakan. Setelah ketemu, Clara segera menunjukkan ponsel genggamnya itu kepadaku.
"Thanks ya Ra." kataku, setelah mendapat informasi yang dirasa lebih dari cukup itu.

"Santai aja kak, by the way emangnya buat apa sih, kakak suka dia? Tapi dia aneh, mana misterius lagi, kok kakak suka?"

"Enggak, aku cuma pengen tahu banyak aja tentang dia" kataku jujur.

"Atau mungkin dia yang akan tau banyak tentang ku" batinku

"Kakak serius?", tanyanya terlihat ragu.

"Why not?"

"Good Luck kak hahaha." tawa Clara pecah disela-sela obrolan kita.

"Makasih ya Ra buat infonya, Maaf juga udah buat kamu telat pulang." Kataku, mengakhiri obrolan panjang ini.

"Santai kak, gak masalah kok. Kalau gitu aku duluan ya, bye." Clara melambaikan tangan ke arahku dan segera pergi dari ruangan itu.

Setelah semuanya selesai, aku menjadi orang terakhir yang meninggalkan ruangan ekskul. Aku segera mengunci pintu dan langsung menuju ke parkiran sekolah.

Tiba-tiba teringat perkataan Clara mengenai dia yang katanya misterius. Sesuatu terlintas di kepalaku, "kemarin..., sejak kapan dia ada di depan BC, padahal saat aku tiba tidak ada siapapun di luar ruangan kecuali beberapa anggota ekstrakurikuler." kataku heran.

"Ekhem."

Langkah ku terhenti setelah mendengar suara itu, kurasa itu seperti suara batuk yang tertahan.

Aku berhenti sejenak dan melihat sekitar,  "Gak ada siapa-siapa disini. Jadi, itu suara siapa?"

Bola mataku terus berusaha mencari sumber suara yang kudengar tadi, namun yang kulihat hanya ruangan-ruangan yang sudah dikunci saja.

"Siapapun kamu, aku gak peduli." teriak ku kencang.

Karena merasa merinding, lalu tanpa mempedulikan lagi sekitar termasuk suara tadi, aku langsung lari karena merasa takut terhadap suasana saat ini.

Saat aku berlari, seseorang terlihat keluar dari tempat persembunyiannya tanpa sepengetahuanku.

"Ini saya yang kamu cari, coba saja jika kamu tertarik untuk  mengenalku. Kak Luna."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang