22. Pertemuan Terakhir

22 2 1
                                    

Malam yang dingin kembali menyapa , dan malam ini juga aku kembali bersamanya.

Malam yang dingin kembali menyapa , dan malam ini juga aku kembali bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumah siapa ini?"

Saat ini aku tengah berada di depan sebuah bangunan yang terlihat seperti rumah zaman dahulu dan hanya berisikan dua ruangan di dalam rumah itu. Untuk memenuhi rasa penasaran, aku pun masuk ke rumah tersebut dan betapa terkejutnya aku ketika melihat penampakan ruangan pertama rumah ini. Terlihat banyak sekali boneka-boneka aneh yang dipajang di dinding rumah ini,

"Apa ini? Kenapa banyak boneka? kenapa bentuknya aneh-aneh banget sih?" omelku.

Saat sedang melihat-lihat ruangan yang dipenuhi boneka aneh ini, tiba-tiba terhirup wangi dupa yang menyengat dari ruangan lain di rumah ini.

"Kamu menciumnya?" tanyaku.

"Iya."jawabnya singkat.

"Seperti wangi dupa, mau periksa asalnya darimana? Aku takut, kamu jalan duluan deh."
kataku kepadanya.

Dia menuruti ucapanku.
Aku berjalan di belakangnya untuk mengurangi rasa takutku. Kami berjalan melewati lorong sempit yang lebarnya hanya cukup untuk satu orang, semakin kami berjalan mengikuti wangi dupa ini, semakin menyengat juga aroma dupa yang terhirup. Aku menutup hidungku dengan kedua tanganku, karena rasanya aku hampir dibuat sesak oleh bau dupa itu.

Sesampainya di sumber harum dupa ini, kami disuguhi oleh penampakan boneka-boneka yang terlihat seperti boneka Barbie. Bukan, bukan boneka Barbie yang lucu atau cantik seperti pada umumnya, boneka ini malah terlihat sangat menakutkan. Terlihat ada beberapa bagian yang rusak karena banyak jarum tertancap di tubuh boneka itu.

 Terlihat ada beberapa bagian yang rusak karena banyak jarum tertancap di tubuh boneka itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang