5. Final Level?

41 7 0
                                    


Aku menyebut ini sebagai Final Level.

In Luna's dream.

"Menarik sekali, apakah kamu siap untuk tantangan berikutnya?"

"Siapa kamu?" tanyaku.

"Your enemy, baby."

"Kalau begitu lawan aku, bagaimanapun aku akan menang karena ini mimpiku!" tantangku.

"Dengan tangan kosong mu? Dasar gadis bodoh!"

Saat itu juga tiba-tiba muncul sebuah kapak di tangannya, kapak itu terlihat berwarna merah karena hampir semuanya dipenuhi oleh darah.

"Tuhan jika aku kalah dan mati di alam ini, apa diriku yang sebenarnya juga akan mati?" Aku bergumam dalam hatiku. Tanpa sadar, setetes air mata mulai keluar dari pupil mataku.

"Kau memang seharusnya mati!"

"Hah? Dia mendengarnya?" Diriku tersentak terkejut mendengar sepenggal kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Ternyata memang bodoh."

Secara tiba-tiba kapak itu diayunkannya untuk menyerang ku, tetapi dengan cepat aku menghindari serangan itu.
Dia berjalan mengikutiku sambil menyeret kapak yang berada didalam genggamannya menghasilkan suara yang mengerikan.
Perempuan itu seperti memiliki ambisi yang kuat untuk membelah tubuhku.
Sesaat kemudian, dia mengangkat tinggi-tinggi kapaknya ke atas, dan berlari ke arahku.


"MATI..."








"ARGH!"











Aku menahan kapaknya tepat saat berada di atas kepalaku, serta tetes darah yang berasal dari kapaknya itu mengenai tubuhku. Dengan sekuat tenaga aku keluarkan untuk merebut kapak itu dari tangan nya. Tapi, aku gagal dengan misi kecilku itu, kapaknya malah terlempar dengan jarak yang terbilang cukup jauh. Saat aku ingin mengambilnya, perempuan itu mendekap diriku dengan erat bahkan rasanya sangat erat, sehingga mengakibatkan aku kesulitan untuk bernafas. Mataku memerah, dan Tangisku semakin lama semakin deras. Aku rasa aku mulai putus asa.

"Ya tuhan kapan ini semua berakhir? Aku ingin segera bangun dari mimpi ini kumohon..."

"Ini Akan berakhir jika sudah ada yang menang dan yang kalah!"

Aku melihat ke bawah dan terlihat dengan jelas tangannya besar, bahkan sangat besar seperti monster kurasa. Dengan kulitnya yang berwarna putih serta abu-abu, terlebih lagi kuku nya yang aku rasa semakin bertambah panjang melukai pergelangan tangan ku.
Dalam keadaan seperti ini jelas aku tidak bisa melakukan apapun, Tenagaku sudah mulai habis bahkan hanya untuk sekedar memberontak pun tidak mampu.

Yang Aku bisa lakukan saat ini hanya berdoa karena hanya ini jalan satu-satunya, bagaimanapun aku harus segera mengakhiri ini. Aku mulai membaca ayat-ayat Al-Qur'an sambil memegang pergelangan tangan perempuan itu dengan harapan bisa melenyapkannya. Aku membacakan beberapa ayat tersebut dengan sangat lantang. Semakin kencang suaraku, semakin kencang cengkraman tanganku, semakin membuat perempuan itu merasa terbakar.

"PANAS!" Dia mulai memberontak dan berusaha melepaskan diri dari genggaman tangaku.

"Tidak semudah itu kau lepas dari cengkraman ku. Akan ku buat kau menjadi butiran-butiran debu." ujarku dengan perasaan yang mulai letih.

"GADIS PENAKUT SEPERTI MU TIDAK AKAN BISA MENYINGKIRKAN KU!" teriaknya kencang.

"Kekuatan doa ku lebih besar daripada omong kosong mu." jawabku menyela teriakannya.

Namun, energi ku rasanya mulai habis. Aku mulai merasa lemas, tapi aku tetap berdoa dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an sebisa ku. Saat aku sudah tidak kuat lagi mencengkram lengannya, dia-pun mengambil kesempatan itu untuk lepas dariku. Tapi, saat itu juga aku melihat dia mulai menghilang dan meninggalkan debu-debu halus sebagai kenangan.

Di sepersekian detik terakhir, aku menutup mataku, seseorang datang dan menutup ku dengan sebuah kain putih. Aku tidak dapat melihat jelas seperti apa rupa nya, yang jelas saat sudah tertutup sempurna aku mulai merasa sadar dan terbangun.

"Apakah beginilah akhirnya?"

Off

Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang