7. Alfasha

37 6 0
                                    

Keesokan harinya, di SMA Rakta kala.

"Rasanya gak rela kalau hanya bertemu 5 detik, Aku ingin lebih" gumamku.

Perihal kejadian kemarin aku dengan Nayra, aku sudah seutuhnya tidak peduli (pada orangnya). Sepanjang jam pelajaran berlangsung, tidak keluar sepatah kata pun antara aku dengannya bahkan hanya sekedar untuk menyapa. Bukan tidak mau bersikap seperti biasa ataupun seolah tidak terjadi apa-apa, hanya saja aku merasa kecewa karena aku berharap. Benar kata orang 'jangan berharap kalau tidak mau kecewa karena kekecewaan itu berasal dari sebuah harapan'.

Jam pelajaran hari ini telah berakhir, aku beranjak pergi meninggalkan ruang kelasku, termasuk meninggalkan Nayra. Karena hari ini adalah hari Jum'at, aku ada agenda untuk berkumpul terlebih dahulu dengan anggotaku di ruangan ekskul atau sebut saja BaseCamp (BC).

Ada sedikit harapan yang muncul di benakku untuk bisa bertemu dengan orang yang ku temui kemarin di depan ruang ekskul. Setibanya di depan ruangan yang aku tuju, tak langsung kuputar knop pintu ruangan itu, aku malah memeriksa sekeliling ku dan yap sesuai perkiraan. Walaupun aku berharap, tapi aku tak sampai mengira kalau dia benar-benar ada di sana.

Melihat dari tampilannya, sepertinya dia anak baru atau mungkin kelas 10. Rasa penasaranku semakin tinggi, aku berniat bertanya perihal dia kepada seseorang yang aku kenal di angkatan kelasnya, sebut saja namanya Clara. Kenapa harus clara? Karena dia adalah sumber informasi terpercaya, dan juga salah satu anggota ekstrakurikuler yang sama denganku.

Sesampainya di dalam ruangan yang biasa kita sebut BaseCamp, obrolan demi obrolan pun dimulai. 1 jam sudah berlalu, waktu mulai menunjukkan pukul 16.00 sore hari.

Saat anggota lain sudah mulai berpamitan untuk pulang, dan sekarang hanya menyisakan aku dengan Clara disana. Terlihat dia hendak bersiap untuk pergi, tapi aku segera menahannya.

"Bentar-bentar, ada yang mau aku omongin!" Aku menahan pergerakannya sebentar.

"Ngomongin apa emangnya, aku ada salah?" ujarnya terlihat khawatir.

"Ini di luar ekstrakurikuler, aku mau nanyain tentang seseorang." kataku agar dia tak salah paham.

"Seseorang? siapa?" tanyanya penasaran.

"Kamu tahu gak orang yang kemarin memakai Pullover Hoodie berwarna hitam, membawa novel. Kalo gak salah, sampulnya agak serem gitu. Dia terlihat dingin dengan sorot mata yang tajam." ujarku mencoba mendeskripsikannya dengan baik.

"Kayaknya aku tahu deh siapa yang kakak maksud." jawabnya sambil mengingat-ingat nama orang yang ku maksud.

"Kamu langsung tahu? Kok bisa?" Jawabku agak sedikit kaget.

"Iya, laki-laki yang duduk di tangga depan ruangan ini kemarin kan?"

Aku terkejut mendengar kalimat yang tidak terduga keluar dari mulutnya, "kok kamu tahu?"

"Jelas tau lah. Kemarin aku ke sini mau ngambil buku yang ketinggalan, dan sebelum masuk aku lihat dia di depan tangga itu lagi baca novel dengan sampul persis sama yang kakak maksud. Lalu saat aku masuk ke ruangan ini, aku lihat kakak lagi tidur, awalnya aku agak khawatir soalnya kakak kayak keliatan capek dan agak gelisah juga."

Aku tidak mempedulikan kalimat terakhir yang dia ucapkan, karena saat ini aku hanya ingin tahu tentang laki-laki itu, "jadi siapa dia?"

"Jangan berharap banyak sama dia kak, karena gak ada yang tahu banyak tentangnya. Aku hanya tahu bahwa namanya adalah Alfasha."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang