16. Kemah tahun ketiga

17 4 0
                                    

Diperkemahan tahun ketiga, saat itu aku sudah memasuki bangku kelas 9 dan tentunya aku mengikuti pelantikan menjadi anggota Dewan Penggalang (DP)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diperkemahan tahun ketiga, saat itu aku sudah memasuki bangku kelas 9 dan tentunya aku mengikuti pelantikan menjadi anggota Dewan Penggalang (DP).
Ditahun terakhir ini, aku mengikuti perkemahan bukan sebagai peserta lagi, tapi sebagai panitia. Ya, panitia nya adalah anggota Dewan Penggalang. Walaupun aku sering sekali mendapat hal yang tidak menyenangkan, tapi aku tidak menyerah untuk mengikuti kegiatan perkemahan sekolah lagi.

Sedikit cerita mengenai malam pada saat pelantikan dewan, saat itu ada agenda dimana calon dewan penggalang harus mengelilingi sekolah sendirian dan hanya membawa satu lilin sebagai penerangan.

Awal mulanya, saat itu jam menunjukkan pukul 01:00 dini hari, semua calon anggota dewan penggalang dikumpulkan dilapangan terbuka. Kami dipanggil satu persatu untuk melakukan penjelajahan diarea sekolah dengan hanya dibekali satu lilin. Namaku dipanggil, saatnya giliran ku. Aneh, aku tidak merasa takut sama sekali. Aku mengelilingi sekolah, sesuai rute yang ditentukan tanpa mendapatkan gangguan apapun. Aku berjalan dengan langkah yang terbilang cukup berani untuk anak yang sebenarnya penakut.

Aku menceritakan kegiatan ini ke ibuku, dan betapa terkejutnya aku ketika ibu mengatakan, "mungkin kamu dituntun sama sesepuh kamu, masa kamu gak takut sama sekali padahal kalo di rumah gak bisa ditinggal sendirian."

Bisa dibilang ibuku juga peka terhadap mereka yang tak berwujud, mungkin saja aku juga karena keturunan ibuku. Salah satunya dulu ketika aku sakit, ibu melihat sesosok pocong. Sosok itu mengikutinya ketika hendak membeli sarapan pada waktu subuh. Lalu beberapa hari kemudian, aku juga melihat sosok yang rupanya sama seperti yang di deskripsikan ibuku. Aku melihat nya di tempat yang sama seperti yang ibuku tunjuk, yaitu di kebun samping rumah.

- Perkemahan tahun terakhir

Perkemahan sekolah tahun terakhir ini diselenggarakan dari hari Jum'at sampai hari Minggu. Ditahun terakhir ini, aku bukan lagi menjadi peserta, melainkan sebagai anggota dewan penggalang yang berarti sebagai panitia acara perkemahan. Aku dan anggota DP yang lain berangkat ke bumi perkemahan satu hari sebelum kegiatan dimulai. Kita diharuskan menyiapkan segala keperluan untuk kegiatan diesok harinya.

Ditahun ini, lokasi area tenda perempuan dan laki-laki ditukar, yang berarti lokasi tenda laki-laki adalah lokasi dimana aku mendapatkan hal yang tidak menyenangkan ditahun sebelumnya.

Perkemahan baru akan dimulai pada hari Jum'at, tapi aku beserta anggota DP dan pembina mulai berkemah di hari Kamis. Kondisi tempat perkemahan terlihat sangat sepi, karena hanya berisikan 1 tenda anggota DP perempuan, 1 tenda anggota DP laki-laki dan 1 tenda untuk dapur.
Mau tidak mau, aku harus bermalam Jum'at di sana. Bukan apa-apa, hanya saja aku berfikir disana hanya akan ada ±20 orang, dan itu ditengah hutan yang jauh dari pemukiman warga. Malam itu malam Jum'at, malam dimana banyak dipercaya bahwa malam tersebut para lelembut keluar dan bersinggungan dengan alam manusia.

----------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------------------

Sekitar pukul 3 sore hari, aku beserta anggota dewan penggalang lainnya tiba dibumi perkemahan dibagian A (dibagian Atas). Kami segera bergegas menyiapkan tempat tersebut untuk esok hari, dimulai dari membangun tenda untuk para anggota dewan bermalam, menyiapkan lapangan untuk berbagai keperluan acara, memeriksa rute penjelajahan ke dalam hutan yang lebih aman, dan lain sebagainya.

Untungnya semua persiapan selesai sebelum waktu Maghrib tiba. Matahari terasa mulai terbenam, cahaya merah kejinggaan menyambut dengan indahnya, padahal saat itu masih menunjukkan pukul 5 sore hari.
Kami mulai berlatih untuk kelancaran upacara pembukaan besok pagi. Gelap pun tiba, aku merasa agak tidak nyaman dan pergi ke toilet terlebih dahulu.

"Aku ke toilet sebentar ya." kataku izin meninggalkan latihan sebentar.

"Mau ditemenin gak?" Seseorang menawarkan diri untuk menemani aku.

"Gakpapa sendiri aja." jawabku, merasa tidak mau merepotkan akhirnya aku memilih untuk pergi sendirian.

"Udah mau malem loh, disana juga belom dipasang lampu, yakin sendirian?" katanya meyakinkan.

"Iya, yakin 100%."

Aku langsung pergi ke toilet tanpa mendengarkan lagi ucapan mereka. Aku sebenarnya ragu, karena dari kejauhan saja terlihat toilet itu tampak menyeramkan, apalagi melihat sekeliling toilet hanya ada pohon-pohon menjulang tinggi yang menutupi sinar matahari.

Jarak aku dengan toilet itu semakin dekat, aku melihat sekelilingku.

"Ini ketiga kalinya aku datang kesini, masih sama ternyata, masih seperti tahun sebelumnya." gumamku pelan.

Terlihat ada 5 toilet yang berjajar menyampingi jalan menuju ke dalam hutan dan aku lihat seperti toilet 1-4 sudah ada yang menggunakan karena terlihat pintunya tertutup. Aku tidak berani membuka pintunya, jadi aku memilih untuk menggunakan toilet 5 saja, yang pintunya memang terbuka.
Aku masuk tanpa memikirkan apapun.

"Hah, aku haid lagi? Perasaan Minggu kemarin baru aja selesai, masa haid lagi sih!" Aku berdecak kesal.

Aku tidak menyiapkan apapun untuk hal ini, karena memang aku sudah haid dibulan ini tapi kenapa aku haid lagi. Setelah selesai, aku langsung meninggalkan toilet tanpa permisi, dan bahkan saat masuk juga tidak.

 Setelah selesai, aku langsung meninggalkan toilet tanpa permisi, dan bahkan saat masuk juga tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari Aku 'Yang Tak Berjudul'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang