LIMA BELAS

66 17 1
                                    

utamakan vote, komen, dan follow sebelum baca
karena itu bisa jadi penyemangat buat author
kalo ada kata typo tandain aja ya

HAPPY READING

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari sekolah untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Algifari menunggu Syaqila di kelasnya, namun dari tadi orang yang ia tunggu, tak kunjung terlihat juga.

"Loh, Al. Ngapain di sini? Syaqila mana?" tanya Najla bingung

Algifari seketika bingung dengan perkataan Najla tadi. Apa maksudnya, kenapa Najla menanyakan Syaqila pada nya, padahal sekarang saja dia sedang menunggu Syaqila.

"Maksud lu apa? Syaqila ga sama gue, malah gue kira dia udah balik ke kelas" jawab Algifari

"Ngga, Al. Dia ga balik ke kelas lagi setelah jam istirahat" Najla mulai merasa khawatir.

"Lu serius? Terus Syaqila sekarang kemana?" Algifari pun ikut khawatir, setelah mendengar cerita Najla.

"Ada apa?" tanya Tiara yang baru saja datang bersama Salfa

"Gawat Ra, Sal. Syaqila ngilang, setelah jam istirahat dia ga balik-balik lagi ke kelas" ucapan Najla berhasil membuat Salfa dan Tiara terkejut.

"Ko bisa? Bukannya lu sempet ngejar dia, pas Syaqila lagi debat di kantin sama cewe bebek?" kata Tiara, yang di angguki oleh teman-temannya.

Algifari menghela napas gusar. "Justru itu. Tadi gue disuruh ambil seragam ganti dia di loker, tapi di situ gue malah di panggil Bu Sarah, dia suruh gue bantuin periksa soal ulangan harian kelas 10. Setelah selesai, gue ke loker Syaqila buat ngambil baju. Tapi pas gue balik lagi ke UKS dia udah ga ada di sana, posisinya di situ udah bel, jadi gue pikir dia balik ke kelas, karena lama nunggu gue"

"Ya ampun, Qil. Lu di mana sih, jangan bikin anak orang khawatir" gumam Salfa

"Sebentar, gue telepon temen gue dulu" ucap Algifari merogoh kantung celananya, mengeluarkan handphonenya, lalu menelpon salah satu temannya.

"Lu di mana"

"Gue ada di parkiran, emang kenapa, Gi?" jawab Athar dari sebrang telepon

"Jangan dulu pulang, balik ke kelas Syaqila. Cepet"

"Oke."

Algifari mematikan teleponnya secara sepihak, lalu menaruh kembali handphonenya ke kantung celananya.

"Kenapa, Gi?" tanya Athar

"Syaqila ilang, bantu gue nyari dia" jawab Algifari

Athar dan kedua temannya cukup terkejut mendengarnya. "Ko bisa, Gi? Bukannya setelah problem kecil, dia sama lu?" tanya Athar

"Udah deh jangan banyak nanya. Gini aja deh, sekarang kita mencar, cari Syaqila di setiap ruangan sekolah" usul Tiara, yang lain hanya mengangguk dan mulai mencari Syaqila.

Mereka sudah mencari di setiap ruangan sekolah, namun nihil, Syaqila masih belum bisa di temukan. Padahal sekolah sudah sangat sepi, guru-guru juga sudah pulang.

"Gimana ketemu ga?" tanya Algifari penasaran, mereka semua menggelengkan kepalanya sebagai jawaban tidak. Sedangkan Algifari menjambak rambutnya seperti orang frustasi. "Lu di mana sih, cil"

"Gue udah cari dia di setiap kelas, tapi ga ada" ucap Noval

"Gue juga udah cari dia di perpus, toilet, tapi ga ada juga" ucap Najla

"Sebentar, kayanya ada satu tempat yang belum kita periksa, iya ga sih?" tanya Salfa, mereka semua diam sejenak mencoba memikirkan ucapan Salfa.

"Gudang." ucap yang lainnya secara bersamaan.

"Nah kan. Mending sekarang kita ke gudang" usul Salfa, mereka semua pergi ke gudang.

Sesampainya mereka di gudang, pintu gudang tersebut terkunci.

"Gimana ini? Pintunya di kunci" ucap Najla kebingungan

"Dobrak aja deh, sesekali rusak pintu sekolah" ucap Alfi memberi saran.

"Kalo di suruh ganti rugi, lu yang ganti ya" ucap Tiara, membuat Alfi melongo. "Enak aja"

Algifari tidak mempedulikan perdebatan mereka, yang ada di pikirannya saat ini hanya Syaqila. Ia segera mendobrak pintu gudang tersebut, percobaan pertama gagal.

"Bantu gue, jangan diem aja" ucap Algifari, Athar dan kedua temannya pun, ikut membantu. Percobaan kedua berhasil karena bantuan dari teman-temannya.

Algifari dan yang lainnya terkejut, melihat Syaqila terbaring, tak sadarkan diri di lantai gudang. Ia dan yang lainnya segera menghampiri Syaqila.

"Cil, bangun" ucap Algifari sembari menaruh Syaqila di pahanya, dan menepuk pelan pipi Syaqila.

"Buang-buang waktu, bawa dia ke mobil gue aja. Di sini banyak tikus, gue takut" ucap Najla, Algifari mengangguk, lalu ia menggendong Syaqila ala bridal style, dan membawanya pergi dari gudang bersama yang lain.

Setelah sampai di parkiran, Algifari segera memasukan Syaqila ke dalam mobil Najla.

"Minta minyak angin" ucap Algifari, Tiara membuka tasnya untuk mengambil minyak angin dan memberikannya ke Algifari.

Algifari mengoleskan minyak angin ke leher, hidung, dan kening Syaqila. Setelah beberapa saat, akhirnya Syaqila tersadar dari pingsannya. "Akhirnya" lega semuanya.

"Aw. Leher gue sakit banget" ringis Syaqila

"Kenapa lu bisa ada di gudang? Pingsan juga lagi" tanya Algifari langsung memberikan Syaqila pertanyaan.

"Natasya yang bawa gue ke gudang, dia juga pukul punggung gue, sakit banget anjir" jawab Syaqila. Algifari yang mendengarnya mengepalkan kedua tangannya emosi.

"Gue bakal bikin perhitungan ke lu, Nat. Karena udah coba-coba sakitin orang yang gue sayang" ucap Algifari (dalam hati).

"Udah, mending sekarang kita pulang aja. Lu pake mobil gue aja, anterin pulang Syaqila nya" ucap Najla menawarkan, namun Algifari menolaknya.

"Gue pake motor aja, udah kalian pulang, Syaqila aman sama gue, thanks udah bantu gue nyariin dia" ucap Algifari di iringi senyum tipis.

Mereka semua mengangguk, lalu pergi dari sekolah, menyisakan Syaqila dan Algifari saja yang masih berada di sekolah. Sementara itu Algifari mengambil motornya yang tidak jauh dari tempat Syaqila berdiri.

"Ayo naik" ajak Algifari, Syaqila segera menaiki motor tersebut.

Setelah merasa Syaqila sudah siap, Algifari segera melajukan motornya dengan kecepatan rendah.

"Masih sakit, ga?" tanya Algifari sedikit berteriak, karena takut tidak terdengar, oleh kendaraan lain yang berlalu lalang. Syaqila hanya mengangguk.

"Ke rumah sakit ya? Takut ada luka yang serius" ajak Algifari, namun Syaqila menolaknya.

"Gausa ka, gue baik-baik aja. Mau langsung pulang aja, ngantuk" ucap Syaqila sembari memeluk erat tubuh Algifari dari belakang dan menyandarkan kepalanya ke pundak Algifari.

Tidak lama Syaqila tertidur di pundak Algifari. Yang membuat Algifari sedikit repot, tangan kiri nya harus memegangi Syaqila yang sedang tertidur, agar tidak terjatuh. Ia juga lebih memelankan laju motornya.

sekian untuk part kali ini
see u di part selanjutnya
gimana sama ceritanya?

FRIENDZONE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang