Bab 25

8 1 1
                                    

Bab 25: Tarian Seribu Ular

"Benar saja, kamu tidak tahu malu seperti apa yang dikatakan orang luar! Murong Qi Qi, sebagai kakakmu, hari ini aku akan mengajarimu apa itu rasa malu!"

Sementara mulutnya mengatakan itu, cambuk di tangan Murong Xin Lian melesat tanpa ampun ke arah wajah Murong Qi Qi.  Melihat cambuk itu semakin dekat ke wajah tenang Murong Qi Qi, senyuman Murong Xin Lian menjadi semakin ganas. 'Ibu, hari ini, putrimu akan membunuh sampah ini untuk membalaskan dendammu!'

"Ctar…"

Saat Murong Xin Lian sedang bermimpi, wajahnya terasa sakit. Jejak darah di bawah mata kirinya mencapai sudut mulutnya.

Apa?! Cambuk itu benar-benar berputar dan mengenai wajahnya sendiri! Apa yang sedang terjadi? Murong Xin Lian menyentuh rasa sakit yang membakar di wajahnya dengan ekspresi heran.

"Aahh!"

Su Mei menutup mulutnya dan berteriak kaget.

"Nona kedua, saya tidak menyangka ternyata Anda memiliki kecenderungan masokis dan suka mencambuk diri sendiri. Mungkinkah Anda menyukai menyiksa diri sendiri seperti itu? Jika demikian maka calon suami Anda akan sangat bahagia."

Masokisme? Di kepala Murong Qi Qi, sebuah gambaran segera muncul tentang Murong Xin Lian yang mengikat Longze Jing Tian seperti pangsit nasi. Satu kaki menginjak punggungnya dan cambuk melambai di tangannya. Mulutnya berteriak 'panggil aku ratu'…… (bwahahaha.... maaf maaf aku gak kuat nahan ketawa)

"Kau!"

Mendengarkan Su Mei yang begitu sarkas, Murong Xin Lian tahu pasti bahwa mereka telah membelokkan cambuk ini. Kalau tidak, itu tidak akan mencambuk ke tubuhnya sendiri.

Murong Xin Lian sekali lagi mengayunkan cambuknya ke arah Murong Qi Qi. Cambuk lembut itu bergerak seperti ular yang menari di udara dan menuju ke arah Murong Qi Qi. Ketika cambuk itu berjarak satu inci dari Murong Qi Qi, tiba-tiba cambuk itu seperti menabrak dinding transparan dan sekali lagi memantul kembali.

Kali ini, Murong Xin Lian menggunakan lebih banyak kekuatan. Hasilnya juga lebih menyedihkan dari sebelumnya. Berapa banyak usaha yang dia gunakan, semuanya kembali ke tubuhnya sendiri. 'Ctarr', sekali lagi terdengar. Di wajah kanan Murong Xin Lian muncul bekas luka cambuk yang simetris dengan pipi kiri. Kalau dilihat, itu seperti angka 'delapan' (八) yang terbalik.

"Hehehe..., Kakak kedua, bukankah kamu selalu peduli dengan penampilanmu?  Stimulus apa yang kamu terima sehingga 'tidak menginginkan muka' lagi (maksudnya dia jadi tidak tahu malu)?"

Kata 'tidak menginginkan muka' yang diucapkan Murong Qi Qi akhirnya membuat marah Murong Xin Lian.

"Dasar sampah, kaulah yang tidak menginginkan muka! Skandal tentangmu dan Tuan Muda Lian sudah lama menyebar ke seluruh ibu kota. Aku ingin melihat bagaimana kamu akan menghadapi orang lain di masa depan! Kenapa kamu tidak mati saja? Jika kamu takut mati, aku tidak keberatan memberimu bantuan!"

"Hmm…"

Murong Qi Qi mengulurkan tangannya sambil tertawa. Su Yue segera menggosok jari-jarinya yang terkena noda jus, membersihkan dengan sapu tangan basah.  Kemudian Su Yue dengan hati-hati mengusapkan krim putih secara merata pada tangan nona-nya.

Tindakan Su Yue membuat Murong Xin Lian tanpa sadar membandingkannya dengan pelayan miliknya. Sebagai perbandingan saja, dia semakin membenci Murong Qi Qi.  Dia tidak menyangka orang-orang yang melayani sampah ini akan memperlakukan majikannya dengan baik. Apa yang bisa dia lakukan atau apa yang sudah dia lakukan sehingga orang-orang melayaninya sampai seperti ini?

"Kakak kedua, jika dibandingkan, nampaknya orang yang mencoba menjebak kakak dan adik kandungnya-lah yang bahkan lebih tidak menginginkan muka lagi!  Atau haruskah kita mendirikan panggung di ibu kota agar orang-orang di ibu kota bisa menghakimi siapa yang lebih tidak punya muka?"

Istri Emas Kesayangan Sang Pangeran IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang