Bab 19 Kevin Pulang

9 4 1
                                    

SATU TAHUN KEMUDIAN

"SAYA TERIMA NIKAHNYA TANIA MAHARINI DENGAN MAS KAWIN UANG SEBESAR SATU JUTA DAN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI."

"SAH?"

"SAHH."

"ALHAMDULILLAHIROBIL'ALAMIN." Dilanjutkan dengan doa yang biasa dibaca oleh penghulu.

Tania resmi menjadi istri Dafa dan Dafa resmi menjadi suami Tania. Tania tidak pernah menyangka bahwa Dafa yang akan menjadi suaminya, namun, kesetiaan Dafa yang selalu menemani Tania di saat suka maupun duka dan selalu membantu Tania saat dibutuhkan serta bisa menggantikan sosok Kevin dalam hidup Tania, membuat ia yakin untuk menikah dengan Daffa.

Pernikahan itu diadakan di Jakarta tempat, di mana Tania dan Dafa dibesarkan. Mereka kembali ke kampung halaman, karena mereka rasa tak bisa meninggalkan tempat kelahiran selamanya, bagaimanapun juga tempat itu mempunyai banyak kenangan yang tak bisa ditinggalkan.

"Yeee, akhirnya sahabat gue nikah juga gue seneng banget lihat lo bahagia," cengir Nala.

"Kapan, lo, nyusul gue? cepetan, deh, ntar keburu tua," cibir Tania, ia terlihat sangat ceria.

"Ihh, sabarlah, namanya juga belum datang jodohnya, ntar kalau datang pasti gue bakal nikah, kok," jawab Nala dengan monyong bibirnya.

"Ihh, dimonyongin bibirnya." Tawa kecil Tania dan Dafa. "Gue tunggu, lo, ya." Mereka tertawa bersama.

Akhirnya suasana yang seperti inilah yang mereka impikan bisa terwujud, setelah sekian lama Tania hanya bekerja keras untuk mencari uang dan inilah titik hasil dari lelahnya.

"Sekarang rencana, lo, ke depan apa, Tan?" tanya Nala menge-ataskan kedua alisnya.

"Gue bakal menetap di sini, soalnya uang yang gue kumpulin juga udah cukup, terus di sana juga udah ada pengganti gue dan karyawan tante Laras juga semakin banyak jadi gue bisa tenang untuk ninggalin butik tante Laras."

"Jadi, lo, bakal mulai ngebangun butik impian, lo, disini, Tan?" tanya Nala dibalas dengan anggukan Tania.

"Huhu, seneng banget gue akhirnya sahabat gue bisa sukses meraih impiannya." Sembari mencubit pipi Tania.

"Iya, Alhamdulillah, ini juga berkat Daffa yang selalu ngebantu gue." Nala melirik Dafa dengan senyum jahilnya.

"Daf, jaga sahabat gue baik-baik, ya, jangan sampai, lo, nyakitin dia!" seru Nala dengan menyenggol bahu Dafa.

"Oke, siap bos." Dafa memberikan hormat pramukanya.

SATU BULAN KEMUDIAN

Pembangunan butik Tania telah dimulai. Batu bata, semen, pasir, dan bahan bangunan lainya telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Pembangunan yang bertempat tak jauh dari rumah Tania sengaja di pilih karna tempat yang strategis serta memudahkan Tania untuk pulang pergi dari rumah. Hal itu juga didukung oleh Dafa dan Nala, bahkan Nala ikut berinvestasi pada butik Tania.

TUJUH BULAN KEMUDIAN

Tania dan Dafa sedang memandangi bangunan berdiri tegak yang telah mereka tunggu selama tujuh bulan terakhir ini. Tania dengan perut buncitnya itu sedikit terharu dengan apa yang ada di depannya, yaitu butik yang bertuliskan papan nama 'Butik Tafa' dengan gambar busana serta kata-kata penjelasnya. Dafa melingkarkan tangan pada perut Tania, "Akhirnya impian kamu tercapai juga, Sayang," ucapnya.

'Butik Tafa' tidak hanya berisikan busana jahit dan gaun saja, melainkan berbagai busana jadi dari pabrik. Tania juga melengkapinya dengan kurir yang dapat mengantar barang jual pada pelanggan, sehingga memudahkan konsumen untuk membeli secara online. Tania juga memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menjadi reselernya, guna memperluas pemasaran serta pengenalan produk. Sistem seperti itulah yang membuat bisnis Tania bisa berkembang pesat walau butik Tania tergolong baru.

*********

"Akhirnya gue bisa pulang juga setelah sekian lama," ucap seorang laki-laki yang baru turun dari bis.

Perawakan yang tak asing serta kacamata yang menjadi ciri khas pria ini, tidak lain dan tidak bukan ia adalah KEVIN ADI PUTRA. Seorang kekasih Tania yang selama ini tak ada kabar. Sepertinya Kevin akan menetap di Jakarta, hal itu bisa terlihat dari koper besar yang ia bawa dan ekspresi bahagia seakan semua masalahnya telah selesai. Dari terminal, Kevin pulang menuju panti asuhan tempat ia dibesarkan.

"Bu Asih!" teriak Kevin dari kejauhan pada ibu panti yang sedang menyiram tanaman.

"Kevin?" ucap Bu Asih melepaskan selang yang sedang ia pegang.

Kevin pun berlari menghampiri Asih dan segera memeluknya. Mereka saling melepas rindu yang sudah lama tak mereka luapkan.

"Akhirnya kamu pulang juga, Vin. Ibu bener-bener kangen banget sama kamu, kamu jarang ngabarin, sih!" cerca Asih.

"Iyah, Buk, maap, ya." Senyum kudanya tak pernah ketinggalan.

Mereka pun masuk bersama. Namun tak beberapa lama kemudian Kevin keluar dengan membawa beberapa oleh-oleh yang ia bawa dari Bogor.

"Kevin! kamu mau kemana? ini baru ibu buatin tehnya!" teriak asih yang melihat Kevin telah menaiki motor yang ada didepan rumah.

"Mau jalan-jalan, Buk!" jawab Kevin sudah melaju dengan motornya. Padahal Asih belum sempat cerita apa yang terjadi saat Kevin berada di perantauan.

Kevin dengan santainya mengemudikan motor menuju rumah Tania. Ia terkejut saat sudah berada di depan rumah Tania, karna banyak yang berubah, "wahh, rumah ayank udah di renovasi, nih, dia gak pernah karna mungkin gue yang jarang ngehubungin dia kali, ya?" gumamnya.

TOK TOK TOK

"Permisi, Tanianya ada?" tanya Kevin pada seorang laki-laki yang membukakan pintu. laki-laki itu adalah Dafa.

"Ohh, Tania sedang ke pasar belanja bahan dapur. Mungkin sebentar lagi juga pulang. Silahkan tunggu di dalam." Dafa mempersilahkan Kevin untuk masuk. Ia tak menaruh curiga apapun karna sebenarnya Dafa belum pernah mengetahui wajah Kevin. Kevin pun juga tak curiga apapun karna ia masih menganggap bahwa Tania belum mengetahui apa yang terjadi. Ia hanya mengira bahwa Dafa adalah saudara yang sedang menginap dirumah Tania.

"Bentar, ya, Mas, saya tadi lagi nyetrika, saya beresin dulu, ya," ucap Dafa.

"Ohh, iya, Mas, silahkan."

Kevin sedang melihat-lihat disekeliling ruangan. Ia merasa asing dengan rumah yang sudah diperbarui itu. Namun, matanya tertuju pada sebuah foto yang aneh. Ya, foto yang terletak di atas lemari pendek itu adalah foto pernikahan. Kevin pun mendekatkan diri pada foto itu, ia kaget bukan kepalang kala melihat yang ada di dalam foto itu adalah Tania dan seorang lelaki yang membukakan pintu tadi. Matanya membelalak, memastikan sekali lagi bahwa apa yang ia lihat adalah salah. Namun, karna terlalu lama ia memelototi foto itu, tak terasa air matanya jatuh membasahi pipi. Sepertinya Kevin tak sanggup berlama-lama disana, ia segera mengusap air matanya dan segera pergi

"Lho, Mas, mau kemana? kan, Tania nya belum pulang," teriak Dafa yang melihat Kevin sudah berada di luar.

"Maaf, Mas, saya ada urusan! lain kali saja," ucap Kevin tanpa menoleh kebelakang. Ia segera pergi mengendarai motonya.

Disaat waktu yang hampir bersamaan, Tania pulang diantar oleh ojek online.

"Wahh, sayang banget tadi temen kamu udah pulang," ujar Dafa pada Tania yang baru saja turun dari motor. Dafa langsung membantu istrinya membawakan belanjaanya.

"Temen? siapa?" Sembari berjalan masuk ke dalam rumah.

"Gak tau, tadi dia buru-buru pulang pas aku lagi beresin setrikaan."

"Hah?"

"Tapi tadi dia kayak bawa oleh-oleh gitu, tulisanya 'Khas Bogor', tapi gak dikasihkan ke aku, tuh."

Langkah Tania seketika berhenti, sepetinya ia mengingat seseorang.

*******

Huhu, Kevin udah pulang, nih😨gimana ya kisah selanjutnya😰 Ikuti terus kisahnya dan jangan lupa vote dan komenya ya😉


(Hiatus)Bukan Salah Takdir Jika Kamu Bukan Jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang