Bab 3 Teman Lama

31 17 68
                                    

AAA ... BRAK ...

Motor Tania terpeleset jatuh karna menghindari kucing yang tiba-tiba lewat hingga ia tak bisa mengendalikan kendaraanya, itu juga karna genangan air yang tak terlihat sebab gelapnya malam dan kurangnya penerangan lampu. Jalanan yang kebetulan sepi itu membuat Tania harus berusaha berdiri sendiri, namun sepertinya kakinya terluka.

"Kamu gapapa?" tanya seorang laki yang baru datang entah dari mana.

"Sepertinya kakiku terluka," keluh Tania sambil memegangi pergelangan kakinya.

Laki-laki itu membantu Tania berdiri lalu dituntun ke pinggir jalan. Sebenarnya Tania agak risau karna takut ini hanya modus belaka. Tania sudah bersiap dengan gunting disaku jaketnya jika laki-laki itu punya niat buruk. Namun ternyata, dugaan Tania salah. Laki-laki itu menelpon seseorang untuk dimintai bantuan.

"Halo, Pak, mohon maaf ganggu, ini temen saya kecelakaan di Jalan Anggrek, sepertinya motornya rusak, bisa bapak kesini untuk ambil motornya?" ucap laki-laki itu ditelpon.

"Aku udah nelpon Pak Budi buat ngambil motor kamu, sekarang kamu akan aku antar ke rumah sakit deket sini," ucap laki-laki itu.

"Gak usah mas, ini cuma lecet dikit kok, mending antar saya pulang aja gimana, soalnya ibu saya sudah nungguin, takutnya dia kawatir," pinta Tania.

"Ya, udah ayo naik motorku." Laki-laki itu membantu Tania berjalan menuju motornya.

Perjalanan tinggal separuh membuat mereka tak butuh waktu lebih lama untuk sampai kerumah Tania.

"Oh, rumah kamu masih sama, ya," ucap laki-laki itu dengan laju motor yang melambat.

"Loh, kok kamu tau?" Tania membulatkan matanya, ia segera turun saat motor telah berhenti dan melihat wajah laki-laki itu.

"Loh, bentar-bentar," Tania menjeda pembicaraanya sambil berfikir, "Oo, kamu Dafa, kan, temen sekelas aku?" Tania mulai mengingatnya.

"Jadi kamu baru sadar" ucap Dafa dengan tawa kecilnya.

"Ya, kan tadi gelap, jadi gak keliatan," senyum mrisngis Tania.

"Tania, kamu baru pulang?" ucap Asti dari ambang pintu, "loh, motor kamu mana? dia siapa? kaki kamu kenapa?" cecar Asti setelah melihat keadaan anaknya.

"Bentar buk, mending kita masuk dulu deh, masa' ngobrolnya diluar begini?" ucap Tania berusaha menenangkan ibunya.

Dafa menuntun Tania berjalan untuk masuk kedalam rumah. Kini Tania dan dafa duduk diruang tamu, sedangkan Asti mengambil beberapa obat dan perlengkapanya untuk Tania.

"Makanya ibu tuh kawatir kalo kamu pulang malem ya, karna ini," sambil melihat kaki Tania.

"Tadi tuh aku ngebut biar cepet sampek rumah, ehh, malah ada kucing lewat tiba-tiba, jadi Tania jatuh buk," jelas Tania, "tapi Tania gapapa kok buk, cuma lecet sedikit. Untung ada temen Tania yang nolongin," sambung Tania.

"Terimakasih, nak," ucap Asti, "nama kamu siapa? kok bisa kebetulan ketemu sama Tania?" tanya Asti penasaran sembari mengobati luka Tania.

"Saya Dafa, Bu, saya ojek online, tadi kebetulan habis nganterin penumpang trus mau pulang, tapi di tengah jalan ketemu Tania lagi jatuh, jadi langsung saya tolongin," jelas Dafa.

"Ohh, terimakasih ya, Nak, Dafa," ucap Asti dengan lega.

"Tania juga baru sadar kalo itu Dafa tuh di depan rumah tadi buk, soalnya disana gelap, jadi gak keliatan mukanya, apalagi kita udah lama gak ketemu," celetuk Tania.

"Ya, udah kalo gitu ibu kebelakang dulu." Asti membawa obat dan perlengkapanya ke dapur.

Karna hanya tinggal mereka berdua di ruang tamu, mereka membicarakan kenangan masa lalu.

(Hiatus)Bukan Salah Takdir Jika Kamu Bukan Jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang