Bab 20 Teringat

10 4 1
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, Kevin hanya bisa menangis tak menyangka ternyata kekasih yang selama ini ia perjuangkan menikah dengan orang lain.
Kini motornya berbelok melewati persawahan menuju ke danau. Setelah memarkirkan motornya di dekat pohon, ia berjalan perlahan menuju danau yang luas itu. Kevin teringat masa lalu.

********

KRING KRING ...

Suara bel istirahat telah berbunyi.

"Tan, kita beli yang laen yok, jangan roti mulu, bosen gue," pinta Nala.

"Iya sih, gue juga ngerasa gitu." Tania berfikir sejenak.
"Ya udah kita beli mi instan cup yok," ajak Tania.

"Eits, ada yang mau nyamain ayang beb, nih," cibir Nala.

"Ihh, katanya lo bosen sama roti, giliran gue ajak beli mi malah diledekin." Tania sebel, tapi sebenarnya ia malu-malu kucing.

"Iya-iya, ya, udah kalo gitu, tunggu apa lagi," Nala menggandeng tangan Tania.

ASTAGFIRULLAH ...

Teriak Nala saat melihat wajah Kevin yang muncul tiba-tiba diambang pintu.

"Kevin, kamu ngapain sih tiba-tiba muncul, gitu," tanya Tania.

"Lagi nyariin kamu," kata Kevin dengan senyumnya.

"Ehh, jangan gitu, nanti pipinya merah lagi," cibir Nala.

"Ehh, apaan sihh." Tania tambah merasa malu.

"Oo, iya, kenalin ini sahabat aku, Andre."

"Oh, salam kenal." Mereka bertiga saling berjabat tangan.

"Ya, udah, yuk, kekantin," ajak Kevin.

SAMPAI DIKANTIN

"Kalian mau pesen apa, biar gue yang bilang," ucap Kevin.

"Yee, gue kira mau dibayarin," ledek Andre.

Kevin hanya tersenyum meringis, sedangkan Tania dan Nala tertawa.

"Aku sama Nala mau mi instan rasa baso," ucap Tania.

Kevin berfikir sejenak lalu tersenyum, "Ok!"

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

"Btw, kerjaan kamu apasih, Tan, kok kayaknya kamu sibuk banget?" tanya Kevin dengan membawa empat cup mie instan yang sudah matang.

"Aku ikut dibutik budeku, kerjaanku disana pasang payet sama menyulam, sedangkan kalo dirumah aku menjait baju. Kalo pas libur sekolah kadang aku juga ikut merias budeku," jelas Tania.

"Wihh, duitnya banyak donk," ucap Kevin.

"Tapi aku harus tetep berhemat, soalnya uang yang aku kumpulin itu buat bapakku yang lagi sakit keras," jawab Tania.

Kevin mengangguk faham. "Bapak kamu sakit apa, lalu ibu kamu?" cecar Kevin.

"Dia sakit jantung dan liver, tiap minggu harus kontrol. Ibuku jualan dipasar, uangnya hanya cukup untuk kebutuhan rumah," jelas Tania.

"Ohh, gitu, ya, semoga bapak kamu cepat sembuh ya." Kevin menepuk bahu Tania.

"Aamiiin, makasih," jawab Tania.

"Kita gk beda jauh kok, aku dari kecil tinggal dipanti asuhan karna orang tuaku meninggal dan aku tidak punya sodara deket," jelas Kevin. "Tapi bedanya aku cari uang bukan untuk orang lain," sambungnya lagi.

Tania mengangguk.

Obrolan itu berlanjut dengan menceritakan kehidupan masing-masing.

KRING KRING ...

(Hiatus)Bukan Salah Takdir Jika Kamu Bukan Jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang