“Tidak semua hal di dunia ini bisa kau miliki.”
Ningning berujar pelan lalu melingkarkan tangannya pada leher Jay. Bukan untuk menggoda, tapi ia sungguh tak bisa jika harus menahan berat tubuhnya lebih lama. Jay membawa Ningning berbaring pada sofa dengan perlahan. Perempuan itu nampak tak nyaman.
“Aku menikahimu agar aku bisa mendapat semua hal yang tadi kau sebutkan.”
“Kurasa itu sudah cukup.”
Jay tetap berada di atas tubuh Ningning, jemari tangannya menangkup wajah istrinya dan mempertemukan lagi bibir ranum tersebut agar bisa saling berbagi kehangatan. Begitu terlepas, Ningning menghadiahi beberapa kecupan ringan di wajah suaminya. Dalam remang-remang dia mengulas senyum yang tidak biasa. Membuat Jay bertanya-tanya apa yang menjadi alasan Ningning menarik bibir selebar itu.
“Aku paham.” Matanya menyala berbeda malam ini. Lebih hidup dan memiliki nafsu. “Jadi maksudmu kau jatuh hati padaku?” Tawa itu muncul hampir tanpa suara. Hanya kekehan di mulut yang terbahak tak terduga. “Kau mencintaiku, Jay?” Pada akhirnya dia mengeluarkan suara tawanya.
Jiwa terkuat Jay goyah menyaksikan perasaannya ditertawakan. Ningning berperilaku tidak semestinya, atau inilah sisi dalam perempuan itu yang sebenarnya. Jay telah mencintai sisi yang salah dari orang ini. Sekarang dia dihadapkan oleh kenyataan pahit bahwa orang yang membuatnya jatuh hati tidak ada. Hanya tersisa kebohongan yang ditelan kenyataan.
Gelak tawa darah kotor itu menyakiti pendengarannya. Tidak ada manusia yang kuat menahan patah hati di dunia ini. Apa yang dilihat hanya kebohongan untuk menghibur diri sendiri. Manusia sebenarnya lemah, tapi sombong berlagak semua baik-baik saja. Patah hati itu bukan perkara yang dalam sekejap dapat dimusnahkan. Kita semua memang ditakdirkan lemah akan hal itu.
Ningning mendorong tubuh Jay agar menyingkir dari atasnya Tidak ada malam panjang penuh senggama. Hanya ada penghinaan. Jay masih sulit menerima kenyataan bahwa dirinya sedang jatuh cinta. Begitu menyadarinya, ia langsung dibuat patah hati karena memberikannya pada Ningning.
Dunia ini pasti membencinya. Di samping itu, senyum licik pada bibir Ningning masih belum luntur. Ia memakai pakaiannya kembali dan membiarkan kausnya masih menggantung berantakan. Ningning merogoh kantongnya, menemukan bungkusan rokok yang tinggal beberapa batang. Membakar ujungnya lagi dan menghisapnya penuh nikmat.
Ia duduk bersandar pada sofa yang ada di ruang kerja Jay dengan santai. Ningning selalu ingin melakukan ini setelah bersenggama, pada akhirnya dia bisa melakukannya. Punggungnya bersandar ringan, kedua kaki ditumpukan. Menikmati obat yang merangsang ringan kepalanya sambil mengamati orang putus asa di sebelahnya. Inilah wujudnya yang sebenarnya. Kenyataan pahit yang harus Jay telan mentah-mentah.
“Kau harus merasakan didikan klanku, Jay, agar kau paham arti semua ini,” tambahnya menyodorkan rokok. Jay merasakan pening yang kuat di kepalanya. Akhir-akhir ini dirinya lebih sering sakit kepala dan semua itu karena Ningning.
“Ningning—” Jay berusaha menyela ketika berhasil memakai kembali pakaiannya asal.
“Kau sudah melihat segala luka di tubuhku. Jika kau paham maksud penjelasan Nicholas, maka kau juga akan paham bagaimana hancurnya keluargaku. Menakjubkan, bukan?” Sulit bagi Jay untuk memahaminya. Namun, sedikit-banyak ia mengerti bahwa apa yang diperlihatkan Ningning selama ini hanyalah kebohongan.
“Aku tidak mengada-ngada.” Istrinya itu bisa membaca pikirannya.
“Nicholas tidak berbohong saat menyebutku sebagai pecandu, ibuku yang bunuh diri, ayahku yang menjadi dalang pembunuhan berantai, sampai pamanku yang ingin mengorbankanku untuk dipekerjakan di bar malam. Menurutmu, apa aku pantas mendapat semua ini?” Ningning bertanya lembut. Ia mengembuskan nafas sekaligus asap dari rokoknya.
“Mari buat ini menjadi mudah. Pernikahan kita akan berlangsung satu bulan lagi, tidak lebih. Itu akan berjalan dengan cepat jika kau tidak berulah. Ayolah, aku tidak punya sisa kesabaran lagi untuk tunduk dalam kekuasaan tua bangka itu.”
“Apa maksudmu, Ning?”
“Pamanku memberi waktu satu bulan. Bersikap baiklah, bukannya kau tidak ingin aku pergi? Mari habiskan waktu bersama selama satu bulan dengan perasaan bahagia.”
“Apa yang akan kau lakukan? Dan, apa yang terjadi setelah satu bulan itu selesai?”
Jay sangat tidak menyukai batas waktu, padahal ia yang menawarkan kontrak kerja mengatasnamakan pernikahan selama enam bulan. Apa yang membuat mereka mempunyai batas waktu?
“Walau aku tahu, aku tidak akan memberitahumu. Jika kau masih bersikap menjengkelkan seperti sebelumnya, maka kau menyia-nyiakan satu bulan kita.”
“Aku tidak ingin hanya satu bulan. Aku menginginkanmu, Ningning!”
“Jangan egois. Memangnya kau berani membayar berapa untuk nyawaku?”
•••
Nicholas kembali menyusuri langkah menuju ruang kerja Jay tak lama sejak dokter pribadi keluarga ini pamit pulang. Saat sampai pada ambang pintu dan memegang knopnya, tiba-tiba ia merasa ragu. Kemudian Nicholas putuskan untuk menelfon Jay lebih dulu sebelum masuk ke dalam, tapi panggilannya bahkan tak menunjukkan tanda tersambung.
Drrrttt..
Di saat yang bersamaan sebuah panggilan dari nomor asing masuk ke ponselnya. Nicholas melirik sekali lagi pada pintu ruangan Jay sebelum menghembuskan napas dan berjalan menjauh untuk mengangkat panggilan tersebut.
“Ningning kembali?” tanyanya sebagai salam pembuka.
“Ya, begitulah. Sekarang mereka sedang bicara berdua di ruang kerja Jay.”
“Kau percaya jika mereka hanya saling bicara di sana? Pasti atmosfernya sangat panas. Tak apa, pengantin baru biasanya memang begitu. Jangan ganggu mereka.”
“Oke.”
“Baiklah, aku menelponmu hanya untuk memastikan keberadaan anakku. Nanti akan ada banyak permasalahan, aku harap kalian sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk.”
“Kei, aku ingin bertanya serius.”
“Apa?”
“Jika anakmu tak berhasil mengakhiri semua sandiwara ini dalam satu bulan ... mimpi buruk apa saja yang akan terjadi?”
•••
catatan:
Yah, ditolak ternyata. Ning masih belum cinta sama Jay. Atau, mungkin sebenernya udah tapi takut Jay kenapa-kenapa? 🌝
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind (멀어) ; angrybao [✓]
Action"Pecandu yang kau hina barusan adalah istriku." *** Selain bertugas sebagai agen sindikat penjualan obat-obatan terlarang, Ningning juga lihai dalam hal mengiris daging setipis mungkin. Tak peduli apakah itu daging ikan, sapi, atau manusia sekalipun...