Tolong dibaca sampai selesai karena ada catatan kecil dari aku untuk kalian yang menemani ‘Blind’ dari titik terendah~
•••
Aku pernah mengatakan pada Jay bahwa hidup ini bukan video game yang menyenangkan. Sebelum sempat menyelesaikan tiap babak sandiwara, kami bisa mati. Tetapi, kami diberi kesempatan untuk mencobanya. Aku selalu memikirkan kematian ketika menjalani pernikahan ini. Aku lantas bertanya padanya apa pernah sekali saja ia membayangkan bagaimana kelak kami akan mati?
Saat itu Jay terdiam tak bisa menjawab pertanyaanku.
Mungkin memang benar aku hanya bisa mati satu kali dalam hidup ini, tapi aku selalu merasa dilahirkan kembali saat napasku beradu dengan napasnya. Saat dia mengecup kelopak mataku dan berkata mencintaiku, saat lidahnya menyusuri leher jenjangku, saat dia menyebutkan namaku berulang di tengah kegelapan ruang. Aku mencintainya. Sebuah kebenaran yang awalnya aku tepis dengan kasar.
Sekarang aku tidak akan menghindar. Aku tak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk kedua kalinya. Seorang pecandu yang hidupnya rusak sepertiku masih diberikan kesempatan untuk mencintai seseorang sebegini dalamnya. Aku bersyukur ... terlebih sejak kehadiran satu malaikat kecil di tengah-tengah rumah tangga kami, kebahagiaan ini terasa begitu lengkap dan sempurna. Keraguan dan ketakutan itu perlahan-lahan sirna terganti oleh kebahagiaan yang tiada habisnya.
Aku menatap matanya lagi, menyatukan bibir kami dan mengalungkan tanganku pada lehernya.
Bayi berusia empat bulan itu masih terpejam lelap di dalam box bayinya. Aku melirik-lirik cemas takut ia terbangun karena terganggu dengan kebisingan yang kami buat. Jay memelukku erat-erat.
“Jika nanti James terbangun lagi, aku yang akan mengurusnya. Kau pucat, Ning. Ingin pergi ke rumah sakit besok?”
Astaga, ternyata dia mengkhawatirkan kondisiku. Akhir-akhir ini James sangat rewel. Aku sedikit kesulitan membagi waktu antara menjaga anakku dan mengurus suamiku di saat yang sama. Sejujurnya aku bisa merasakan tubuhku pegal dan sakit.
Aku menggeleng sebagai jawaban, lalu mengecup ujung bibirnya sekilas. “Aku mencintaimu.”
Jay balas mengelus rambutku dan membaringkan tubuhku di atas ranjang. Dia mencium kedua pipiku dan meninggalkan bekas gigitan kecil yang membuat aku tertawa kecil. “Aku jauh lebih mencintaimu, Ning. Juga James, kalian berdua adalah pusat kehidupanku.”
Jay memang tak pernah kehabisan cara untuk membuatku semakin mencintainya. Ada begitu banyak rasa sakit yang kami lewati, juga yang menanti kami di masa depan. Tapi, aku yakin segalanya akan berlalu dengan semestinya walau tak selalu berakhir dengan kebahagiaan.
Terima kasih, Jay, karena sudah melewati saat-saat ini bersamaku. Aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu. Aku berharap kisah kita tak akan pernah berakhir.
|
E P I L O G
멀어 ‘Blind’ (✓)Akhirnya perjuanganku selama 45 hari terbayar tuntas. Adanya bagian 'epilog' ini menjadi langkah terakhir dalam versi keseruan wattpad. Semoga kelak kita bisa bertemu dalam bentuk fisik 'Blind' yang bisa didekap erat. Mari berharap yang terbaik! Sekalipun nanti hasilnya belum sesuai rencana, tapi aku bangga bisa namatin cerita ini.
Ini semisalnya aja, nih. Kalau Blind tembus jadi pemenang, kalian mau beli bukunya tidak? Aku bakal kasih banyak bonus bab daily life antara keluarga Park dan Klan Koga ... parenting James juga pastinya 🙌
Sebelum itu aku ucapkan terima kasih banyak ... berkat kalian Blind pernah menduduki tiga besar di babak semifinal setelah sempat hampir terkena eliminasi. Banyak suka-duka di sini. Bohong kalau aku bilang gak sedih saat lihat sepinya timbal balik, tapi kalau aja aku berpatokan angka, cerita ini nggak akan pernah tamat :)
Dengan bagian ini ‘Blind’ resmi selesai pada tanggal 15 Januari 2024.
Sampai bertemu lagi di karyaku yang lain!
Tertanda,
vnilabbybluess-
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind (멀어) ; angrybao [✓]
Action"Pecandu yang kau hina barusan adalah istriku." *** Selain bertugas sebagai agen sindikat penjualan obat-obatan terlarang, Ningning juga lihai dalam hal mengiris daging setipis mungkin. Tak peduli apakah itu daging ikan, sapi, atau manusia sekalipun...