멀어 39

391 56 2
                                    

Nicholas pernah menanyakan pada Kei, mimpi buruk apa yang akan terjadi bila pernikahan Jay dan Ningning tak berakhir dalam waktu satu bulan. Lelaki itu hanya menjawab, “memangnya apa yang lebih buruk dari kematian?” Itu benar. Nicholas tahu sebentar lagi akan terjadi pertumpahan darah.

“Kita harus ke Jepang sekarang.”

“Kenapa?” Jay menaruh atensi lebih. “Anak buahmu bilang Ningning ada di sana?” sambungnya.

“Kau tidak ingin menemuinya?” Nicholas malah balik bertanya. Perilaku Jay semenjak keluar dari rumah sakit dua minggu lalu berubah drastis.

“Untuk apa?” Jay berdecak kesal. “Dia berbohong soal kematian Ayahku, kontrak kami juga sudah berakhir, tapi kau tenang saja, Ning akan mendapat seluruh bagian yang kami sepakati.”

“Kau yakin hubungan kalian hanya sebatas itu? Ada apa denganmu? Apa Taki sudah mencuci otakmu?” Nicholas geram, dia merebut gawai di tangan Jay. “Apa pun yang pemuda itu katakan, bukan kebenarannya, Jay. Aku yang lebih tahu bagaimana Ningning hidup selama ini.”

“Ningning tak pernah mencintaiku. Dia hanya menjalankan misi dari keluarganya untuk merebut semua bisnisku setelah aku mati!”

“Keparat!” Nicholas mencengkram erat kerah kemeja Jay dengan tatapan tajam. “Itu tidak benar. Kenapa otakmu mudah sekali dibodohi?!”

Bruaggh!

“Kau tidak berhak berteriak di depan wajahku, Nicholas!” Jay melayangkan tinjuan pada rahang anak buah kepercayaannya tersebut. “Dia hanya perempuan yang sejak kecil sudah rusak! Kenapa kau mati-matian membelanya!”

“Sialan betul bicaramu, bangsat. Tubuhnya memang rusak, tapi perasaannya tidak.” Nicholas tak pandang bulu walaupun Jay adalah bosnya. Dia balas meninju leher Jay.

Ningning mencintaimu, Jay! Dia tak pernah mengatakannya karena takut menghancurkan hidupmu!”

“Omong kosong!” Jay meludah kasar. Darah bercampur di dalamnya. “Kalau dia mencintaiku, seharusnya dia kembali di sisiku. Dia tak akan menghilang seperti ini! Saat aku sadar dari kritis, apa dia ada di sana? Tidak!”

“Apa pernah kau berpikir jika sekarang dia juga sedang berjuang antara hidup dan mati?!”

Pertanyaan Nicholas membuat Jay tertegun. Nicholas berhenti meninju wajahnya dan memilih menjauh beberapa langkah karena takut kembali kehilangan kontrol emosi. Apa pernah? Jay terus bertanya dalam hati. Ia terlalu mudah terhasut oleh perkataan Taki, sampai-sampai tak melihat kejadian ini dari sisi yang lain.

“Saat kau bangun, masih ada Ibumu. Dia merawatmu dan menjagamu sampai benar-benar pulih. Ningning? Apa dia punya seseorang untuk melakukannya?” Nicholas sedari dulu memang begitu, sangat pandai bicara dan meyakinkan Jay saat mengambil keputusan.

“Kau sudah melihat bagaimana hancurnya keluarga istrimu. Kau membelanya mati-matian saat dihina oleh Ibumu, kau juga dengan bangga memperkenalkan Ningning di depan orang-orang sebagai pendampingmu. Sekarang? Kau kehilangan kepercayaan diri, Jay? Apa cinta di hatimu sudah habis?” Nicholas tersenyum miring, cenderung meremehkan tekad Jay yang mudah redup.

“Sebentar lagi kau akan menjadi Ayah, tapi kau tidak mengakui keberadaan istrimu sendiri. Miris sekali.”

“Apa?”

Nicholas tertawa lagi, kali ini benar-benar terdengar puas dan nyaring. “Lihat? Kau masih peduli padanya. Jangan membohongi diri, dasar munafik. Jika kau tidak mencintainya, kau tidak akan memedulikan ucapanku.”

Jay menjadi ikut terpancing. “Brengsek, cepat katakan apa maksud perkataanmu!”

“Kau belum membaca suratnya?” Melihat raut wajah Jay yang kebingungan membuat Nicholas dengan malas melanjutkan, “surat pemeriksaan kandungan yang ada di laci kamarmu. Ningning menyelipkannya di sana sebelum insiden di mansion.”

Blind (멀어) ; angrybao [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang