20

4.1K 182 7
                                    

***
Salma menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan, berulang.

"Bu Sinta sama Pak Rony kayak yang udah kenal lama yah" ucap Syarla yang tentu saja menarik perhatian Salma.

Tiga orang gadis cantik itu eh yang satu sudah tak gadis lagi, wanita- sedang duduk di sebuah cafe, tempat yang sudah sering mereka datangi. Saking seringnya, para karyawan disana sudah sangat hafal dengan nama dan menu pesanan rutin tiga perempuan tersebut.

"Mereka masih sodara. Nabila, adik ipar gue nikah sama adiknya Bu Sinta" jawab Salma.

Syarla dan Novia manggut-manggut.

"Hanya sebatas itu ?" Tanya Syarla. Kali ini berhasil membuat Salma dan Novia menengok sepenuhnya kearahnya.

"Maksudnya ?" Tanya Novia. Salma menyimak baik-baik.

"Yah, mereka interaksinya kayak yang udah kenal lama gituloh. Bukan kayak orang yang baru kenal dan sekedar iparan. Bukan tipikal interaksi yang karena adik mereka nikah gituloh. Paham gak maksud gue" Syarla menggigit bibir bawahnya, tak enak hati setelah mengutarakan kalimatnya barusan.

Salma tersenyum miring. Apa sekentara itu ??

"Mas Rony sama Bu Sinta satu SMA dan mereka emang pernah pacaran" timpal Salma.

"WHAAAT ??" Novia dan Syarla memekik kencang hingga beberapa pengunjung Caffe menatap kearah mereka.

Salma menghembuskan nafasnya berat.

"Bisa pelan gak ? Malu gue diliatin orang."

"Yah, Lu pikir dengar fakta semengejutkan itu kita bisa biasa aja gitu. Ini termasuk berita besar tau Sal. Ya Allah Salma..kok Lu baru cerita sih" Novia masih setia dengan tampang terkejut, heran dan tingkah hebohnya.

Syarla mengangguk mantap, setuju satu juta persen dengan apa yang diutarakan Novia.

"Gue baru tau juga..itupun bukan dari Mas Rony" nada suara Salma terdengar pelan dan pasrah.

Syarla dan Novia saling memandang, lagi. Kemudian beralih menatap kearah Salma, memintanya untuk melanjutkan ceritanya.

"Gue diceritain sama Nabila, adiknya Mas Rony alias adik ipar guem Itupun dia gak sengaja nyebut. Kelepasan"

Seketika Novia dan Syarla terdiam.

"Gue takut Nov..Syar. Gak tau kenapa gue ngerasa bego. Maksud gue, yah ternyata banyak banget hal yang gue baru tau." Salma sudah berkaca-kaca. Suasana mendadak sendu.

"Sal.."
Novia menyentuh bahu Salma.

"Lo harus percaya sama Pak Rony. Maksud gue yah dia pasti gak ada maksud untuk bohongin Lo atau nyembunyiin fakta itu. Pasti dia punya alasan kenapa dia gak cerita atau bisa jadi menurut dia itu gak penting untuk diceritain. Please Lo gak boleh mikir yang macem-macem." Nasehat Novia, terdengar bijak.

Salma menyeka air matanya yang sudah menetes.

"Nov..gue udah sesayang itu sama Mas Rony. Gue takut"

"Apa sih yang Lo takutin Sal ?" Syarla greget.

"Gue takut kalau Mas Rony ternyata belum sepenuhnya lupain Bu Sinta atau mungkin aja gue ini hanya pelampiasan. Aaaw.." Salma memekik

Syarl menyentil dahi Salma hingga membuat Salma memekik kesakitan.

"Lo bego apa gimana sih Sal..mikir Lo kejauhan. Sekarang gue tanya sama Lo, selama hampir dua bulan ini Lo nikah sama Pak Rony ada gak Lo ngerasa kalau dia cuma jadiin Lo pelampiasan atau ada gak perlakuannya yang menurut Lo itu cuma formalitas aja maksud gue bukan perlakuan yang selayaknya dilakukan oleh orang yang cinta atau sayang gitu ?"

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang