27

3.5K 252 5
                                    

***
"Nov.."

Gadis yang namanya baru saja disebut oleh Salma itu sontak berdiri.

"Gimana ?" Tanya Novi

"Emhhh..gue belom cek. Takut" jawab Salma lirih.

Novi menghembuskan nafasnya kasar. Ah, Ia greget dan gemas sekali pada Salma.

"Takut kenapa sih Sal ?"

"Kalau gue hamil gimana ?"

Novi berjalan mendekati Salma dan menyentil dahi perempuan itu hingga Salma mengaduh kesakitan.

"Aww..Nov sakit"

"Lo tuh yah Sal dari dulu bodohnya gak hilang-hilang. Yah, kalau Lo hamil bagus dong, bersyukur dikasi kepercayaan sama Tuhan bukannya malah takut. Apa yang Lo takutin coba ? Takut itu kalau hamil gak ada suami alias hamil diluar nikhgddujjh" Novi menjeda kalimatnya sebab Salma menutup mulutnya.

"Kalau ngomong sembarangan aja. Gue takut gak sanggup Nov..yah Lo tau sendiri kan gue aja ini masih belajar jadi istri yang bener. Jadi Ibu kan kudu ada ilmu dan persiapan Nov"

"Halaah..Lu kalau belum siap harusnya gak usah 'ituan' Sal. Gak siap punya anak tapi, usaha jalan. Gimana ceritanya"

Sumpah Salma benar-benar menarik nafasnya dalam-dalam mendengar penuturan Novi. Apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar sih tapi, yah gak usah diomongin sefrontal itu juga dong. Dia malu. Apalagi kalau sampai terdengar oleh orang selain mereka berdia, bisa panjang urusannya.

Eh, tapi kenapa juga Ia harus malu dan menutupinya ? Tidak ada yang salah dengan pernikahannya.

"Kebanyakan mikir lu Sal. Sini deh gue temenin. Eh, tapi ini Lu bawa testpack kesini kok bisa ? Maksud gue Lo bawa ini gak mungkin iseng-iseng aja kan ? Pasti ada sebab musababnya"

Salma berjalan menuju tepi ranjang, duduk disana yang kemudian diikuti oleh Novi.

"Sebenarnya yah sebelum kesini gue udah ngerasa agak lain dengan tubuh gue. Terus mood gue berantakan banget dan Mama malah pernah nanyain gue hamil apa gak, gak tau kenapa bisa dia nanya begitu, terus Mas Rony juga bilang kalau pipi aku   lebih berisi. Gue kepikiran Nov" terang Salma panjang lebar.

"I see I see.." Novi manggut-manggut.

"Terus gimana dong ?"

"Banyak nanya Lu Sal..sini deh gue temenin. Lo cek sekarang, biar jelas"

Novi menarik tangan Salma dan keluar dari kamar.

***
"Gimana ?"
Entah sudah berapa kali Novi mengutarakan pertanyaan tersebut.

Salma baru saja menutup pintu kamar mandi dan disambut dengan pertanyaan beruntun dari Novi.

"Gimana Sal ? Positif ? Lo hamil kan ? Eh, kalau gak juga gapapa. Lo masih muda, santai aja" cerocos Novi.

"Nov.." lirih Salma. Perempuan itu berurai air mata.

"Eh Sal, It's oke. Lo juga belum lama nikahnya. Masih banyak waktu untuk berusaha"

Novi menarik tubuh Salma, mendekapnya erat. Mengusap pelan punggung bergetar Salma.

"Gue hamil Nov hiks" lirih Salma sambil terisak.

"Hah..eh, Ya Tuhan" Novi semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Salma. Tak terasa air matanya ikut mengalir.

Keduanya larut dalam haru. Hingga sebuah suara menginterupsi keduanya.

"Eh, kalian kenapa ?" Suara Syarla.

"Sini Syar.."

Dengan wajah bingung dan herannya Syarla akhirnya ikut bergabung bersama Novi dan Salma. Berpelukan.

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang