29

3.1K 258 12
                                    

***
Disini Rony berada sekarang, duduk melingkari bara api yang sedang memanggang belasan ekor ikan, tiga ekor ayam, dan beberapa buah terong yang dibakar di bara berbeda. Rony yang menjadi sponsor dana acara makan-makan malam ini.

Yah, akhirnya malam itu Rony memutuskan untuk menginap di lokasi KKN Salma. Tadinya Rony ingin pulang saja ke Jakarta namun, Salma merengek memintanya untuk menginap.

Rony yang pada dasarnya sudah kepalang rindu kepada istri manjanya itu yah tentu saja dengan senang hati akan menuruti permintaan Salma.

***
"Salma.. angkat piringnya dikit-dikit aja. Berat. Sebagiannya nanti di angkat sama yang lain"

Ibu Hasnah berujar pada Salma yang tengah membawa satu lusin piring keramik batu. Piring dengan merk legend, Sango.

"Gapapa kok Bu. Aku bisa. Lagian yang lain juga pada ngerjain yang lain" jawab Salma.

Ibu Hasnah hanya menggelengkan kepalanya. Sejak awal beliau memang sudah melihat bahwa Salma ini anaknya agak susah dibilangi alias keras kepala.

"Siniin piringnya atau gak sama sekali ?"

Salma menggigit bibir bawahnya. Ia hafal sekali suara tersebut. Tentu saja suara Rony, suaminya.

Ibu Hasnah tersenyum kecil.

"Istrinya keras kepala Pak dosen. Sing sabar" lirih Ibu Hasnah sembari terkekeh. Perempuan beusia hampir genap 40 tahun itu akhirnya meninggalkan pasutri tersebut sembari membawa satu lusin mangkok plastik.

Dengan hati-hati Salma kembali meletakkan beberapa piring ditangannya ke dalam lemari yang pintunya masih terbuka.

"Ya Allah Ca..bingung aku tuh sama kamu. Susah banget dibilangin. Nurut dikit bisa gak ? Bahkan Ibu Desa aja nyerah sama keras kepalanya kamu ini"

Rony berdiri disamping Salma yang badannya masih menghadap lemari piring.

Rony menyentuh bahu Salma, sedikit menuntun badan istrinya untuk berbalik dan berhadapan dengannya.

Salma mengerucutkan bibirnya, manyun.

"Tapi, aku bisa kok"
Jawabnya.

"Aww Ssh.."
Salma menyentuh keningnya yang disentil oleh Rony.

"Bisa pegal tangannya ? Bisa jatoh dan pecah piringnya ?"

"Gak akan pegal kok. Aku dari tadi belum bantu apa-apa"

"Gak akan pegal tapi, kalau piringnya jatoh dan pecah terus kena kaki atau tangan kamu gimana ? Bukan dilarang bantu Caca...tapi, kira-kira dong sayang"
Tingkat kegregetan Rony sudah diubun-ubun. Ingin rasanya Ia mencubit pipi tembam istrinya ini. Ia kesal namun, gemas juga pada Salma.

"Heeem..iya deh"

"Awas..biar aku yang angkat piringnya" Salma sedikit bergeser dari posisinya, membiarkan Rony mengambil posisinya dan pria itu mengambil kembali piring-piring keramik tersebut.

"Aku juga mau"
Salma menengadahkan tangannya. Meminta Rony untuk meletakkan beberapa piring diatas telapak tangan mungilnya itu.

1
2
3
4
5
Cukup..

"Ini mah satu tangan juga bisa"

"Kalo gitu siniin tangannya yang satu biar aku gandeng sampe depan"

Seketika Salma terdiam, salting banyak.

"Eh, gak jadi"
Salma akhirnya membawa piring-piring tersebut dengan kedua tangannya. Satu tangan ternyata memang susah juga ternyata. Bisa pecah duluan piring-piring ini.

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang