28

3.7K 251 10
                                    

***
Rony memarkirkan mobilnya dihalaman rumah kepala desa.  Salma dan kawan-kawan kebetulan sedang ada di dalam  rumah membahas proker dengan Ibu Desa.

"Eh, silahkan masuk Pak !" Ibu Hasnah, Ibu Desa mempersilahkan Rony untuk masuk kedalam rumah dan ikut duduk bersama mereka.

Rony membalas sapaan dan ajakan tersebut dengan ramah, seperti biasa.

Cukup lama mereka berbincang seputar KKN dan proker-proker mereka. Sedari tadi Rony tidak menemukan keberadaan Salma.

"Dimana teman-temanmu yang lain Azlan ? Kenapa saya tidak melihat Salma dan yang lainnya" tanya Rony pada sang ketua kelompok KKN.

"Oh, baru saja Salma dan yang lainnya berpamitan pergi ke sawah Pak. Mereka tadi lewat pintu belakang. Sawahnya kebetulan persis dibelakang rumah ini" jawab Azlan.

Salma ke sawah ? Beberapa malam ini hujan turun terus-menerus, pasti jalanan menuju sana sangat becek dan licin.

"Bisa saya ikut kesana ?" Tanya Rony.

"Tentu Pak, kami juga rencananya mau kesana. Kebetulan sedang ada panen. Di sawah ramai, tetangga-tetangga sekitar rumah juga membantu disana" Ibu Hasnah berdiri dari duduknya diikuti dengan Rony dan beberapa mahasiswa yang ada disana.

***
Rony mempertajam tatapannya kearah tiga orang perempuan yang tengah asyik berfoto ria di jalan setapak ditengah-tengah sawah.

"Sal..itu Pak Rony bukan sih ? Dari tadi ngeliat kearah kita mulu" Novi sudah mulai menyadari kehadiran Rony.

Salma ikut memandang kearah yang dimaksud Novi itu. Yah, benar. Itu adalah Rony, suaminya. Matilah dia.

Rony nampak berjalan mendekati Salma dan kedua temannya.

"Gimana mainnya, seru gak ? Kalau jatuh ke kubangan disamping itu kira-kira gimana yah ?" Novi dan Syarla rasanya ingin menghilang saat ini juga.

"Maaf" lirih Salma.

Ketiga perempuan itu segera mengambil sendal masing-masing. Sendal yang sudah penuh lumpur. Kaki hingga betis mereka juga sudah penuh lumpur.

Sepanjang jalan pulang menuju rumah kepala desa Salma hanya bisa merutuki kebodohannya sambil berdoa agar laki-laki itu tidak perlu memarahinya. Iya takut tapi, juga sangat rindu pada suaminya itu.

***
Salma keluar dari kamar setelah bersih-bersih, bergabung dengan teman-temannya yang sedang mengobrol dengan Rony dan Kepala Desa.

"Jadi gimana proker kalian selama 10 hari ini ?" Tanya Rony

"Alhamdulillah semua aman Pak. Masyarakat disini juga sangat baik, kami dimudahkan sekali dalam pengerjaan proker" jawab Azlan

"Baguslah. Oh iya, karena setelah KKN kalian akan langsung magang di kantor atau instansi-instansi tertentu jadi, mulai sekarang kalian silahkan sambil mengurus segala keperluannya. Terutama untuk mahasuswa dari FKM yah. Kemungkinan di hari ke-20 KKN kalian sudah akan diarahkan untuk mengurusnya di kampus"

Syarla, Novi, dan Salma saling melirik satu sama lain. Mereka seperti memikirkan hal yang sama. Magang satu kelompok. Tentu saja

Cukup lama pembahasan itu berlangsung hingga waktu Ashar dan obrolan itu terhenti.

***
Rony meminta izin kepada Kepala Desa untuk mengajak Salma bicara di mobil. Ada hal penting yang harus disampaikan Rony kepada Salma.

"Sebenarnya ada hubungan apa Pak Rony ini dengan Salma yah ?" Tanya Kepala Desa.

Rony sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Kepala Desa barusan.

"Yah, Salma mahasiswa saya di fakultas Pak" jawabnya.

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang