16

3.3K 129 2
                                    

***
Perasaan canggung sekaligus malu tidak bisa dielak. Kenyataan bahwa Salma dan Rony sudah menikah, berada di dalam kamar yang sama, berdua, dan kamar timur yang sudah disulap khas kamar pengantin baru pada umumnya membuat Salma takut sendiri.

Salma sudah berganti pakaian, gadis itu sudah mengganti pakaiannya dengan piyama tidur polos berwarna sage dan jilbab instan warna hitam yang membalut kepalanya.

Rony masih ada di dalam kamar mandi, membersihkan dirinya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu berhasil menginterupsi lamunan Salma.

Ia berjalan ke arah pintu kamarnya dan membuka pintu . Nampak Riati disana.

"Kenapa Mah ?" Tanya Salma.

"Itu orang tua Rony mau pamit pulang. Rony mana ?"

"Lagi bebersih Mah. Mungkin bentar lagi juga selesai"

"Oh gitu, yaudah kalau udah selesai kalian susul ke bawah yah."

Salma mengangguk. Riati meninggalkan Salma yang kembali masuk ke dalam kamar.

***
Salma dan Rony mengobrol sebentar dengan kedua orang tua Rony di ruang tamu. Beberapa orang masih berlalu-lalang membereskan beberapa printilan bekas pesta. Belum semuanya, hanya dicicil sebagian dibereskan. Mengingat malam sudah larut sekali.

"Yaudah, Bunda sama Ayah balik ke rumah yah. Nanti besok pagi sebelum balik kita kesini lagi. Kalian juga istirahat, ini Bunda sama Ayah juga mau istirahat. Capek banget" Bunda Rony berucap sambil memeluk Salma, menantunya.

"Iya, Bun. Makasih yah Bun"

Bunda Rony tersenyum dan mengangguk dan beralih merangkul bahu anak sulungnya.

"Bunda pamit yah Nak, baik-baik yah kamu disini. Jangan lupa boyong Salma ke rumah juga"

"Insyallah Mah"

Kedua orang tua Rony berpamitan dan segera berlalu.

"Kalian udah makan ?" Tanya Wandi.

"Belum" jawab Salma.

"Yaudah, makan dulu. Ajak suaminya makan Ca. Mamah sama Papah mau langsung istrahat. Capek banget" titah Wandi.

Wandi dan Riati berlalu meninggalkan Salma dan Rony.

"Mas Rony..kita makan dulu yah ?" Nada Salma agak canggung.

"Iya, Ca. Mas emang lapar dari tadi"

"Ya Allah Mas. Kenapa baru bilang ?"

"Gak enak, lapar di rumah orang."

Salma mendengus.

"Ini rumah kamu juga. Gak usah sungkan"

"Ini rumah orang tua kamu Ca"

"Terserah Mas..udah ih"

Salma menarik salah satu tangan Rony, membawanya ke dapur.

***
Salma menyendokkan nasi dan beberapa lauk ke dalam piring Rony.

"Segini cukup ?"

"Iya, ini udah cukup"

Rony belum mulai makan Ia justru menatap Salma. Heran, pasalnya Salma justru tidak menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.

"Kamu gak ikut makan Ca ?"

Salma menggeleng.

"Loh, kenapa ? Kamu juga belum makan loh seharian ini. Terakhir seingatku kamu makan pasca akad"

"Aku belum lapar"

"Ya Allah Ca..seharian ini kamu baru makan sekali dan kegiatan kita hari ini itu padat dan bikin capek banget. Bisa-bisanya kamu bilang gak lapar. Makan yah, nanti kamu sakit"
Rony mode bawel.

Salma justru tersenyum mendengar ocehan Rony.

"Kamu bawel banget yah ternyata Mas. Lucuu hihih" ucap Salma dengan santainya.

Rony nampak gelagapan, salah tingkah.

"Eh, maaf yah. Tapi, serius Ca. Kamu makan yah, nanti kamu sakit" pinta Rony lagi.

Salma mengangguk.

"Iya, tapi, sepiring berdua aja yah. Aku malas kalau harus nyendok-nyendok lagi"

"Anything for you sayang"

Blusssh...

Ini Rony benaran yah baru sehari jadi suami entah sudah berapa kali membuat Salma salting dan kehabisan kata karena sikap manisnya.

Mereka pun mulai makan. Rony mengangkat sendoknya dan mengarahkannya ke depan mulut Salma.

Salma membuka mulutnya. "Makasih Mas sayang" gantian Rony yang dibuat gelagapan dan salah tingkah.

Salma berteriak dalam hati. Sumpah suaminya lucu sekali kalau lagi salah tingkah begitu hahaha.

"Ini kali yah defenisi makan cinta ? Hahah" kelakar Salma yang membuat Rony ikut tertawa. Dalam hati Ia membenarkan, yah mungkin ini defenisi makan cinta.

***
Salma dan Rony sudah siap untuk tidur. Mereka sudah berbaring di posisinya masing-masing.

Jantung Salma rasanya mau copot, kali pertama berada satu ranjang dengan lawan jenisnya, selain dengan ayahnya.

Tidak jauh berbeda dengan Salma, Rony pun demikian. Sedari tadi Ia juga berusaha mati-matian mengendalikan kegugupan dalam hatinya.

"Emmh Ca..."

"Iya, Mas. Kenapa ?"

Salma sudah berbaring menghadap Rony yang juga tengah menghadap ke arahnya.

"Gimana perasaan kamu sekarang ?" Tanya Rony.

Salma sempat tertegun dengan maksud pertanyaan Rony.

"Maksudnya ?"

"Tentang pernikahan kita dan yah sekarang kita sudah jadi suami istri. Gimana perasaan kamu ?"

"Aku gak tau gimana deskripsiinnya tapi, yang jelas aku ngerasa senang aja hari ini. Jujur yah, aku capek banget tapi, jauh daripada itu perasaan bahagia dan lega itu ada banget. Mas sendiri gimana ?" Jawab dan tanya Salma.

Rony tersenyum, tangannya terulur mengusap kepala Salma yang masih berbalut hijab instan.

"Kurang lebih sama seperti yang kamu bilang barusan hanya saja sekarang aku rasa punya tanggung jawab baru atas hidup kamu. Ca..aku tau bahwa aku gak akan bisa menjamin hidup kamu akan selalu bahagia sama aku tapi, yang harus kamu tau bahwa aku akan selalu mengusahakan kebahagiaan kamu. Aku sesayang itu sama kamu Ca"

Salma terharu mendengar kalimat Rony. Laki-laki ini selalu berhasil menyentuh hatinya.

"Mas..aku gak pernah tau apa yang akan menghadang kita di depan sana dan aku yakin satu persatu kekurangan dan kelemahanku juga bakalan kebuka jadi, aku mohon sama aku jangan pernah bosan untuk ngingetin dan bimbing aku supaya jadi istri yang baik untuk kamu. Aku juga bakalan usahain itu" balas Salma.

"Insyallah sayang..bahagia terus sama aku yah"

"Iya, Mas"

Rony mengangkat kepalanya dan mencium puncak kepala Salma membuat gadis itu membeku.

"Udah, ayoo tidur." Rony menarik tubuh Salma untuk mendekat, memeluk perempuan itu.

Keduanya larut dalam perasaan berdebar. Hari ini begitu luar biasa dan menyenangkan. Malam berjalan hingga mereka terlelap dalam buaian dibawah selimut yang sama.

***
Mohon maaf baru muncul wkwk

Salam hangat

Salmocean 💙

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang