14

2.8K 117 0
                                    

***
Rumah Salma sudah disulap secantik mungkin. Bunga-bunga dominan putih sudah menghiasi hampir setiap sudut ruangan. Ruang tamu kediaman Keluarga Wandi sudah disulap menjadi ruangan tanpa sofa, digelar karpet panjang dan bantal-bantal sofa.

Keluarga besar Salma sudah berdatangan sejak kemarin, begitupun dengan teman-temannya.

Malam ini akan diadakan pengajian, memohon kelancaran untuk acara pernikahan yang akan dilangsungkan esok hari.

Tak jauh berbeda dengan yang terjadi di rumah Salma, dirumah Rony juga demikian. Mereka juga tengah mengadakan pengajian, walaupun orang yang datang tak seramai di rumah Salma. Maklum, Rony adalah pendatang di kota ini. Hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang hadir.

Walau demikian, namanya juga tetangga orang-orang yang datang di rumah Salma juga akhirnya mampir ke rumah Rony. Justru pengajian itu tidak terlihat seperti dilakukan di dua rumah berbeda, terlihat seperti satu rumah hanya beda kamar saja. Yah, rumahnya berhadapan ini.

"Mama Papa..terima kasih sudah menjaga Caca selama ini hiks hiks, Caca minta maaf selama ini udah banyak ngecewain Mama dan Papa. Maafiin Caca belum bisa menjadi anak yang baik dan membanggakan Mama dan Papa hiks hiks"
Tangis Salma pecah saat Ia diminta untuk memberikan sepatah dua patah kata kepada orang tuanya saat pengajian selesai.

Riati dan Wandi juga demikian, keduanya sudah meneteskan air mata. Tidak menyangka anak gadis mereka sudah sebesar ini, sebentar lagi akan menjadi seorang istri dan akan diambil dari mereka.

"Nak..Papa dan Mama sayang banget sama kamu. Sebanyak apapun kekecewaan yang kamu lakukan pada kami sampai nanti selamanya tidak akan pernah sebanding dengan besarnya kasih sayang kami untuk kamu Nak hiks hiks" Ucap Wandi, terdengar menahan isakannya. Riati yang duduk disampingnya entah sudah menghabiskan berapa banyak tisu.

"Ma..Pa..besok Insyallah Caca akan menikah dengan laki-laki pilihan Caca, laki-laki yang semoga sudah Allah ridhoi untuk mendampingi hidup Caca. Doakan Caca yah Ma Pah..semoga Caca bisa menjadi istri yang baik untuk suami Caca nanti, doakan Caca semoga keluarga Caca nanti selalu ada dalam naungan Tuhan."

"Nak..tanpa kamu minta. Doa Papa dan Papa selalu ada untuk kamu. Papa dan Mama hanya bisa mendoakan kalian, Papa berharao semoga kebahagiaan selalu melingkupi keluarga kalian nanti. Jadi istri yang baik yah Nak"

Salma mengangguk dengan bahu bergetar. Ia tidak bisa lagi mengucapkan kata-kata, air matanya sudah jatuh membasahi pipinya. Jilbab Lilac yang menutupi hingga dadanya sudah basah diujungnya, air matanya mengalir deras.

Hal serupa terjadi dirumah Rony, mereka juga larut dalam suasana sedih dan haru. Malam itu mungkin menjadi malam terakhir bagi Salma dan Rony untuk puas bercengkerama dengan kedua orang tua mereka sebelum akhirnya nanti mereka akan hidup terpisah dan mandiri, membangun keluarga mereka sendiri tanpa campur tangan kedua orang tua.

***
Pukul 05.00 selepas sholat subuh, prosesi Ijab Qobul dilangsungkan.

Rony sudah duduk ditempatnya berhadapan dengan Papa Salma dan penghulu. Disisi lain ada dua orang saksi, yang sudah siap.

Penghulu sudah membuka proses tersebut lalu kemudian Ia menyerahkannya pada Wandi.

Perasaan Rony semakin riuh antara gugup, takut, haru, dan senang.

"Jangan terlalu tegang Ron, tanganmu dingin" bisik Wandi begitu Ia berjabat tangan dengan Rony.

Rony tersenyum kikuk, berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya diam-diam.

Sementara itu, didalam kamar seorang gadis dalam balutan gaun berwarna putih gading nampak tegang, meremas jemarinya. Dua orang wanita disampingnya berusaha menenangkan.

"Rileks Sal..ayook tarik nafas dan keluarin pelan-pelan. Ciptakan suasana sedamai mungkin siapa tau energinya bisa nyampe ke calon suamimu" tutur Novia.

"Huuh Ya Allah Nov Syar gue takuut"

"Gak ada yang perlu Lo takutin..rileks aja".

Salma menarik nafasnya, berusaha menghilangkan kegugupannya.

"Ananda Rony Askara Parulian bin Rezamrin Parulian saya nikahkan engkau dengan putri saya Salma Marisca Aliyyah Tamrin binti Wandi Tamrin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang senilai 1 juta 200 ribu rupiah tunai karena Allah Ta'ala'

"Saya terima nikahnya Salma Marisca Aliyyah Tamrin binti Wandi Tamrin dengan Mas kawin tersebut tunai Karena Allah Ta'ala'"

Dengan satu tarikan nafas dan tanpa jeda, Rony melafalkan kalimat Qabulnya.

"Bagaimana saksi ? Sah ?"

"SAH"

Riuh tamu undangan terdengar.

Kata sah tersebut terdengar ditelinga Salma, air matanya jatuh. Hatinya menghangat, kedua sahabatnya kompak memeluk Salma dari kedua sisi. Novia dan Syarla juga sudah bercucuran air mata.

"Selamat Sal hiks..aaa teman gue udah jadi istri orang" ucap Novia dengan isakan kecilnya.

"Kita masih bisa jalan bareng kan Sal ? Bentar lagi kita ujian gue butuh ada terus sama Lo hiks"
Timpal Syarla.

"Gue gak kemana-mana kok"

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Riati dan dan Tante Salma.

"Anak Mama"

Salma menghambur kepelukan Riati.

"Anak Mama udah jadi istri orang hiks hiks..baik-baik yah sayang. Jadi istri yang baik"

Salma hanya menganggukkan kepalanya, Ia takut air matanya menjadi lebih deras jika bicara.

***
Salma berjalan memasuki ruang Ijab Qabul diapit oleh Mama dan Tantenya, Novia dan Syarla berjalan dibelakangnya.

Semua atensi di ruangan itu teralihkan pada Salma.

"Mbak Salma cantik banget yah" cetus Nabila, adik Rony.

"Iya, pantas aja Bang Rony langsung berani ngelamar" Paul, suami Nabila menyahut.

Pengantin baru itu duduk dibarisan kedua, tepat dibelakang orang tua dan tante-tante mereka.

Tak hentinya Rony memuji kecantikan Salma. Salma selalu cantik, setiap hari. Namun, menurutnya hari ini perempuan itu jauh lebih cantik dari biasanya. Cantik, teduh, dan terlihat lebih bersahaja, wajahnya nampak lebih ayu dari biasanya. Rony bahkan rasanya tidak akan keberatan untuk memandangnya terus hingga berjam-jam tanpa berkedip.

Salma diarahkan untuk meraih tangan Rony dan menyalimnya. Kecanggungan tak bisa dielakkan, ini adalah kali pertama mereka saling bersentuhan dengan sengaja. Sudah halal.

Perasaan berdebar dari keduanya tak bisa dibendung, ada perasaan yang sulit dijelaskan.

Rony meraih kepala Salma, memegangnya dan mengucapkan doa yang layaknya seorang suami ucapkan pasca Ijab Qabul dilakukan.

Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.”
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya.

Air mata Salma kembali menetes, entah sudah berapa liter air mata yang Ia keluarkan hari ini. Syukurnya semua adalah air mata haru dan bahagia.

Kedua mempelai melalui rangkaian demi rangkaian hingga pukul 8 pagi dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan yang akan digelar ba'da Isya malam nanti.

***
Ketemu lagi di resepsi yah ges fufufu

Jangan lupa dengerin MENGAPA, secandu itu. Aku udah nangisin lagu itu entah udah berapa kali huhuhu. Sukses yah Ron
Salam hangat

Salmocean 💙

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang