🌼🌼🌼
"Eungh--"
Suara lenguhan mengalun pelan menyapa telinga kanannya. Laki-laki itu mengernyitkan dahi ketika tubuhnya memberat diberikan beban tiba-tiba. Tangannya terangkat untuk mengusap wajah dan ketika itulah ia menyenggol sesuatu.
Dengan cepat, ia membuka mata. Di hadapannya seorang perempuan dengan rambut sebahu yang sedikit berantakan menunduk sangat dekat. Dan saat itu ia sadar perempuan itu tengah menduduki perut telanjangnya.
"Aku bangungin kamu ya?"tanya perempuan itu lembut. Amat lembut. Namun tidak menerbitkan senyum di bibirnya.
"Geser dari atas tubuhku, Daniella."
Perempuan itu merengek manja. "Namaku bukan Daniella."
"Oh sorry. Saski maksudnya."
Bukannya berhenti, perempuan itu malah semakin mendekat. Pinggulnya bergerak turun, menggoda dengan cara menggesekkan tubuh mereka dengan sensual.
"Namaku Viola, Aldric."
Tanpa diduga, laki-laki yang dipanggil Aldric itu langsung bangkit. Menggeser tubuh perempuan itu untuk turun darinya lantas berdiri tanpa mengucapkan apapun.
"Kenapa sih kamu gak suka dipanggil Aldric?"
Keningnya berkerut. Aldric lantas tersenyum sangat lebar. Lantas menggelengkan kepala tegas. Yang bertepatan dengan itu ponselnya berdering di atas nakas.
"Hm, kenapa?"
"Kalo dalam sepuluh menit lo gak ada di Sanjaya Tower. Seluruh saham GIENES gue tarik."
"Heh! Masih pagi gak usah cari ribut bisa, gak?!"
"Pagi mata lo buta! Ini udah jam setengah sembilan. Setengah jam lagi rapatnya sudah harus di mulai, dan lo sebagai orang yang akan memimpin ini rapat justru masih kelayapan gak jelas?!"
"Enak aja. Orang gue lagi sama Kiya--"
"Kiya lagi sama Denaka kalo lo belum tahu. Gak usah ngadi-ngadi. Sepuluh menit lo gak di sini, jangan berharap gue bakal berbaik hati lagi sama GIENES!"
Panggilan itu langsung diputus sepihak. Aldric mengumpat. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lalu segera memakai pakaian yang memang sudah ia siapkan sejak semalam. Berkali-kali bersungut karena bisa-bisanya ia kesiangan di hari senin yang pastinya sangat sibuk seperti ini.
Ketika ia hampir selesai bersiap, perempuan yang menyebut dirinya bernama Viola datang dan melingkarkan tangan di tubuhnya. Perempuan itu bahkan belum memakai sehelai benangpun.
Tampak sengaja menggodanya kembali.
"Gue udah mandi."ucapnya datar. Namun perempuan itu tampak tidak berniat berhenti. Tangannya yang tadi berada di perut Aldric mengusap turun menuju tempat yang sudah diprediksi Aldric dengan tepat. Karena kini tangan laki-laki itu menangkap lalu melepas dari tubuhnya.
"Kenapa sih?"tanyanya manja.
"Gue ada meeting."
"Telat sejam juga gak akan dimarahin. Gak akan ada yang berani marah sama seorang Sanjaya."
Aldric mendengar itu sebagai rayuan dan juga jilatan yang menjijikkan. Wajahnya yang masih ramah tadi langsung berubah datar dan cenderung dingin.
"Bayaran lo ada di meja."
Laki-laki itu lalu melangkah santai. Meraih jas yang tersampir di sofa lalu pergi begitu saja. Tidak lagi menoleh walaupun perempuan bernama Viola tadi masih terus memanggil namanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357321878-288-k406098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night Before
Chick-Lit"Udah?" Ia mengangguk pelan. Membiarkan dirinya menangisi segala hal yang sudah dilakukannya bertahun-tahun ini. "Mau peluk?" Ia merangkak mendekat. Membiarkan tubuhnya dibawa dalam pelukan. Wangi musky yang menguar dari tubuh laki-laki itu membuatn...