Semenjak kejadian di pesta malam itu Lucy benar-benar merasa jatuh hati kepada sang pemimpin perang yang menjadi pasangannya saat berdansa di tengah ballroom istana, lelaki paling manis yang pernah ia temui. Lucy tidak dapat mendeskripsikan bagaimana bahagianya dia di malam itu, mendeskripsikan bagaimana sempurnanya Joseph di dalam angannya. Lucy benar-benar jatuh cinta, jatuh hati sedalam-dalamnya.
Setiap hari Lucy mengingat pesta dansa itu dan setiap hari pula ia merapalkan syukur karena ayahnya mengadakan pesta yang entah tak jelas tujuannya. Tapi hal ini pula lah yang mempertemukan ia dengan sang pujaan hati. Hidup Lucy sekarang tidak sehambar biasanya, setiap minggu ia menunggu balasan surat yang diam-diam di kirimkannya kepada Joseph. Maka ketika surat-surat yang di kirimkannya itu mendapat balasan, Lucy akan menutup rapat kamarnya, berdiri di balkon kamarnya dan tersipu tatkala membaca surat yang di kirimkan oleh sang pujaan hati.
Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi pada Lucy sekarang ini, kisahnya dengan sang pemimpin perang di simpan untuknya sendiri bahkan sang adik pun tidak mengetahuinya. Ingin sekali Lucy dengan terang-terangan memamerkan kedekatan mereka yang terjalin namun dia rasa itu bukan hal yang pantas.
Sambil memutar ulang ingatannya tentang malam itu Lucy berdiri di pinggir danau sambil menatap sayu ke arah bintang di langit, malam ini sangat tenang, suara jangkrik yang bersautan bersamaan dengan kunang-kunang yang bertebaran. Lucy mengeratkan pelukannya pada mantel yang melindungi tubuh nya dari dinginnya malam.
"Selamat malam tuan putri," terdengar sapaan halus suara bariton dari belakangnya. Lucy memutar tubuhnya dan seketika tersenyum manis ke arah lelaki di hadapannya, "selamat malam jendral."
Kini Lucy memposisikan dirinya untuk berdiri berdampingan dengan sang pemimpin perang dengan kepalanya yang bersandar. "Aku ingin selalu seperti ini, aku tidak ingin kembali."
Bagaimana bisa Lucy mengatakan hal tersebut di saat banyak sekali orang yang ingin berada di posisinya sebagai seorang putri?
"Bukan kah di dalam sana lebih menyenangkan? Semua yang kau butuhkan ada disana, pakaian terbaik di seluruh negeri, makanan paling enak untuk di makan? Puluhan pelayan yang siap menangani dan melayani mu hanya karena pipi mu tergores daun? Semua orang menginginkan kehidupan seorang tuan putri seperti mu," ucap Joseph sesuai dengan apa yang ia tau tentang kehidupan istana dengan tangannya yang membelai lembut pipi wanita manis yang bersandar padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNARBHAWA
Genç Kurgu[BUDAYAKAN FOLLOW AND VOTE YA BUBUB] Ini seperti cerita yang bersambung dari tahun 1884 lalu, melanjutkan kisah kedua anak semesta yang selalu berharap bertemu kembali dengan keadaan semesta yang mendukung mereka. Semesta memberikan kehidupan yang l...