Chapter 11

518 42 3
                                    

"Ulang tahun besok, hadiahnya IVF boleh?"

---*---


"Pak, ini serius saya gak perlu nginep?" Mbak Mirna untuk kesekian kali memastikan bahwa ia tak perlu menginap di rumah Soonyoung dan Jihoon. Ragu? Sudah pasti. Mengurus duo jagoan Seungcheol dan Jeonghan berdua saja tanpa susternya adalah tindakan ekstrem.

"Gak papa, ini Rayya kan udah agak gede. Bisa. Udah, Mbak Mirna bantu di rumah sana aja." Soonyoung sekali lagi meyakinkan, keduanya masih tertahan di teras rumah Soonyoung dan supirnya siap untuk mengantar suster si kembar ini kembali ke blok sebelah.

Jeonghan dan Aluna sakit. Flu berat, Jeonghan bahkan terpaksa diinfus segala. Seungcheol yang tadinya segar, ikut tumbang. Jadilah mereka bertiga lomba tarik ingus di rumah. Sementara, Rayya dan Ara terlihat begitu segar dan lincah. Ara harus segera dipisah dengan kembarannya kalau tidak mau ikut sakit juga. Si kecil berusia 2 tahunan itu punya asma, bahaya kalau ikut flu juga.

"Pak, ini yakin? Beneran?"

"Bener...astaga. Kan ada Jihoon juga di rumah. Bisa Mbak. Tenang. Udah, Mbak ngurusin Aluna aja di rumah ya. Oke Mbak? Titip salam sama orang rumah. Bye Mbak Mirna!"

"Eh? Pak..." baiklah, Soonyoung terlihat begitu yakin tuk mengusirnya jauh-jauh. Habis sudah tanggung jawab Mbak Mirna, apapun yang terjadi nanti termasuk jika ia tiba-tiba terima panggilan darurat, ia siap!

"Bibuw, Rayya mau ini boleh?" menengok ke dalam rumah, pukul 9 pagi dan Rayya sudah menunjuk brownies kukus yang baru Jihoon buat dan hidangkan di atas pantry.

"Satu aja ya Mas, belum waktunya snacking soalnya."

"Mauuu...mau...mauuu!!!" haaa si rambut mangkok Ara, heboh di bawah meja. Anak itu pasti tak sampai untuk naik sendiri ke kursinya.

"Mau apasih? Hmm? Mau apa nih jagoan neon?" Soonyoung berjalan cepat, mengangkat Ara dalam gendongan kemudian mencium pipi tembamnya kuat-kuat dan dibalas dengan tawa geli yang menguar.

"Tuuuu kue tuuuu..." masih dengan cekikik geli, jari jahe itu menunjuk brownies lezat di atas meja.

"Tadi Mas Rayya udah sarapan apa?" Jihoon mengelus rambut lebat Rayya yang menggigit browniesnya. Membantu mengelap remah-remah brownies itu di bawah dagunya.

"Mam roti sedikit sama sereal, Mas gak suka."

Jihoon tersenyum maklum, anak ini biasa makan sarapan lengkap kaya protein. Biasanya telur, daging, ayam dengan sayur dan sedikit karbohidrat. Jika Jeonghan tumbang, pastilah kacau jadwal makan anak-anak.

"Dibikinin scrambled eggs mau? Pake beans? atau pake tumis brokoli mau?" Jihoon menawarkan. Sudah jam segini dan dua anak ini malah makan brownies dan bukannya sarapan dengan benar kan kasian.

"Ini yang mangkok mau apa ini? Mau mam apa?" Soonyoung mendudukkan Ara di atas highchairnya, jangan tanyakan kenapa ada benda begini di rumahnya, di seluruh rumah di mana ada pokemon-pokemon Seungcheol sering bermain, pasti ada barang-barang mereka. Soonyoung bahkan sediakan khusus sudut bermain untuk 3 bocah cilik ini. Jangan tanyakan juga bagaimana kondisi rumah Om dan Tantenya, lebih heboh lagi. Arena outbond di taman belakang juga disediakan untuk krucils ini.

"Mam apayaaa...." telunjuk gendutnya menusuk pipi kanannya sendiri, berpikir. Duhh sok gede!

"Ara gak boleh mam kacang, mau apa sayang? Telur mau ya?" Jihoon bangkit dari kursinya, bersiap memasakkan sarapan sederhana. Menikah dua tahun dengan Soonyoung membuatnya mau tidak mau belajar memasak. Soonyoung sudah begitu keras bekerja untuk mereka, Jihoon juga ingin melakukan sesuatu yang sederhana untuk suaminya, termasuk memasakkan makanan. Sekarang, skillnya lumayan.

Count on Me! [Second Life Universe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang