Fix You [Count on Me: Unwritten Moments]

855 30 1
                                    

"Love you, Jemima..."

......

"Kalo kita berdua aja sampe nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo kita berdua aja sampe nanti.... Gak papa kan?" Jihoon menatap ceiling kamar utama di townhouse yang sudah 3 minggu ini mereka tempati berdua. Townhouse yang terletak di Greenwich Village, dekat sekali dengan Washington Square Park. Arsitekturnya homey dengan interior kayu dan lampu-lampu kuning yang hangat serta dinding berwarna putih gading juga tanaman-tanaman hijau asri. Selera Jihoon sekali.

Bertahun-tahun Jihoon hidup sendiri. Jauh dari 'rumah' yang memang ia hindari semata-mata agar ia tak lagi mengingat bahwa ia ditinggal selamanya, sendiri.

Saat akhirnya ia menikah dengan Soonyoung nyaris 5 tahun lalu, Soonyoung lah yang menginisiasi untuk merenovasi rumah tinggal mereka berdua agar lebih homey untuk menghadirkan nuansa hangat serta 'keluarga' di sana. Laki-laki itu bahkan bolak-balik ke rumah mertuanya untuk mencari inspirasi agar Jihoon merasa menemukan 'rumah'nya kembali.

Tak hanya berlaku untuk rumah di Jakarta saja, tapi juga di sini, New York City. Di kamar utama tempat keduanya berbaring setelah bercinta semalam suntuk seperti tak kenal esok hari.

"It's okay, Yang. Gak papa." Soonyoung menarik Jihoon dalam pelukannya. Masih dengan keduanya yang hanya bergelung dalam selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun di baliknya.

Beginilah...

Tujuan dari Soonyoung selalu membawa Jihoon kemana pun ia pergi agar Jihoon tak miliki kesempatan untuk termenung kemudian tenggelam dalam pikirannya sendiri. Soonyoung ingin Jihoon selalu bisa merasakan kehadirannya. Soonyoung ingin, Jihoon selalu ingat bahwa mereka akan selalu berdua. Selamanya. Jihoon tak akan pernah sendirian.

"Ji..." mata Soonyoung menerawang, menatap lampu tidur yang menyala dalam temaram kamar di pukul 3 dini hari setelah keduanya bercinta begitu hebat. Ia bisa rasakan degup jantung Jihoon yang begitu kencang dengan helaan nafas berat serta basah yang entah apakah itu keringat atau air mata Jihoon yang menempel di dadanya yang mendekap tubuh itu kuat-kuat.

"Hmmm?" suaranya tercekat. Tapi Jihoon berusaha menjawab panggilan suaminya.

"Selamanya kita akan berdua terus. Mau punya anak atau enggak, kita akan selalu berdua. Kalo kita punya anak, nanti dia akan besar. Tumbuh dewasa, punya kesibukannya sendiri bahkan hidupnya sendiri nantinya. Dia bisa jalan sendiri dan akhirnya kita cuma berdua. Gak ada bedanya kalo kita dari awal berdua aja. Sama aja kan? Jadi, selamanya emang kita akan selalu berdua. Mungkin.... mungkin.... timing-nya aja kita dari awal berduanya." Soonyoung kemudian mencium kening Jihoon lama. Matanya terpejam, helaan nafasnya teratur dan tenang.

Soonyoung berada dalam zona nyamannya. Jihoon selamanya akan menjadi 'rumah' untuknya. Kapan pun, di mana pun, dan bagaimana pun kondisinya, Soonyoung akan selalu baik-baik saja asal Jihoon ada di sana.

"Ji, saya cinta sama kamu. Selamanya. Apapun yang terjadi, saya cuma mau kamu. Saya sayang sekali sama kamu, cuma kamu." matanya kemudian bersitatap dengan mata Jihoon yang basah kala ia melonggarkan pelukan mereka. Kedua mata itu terlihat berkilauan dalam temaram. Ibu jari Soonyoung mengusap pipi Jihoon yang juga basah.

Count on Me! [Second Life Universe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang