Bab 25

1.7K 74 8
                                    

Zee berlari pergi keluar rumah Marsha tanpa pamit, Marsha yang melihat itu tak bisa menyusul Zee karena melihat tatapan tajam dari Shani

keluarga dari jodoh Marsha yang melihat seseorang tengah berlari keluar rumah merasa heran, bisa di lihat dari tatapan mereka "gapapa gausa di hiraukan, kita lanjutkan saja tentang perjodohan ara dengan Marsha" ucap Shani, mereka yang mendengar itupun kembali mendengarkan perbincangan shani dengan serius, tetapi berbeda dengan marhsa yang mengucapkan kata maaf di dalam hatinya kepada zee

Ara Putri Winata lahir dari keluarga yang berada, anak dari marwan sandjaya dan melani winata, mempunyai perusahaan yang cukup berjaya, bahkan sekarang mereka sedang menjodohkan anak mereka guna mempererat kerjasama perusahaan dan kedekatan bersama

"omong omong mau kapan nih anak kita di nikahin?" tanya marwan

"setelah lulus sekolah saja, lagian mereka lagi sekolah juga kalo di nikahin sekarang kan kurang bagus, sekaligus mereka pendekatan" balas Shani

"kalo begitu mereka tunangan dulu saja bagaimana?" ujar melani

"boleh itu, bagaimana mrs. Shani?" timpal marwan

"boleh, besok saja kita tunangkan mereka sekaligus beri mereka rumah atau apartemen agar lebih dalam mengenal satu sama lain, dan satu lagi. jika tidak sedang dalam bisnis atau perkejaan jangan panggil saya mrs. Shani, cukup Shani saja" ucap Shani

"ah baiklah kalo begitu, bagaimana anak anak? kalian mau kalo besok kalian tunangan dan tinggal bersama berdua" tanya marwan kepada Marsha dan Ara

"Marsha ikut Ara aja om" ucap Marsha

"ahh jangan panggil om dong, panggil papa aja" ucap marwah "bagaimana Ara? kamu mau?" ucap ara sekali lagi sekaligus bertanya persetujuan kepada mereka

"Ara ikut baiknya aja pah. kalo baiknya besok kita tunangan dan tinggal bersama, Ara mau" ucap Ara

"oke keputusan sudah tepat, Ara dan Marsha akan tunangan besok dan akan tinggal berdua" ucap Shani

"baiklah kalo gitu, Shan bisa kita berbincang berdua? ada yang mau saya obrolkan tentang bisnis kita" ucap marwan

"boleh, mari di ruang kerja saya aja" balas Shani lalu beranjak ke ruangan kerjanya dan di ikuti oleh Marwan

"aku dan melani akan siapin buat kita makan siang, bentar lagi masuk jam makan siang" ucap Gracia lalu pergi ke dapur bersama dengan melani

di ruang tamu kini hanya tersisa Ara dan Marsha, Ara pun mengobrol sedikit dengan Marsha yang tak terasa sekarang Marsha sedikit nyaman dengan Ara, bisa di buktikan dengan Marsha yang sesekali tertawa dengan candaan Ara

sedangkan di sisi lain, Zee sedang berada di pinggir jembatan yang di bawahnya terdapat danau "anjing kenapa semua jahat sama gua si bangsat, gua cape gua cape" ucap Zee lirih sembari air mata yang masih saja mengalir

"tuhan, izinkan aku akhirin semua ini, aku cape kalo terus ada di sini, aku cape kalo terus hadepin semuanya sendiri" ucap Zee lalu maju selangkah dengan selangkah hingga menyisakan satu langkah saja ia akan terjatuh ke bawah danau, ia pun memberanikan melangkah hingga






















































*Hap

seseorang menarik tangan Zee lalu mendekapnya membawa Zee kedalam pelukan. hangat, nyaman, dan aman, itulah yang zee rasakan ketika berada di dekapan seseorang yang memeluknya

"jangan pernah ambil kesempatan yang akhirnya akan kamu sesali" ucap orang itu sembari mengelus rambut zee

cukup lama mereka berpelukan hingga zee melepaskan pelukannya "m-makasih om" ucap zee kepada seseorang itu

"om sudah tau semuanya, bahkan tentang kamu dan Marsha sekarang. om bisa bantu tapi om akan ajak kamu ke suatu tempat dulu" ucap orang itu

"beneran om? om jinan bisa bantu zee? zee mau om kemana pun itu tapi om janji bantu zee" ucap zee girang. orang yang membantu zee adalah matheo, ayah dari Raisha dan Callie






Segini dulu ya, maaf pendek soalnya author lagi ujian nih, mumpung ada waktu yang cukup panjang jadinya author sempetin buat up

Jangan Lupa Vote

SEE YOU!!!

Kasta (Zeesha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang