"Berhati-hatilah pada manusia. Mereka memiliki hati dan otak, tapi kadang lupa cara menggunakannya."
☠︎☠︎☠︎
(Chapter ini mengandung kekerasan!)
Sampailah Dara disekolah, ia mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki kelas. Dalam hatinya, ia sangat berharap hari ini akan ada hal baik menyambutnya. Namun, baru selangkah memasuki kelas, ia sudah mendapati tatapan sinis dari para anggota All Star.
Dara yang takut itu hanya bisa menundukkan kepalanya seraya berjalan menuju bangku. Dari kejauhan, ia belum melihat Chandra terduduk disana, mungkinkah dia tidak masuk hari ini?
Begitu sampai di bangku kelas, ia melihat dimeja nya penuh dengan kata-kata yang menyayat hati. Terdapat beberapa kata tak pantas, mencaci maki, bahkan paling buruknya adalah ada kata yang sebenarnya Dara pun tidak melakukan itu.
'Udah miskin, pembunuh lagi!'
'Dasar jalang!'
'Oalahh jadi ini pelakunya'
'Dasar pembunuh!"
'Keluar aja sana dari kelas ini!'
'Hati-hati guys, ada monster!'
Tulisan-tulisan seperti itulah yang membuat ekspektasi akan hari ini yang awalnya ingin lebih baik, ternyata malah sangat buruk dari perkiraannya. Ayolah, masih pagi hari untuk mendapatkan ini, apa pantas ia diperlakuan seperti itu yang bahkan tidak pernah dilakukan?
Dara mencoba untuk tidak menangis saat itu juga, ia menahannya seraya membersihkan coretan-coretan sampah di mejanya. Dengan lemas dan hati yang penuh dendam, tangan kecilnya terasa berat untuk menghapus tulisan sampah yang berada diatas meja.
"Jangan deket-deket sama dia, nanti nyawa kita bisa bahaya!" Ucap salah satu siswi yang berpapasan dengan Dara.
degg
Apa yang mereka bicarakan? Nyawa dalam bahaya? Memangnya Dara melakukan sesuatu? Ia selama ini saja hanya diam ketika para pem-bully itu ringan tangan kepadanya. Lalu, apa tega jika Dara berani membun*h seseorang?
Orang-orang memang hanya menilai seseorang hanya karena ucapan buruk dari orang lain yang tidak tau itu benar atau tidak. Biasanya orang-orang seperti itu, tidak memiliki rasa empati akan dampak yang didapat dari orang yang ia bicarakan.
Saat jam istirahat, Dara pun memakan bekal buatan ibunya sendirian, karena ternyata benar bahwa Chandra hari ini tidak masuk sekolah. Ia memakan bekalnya di bawah pohon beringin lapangan sekolah dengan lahap, ditemani angin sepoi-sepoi yang mengibarkan rambut indahnya.
"Masakan ibu emang enak, Dara kangen" Gumamnya seraya tersenyum sambil menikmati masakan sang ibu.
Baru habis setengah porsi dari yang ibu Dara berikan, ia sudah dihampiri oleh para anggota All Star lalu mereka duduk berdempetan mengerumuni dirinya.
"Gue pengen tanya sesuatu dong" Ujar Refa sang ketua geng.
"T-tanya a-apa?" Badan Dara gemetar tidak karuan, ucapan yang ia keluarkan juga terbata-bata begitu Refa menatap matanya. Ia takut jika hari ini akan membawa pulang luka baru.
"Lo tau kan kalo Clarisa itu adek gue? Tubuh Refa mencoba semakin dekat kearahnya.
Dara dengan cepat hanya manggut-manggut mengiyakan pertanyaan Refa. Padahal aslinya yang Dara tau itu Clarisa hanya teman satu gengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker -On Going
Mystery / Thriller[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "S-siapa kamu?!" "Aku? Aku adalah kekasihmu, apa kamu lupa?" Jawab pria itu, terdengar seperti omong kosong. Lagi-lagi dirinya dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya pria ini katakan? Entah kenapa, Dara tidak bisa mengin...