"I like you, but I want to kill you."
-?ᜊᜊᜊ
Hari-hari yang Dara lalui terasa kacau, kedua orang tuanya yang sangat ia sayangi telah berpulang meninggalkannya seorang diri.
Dara sangat rindu, namun disisi lain ia juga tidak bisa melawan takdir.
Tok
Tok
Tok
Pintu rumah Gio terdengar seperti ada seseorang yang mengetuk diluar. Dara pikir itu adalah kakaknya yang baru saja pulang bekerja, atau mungkin Gio? Dengan penasaran ia pun mengintip terlebih dulu dan ingin memastikan siapa seseorang ini.
clek
Setelah pintu terbuka, ia mendapati seorang wanita sedang berdiri didepan teras membelakanginya."Ada perlu apa ya?" Tanya Dara dari pintu masuk.
Wanita itu menoleh, ia mulai membalikkan badannya. Rambutnya yang panjang serta cara berpakaiannya itu membuat Dara sempat mencoba mengingat, siapa kira-kira wanita ini?
Dan setelah ia berbalik ternyata seseorang yang berada didepannya saat itu adalah Cia.
"Loh? Kok lo ada di rumah Gio?!" Tanyanya sedikit menggunakan nada tinggi. Raut wajahnya terlihat tidak suka akan keberadaan Dara sekarang. "Saya ijin menginap-"
"Ikut gue!" Secara paksa Cia menarik lengan Dara dengan sangat kuat lalu membawanya masuk kedalam mobil miliknya.
"C-CIA KAMU-" Ucapannya kembali terpotong. "Gausah bacot." Tegasnya menekan setiap kata.
Cia menginjakan pedal gas nya dengan sangat cepat, membuat Dara yang berada disampingnya sedikit oleng. Disepanjang perjalanan saat itu sangat hening, tidak ada sepatah katapun yang terucap. Dara hanya bisa diam membisu, dipikirannya Dara sangat cemas bahwa hari itu juga dirinya akan dibawa kemana lagi.
Tubuhnya menggigil, raut wajahnya pucat karena terlalu takut mengingat masa-masa dimana ia juga dibawa paksa dengan laki-laki bernama Jean.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, Dara diturunkan di area sepi penduduk yang memiliki satu bangunan tingkat di sana.
Bangunan itu terlihat kumuh namun kualitasnya masih bagus, hanya kotor dan banyak debu saja didalamnya.
Cia menarik Dara untuk keluar dari mobilnya lalu meninggalkan Dara sendirian di sana tanpa sepatah kata ia berikan.
"Cia tolong.. Please jangan tinggalin Dara sendirian." Katanya memohon sambil berlutut namun tidak mendapatkan jawaban dari Cia. Ia malah menendangnya lalu kembali masuk kedalam mobil dan perlahan mulai hilang dari pandangan Dara.
"Hiks.. Ibu, D-dara harus gimana.." Tangisnya mulai jatuh karena saat itu Dara benar-benar kehilangan arah. Ia tidak tau harus bagaimana. Jalan yang tadi mereka tempuh pun, Dara sama sekali tidak bisa mengingatnya.
Munculnya kilatan cahaya putih terang kemudian diikuti dengan suara dentuman keras/gemuruh yang menggelegar.
Dilihat awan yang mulai gelap dan sepertinya akan turun hujan. Dara memilih berteduh terlebih dahulu di dalam bangunan/gedung itu. Suasananya sangat mencekam, tidak ada seorang pun yang berlalu-lalang di sana.
Ia merogoh kantung celananya, berusaha mencari dimana handphone itu berada "Duh Dara lupa ngga bawa hp, Dara harus bagaimana ini ya Tuhan.." Ucapnya putus asa.
Rintik gerimis mulai terdengar membasahi daun-daun yang ada disekitar Dara. Rasanya dingin sekali, ditambah angin kencang yang meniup rambut kepangnya itu. Dara memeluk dirinya seraya berdoa agar ada seseorang yang datang untuk menolongnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker -On Going
Mysterie / Thriller[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "S-siapa kamu?!" "Aku? Aku adalah kekasihmu, apa kamu lupa?" Jawab pria itu, terdengar seperti omong kosong. Lagi-lagi dirinya dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya pria ini katakan? Entah kenapa, Dara tidak bisa mengin...