"Dia yang selalu bersamamu..."
*
*
*"Rey, bangunin Rara! Nanti telat!" teriak mama dari dapur. Terdengar suara mama sedang sibuk mengaduk-aduk kuali di dapur. Aroma lezat nasi goreng segera memenuhi seluruh penjuru rumah. Seperti biasa, mama selalu bangun pagi menyiapkan sarapan.
"Rey!" teriak mama untuk kedua kalinya.
"Iya Ma!" sahut Rey cepat sebelum mama kembali berteriak memanggilnya untuk yang ketiga kalinya.
Kehebohan mama di dapur sudah cukup bagi Rey. Jangan sampai mama datang menjewer telinganya karena tidak menyahut panggilan mama. Di rumah ini, terutama setiap pagi, mama lah yang berkuasa. Dan mau tidak mau, siapapun yang ada di rumah ini harus tunduk pada mama.
Rey baru saja selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Dalam sekejap, dia berjalan menuju kamar yang terletak tak jauh dari kamarnya, dengan langkah santai sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
Dan tepat di hadapannya, terpampang jelas stiker bergambar kucing putih dengan tulisan 'KETUK DULU! DILARANG MASUK SEBELUM DIIZININ RATU!'
Dengan tambahan 'KECUALI MAMA TERSAYANG' dengan tinta pink di bawahnya. Rey selalu tersenyum kecil setiap melihat kata peringatan di pintu kamar itu. Karena dia tahu, tulisan itu memang ditujukan padanya.
"Ra bangun, Ra!" Rey mengetuk pintu dua kali sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.
Namun, hening. Tidak ada suara yang terdengar, hanya kesunyian yang membisu. Rey terus mengetuk pintu kamar Rara, namun tidak ada respon yang diberikan. Dia menghela napas pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamar yang tak pernah dikunci itu.
"Udah gue duga. Lo gak pernah bisa bangun sendiri, Ra," gumam Rey sambil menggelengkan kepalanya. Dia melihat gadis pemilik kamar itu masih tertidur pulas di balik selimut bulu berwarna pink miliknya.
Rey berjalan mendekat dan berhenti di samping ranjang. Tangannya terulur merapikan anak rambut yang sedikit menutupi wajah gadis itu. Selama beberapa saat, Rey terdiam dan menatap wajah Rara dengan lekat. Tanpa sadar dia terpesona dengan kecantikan wajah gadis itu yang masih terlelap di dalam tidurnya.
"12 tahun..." bisik Rey pelan sambil tersenyum, menatap lembut Rara. Gadis yang tengah tertidur pulas itu, sudah tinggal bersamanya selama 12 tahun di rumah ini. Selama itu juga, Rey sudah terbiasa membangunkan Rara setiap pagi. Gadis itu tidak pernah bisa bangun pagi sendiri, dan Rey yang selalu membangunkannya.
Lagi-lagi tanpa sadar, seulas senyum tipis muncul di wajahnya. Saat dia larut dalam memandangi wajah Rara yang baginya terlihat seperti bayi saat tidur, tiba-tiba jam beker di atas nakas yang berada di sampingnya berbunyi nyaring. Rey tersentak kaget hingga sedikit menjauh dari sisi ranjang.
"Astaga, kaget gue!" gerutu Rey, masih terkejut dengan suara alarm yang tiba-tiba berbunyi. Dia hendak mematikan alarm itu, namun gerakannya terhenti saat melihat Rara sepertinya mulai terbangun. Rey menyadari bahwa suara alarm yang berbunyi nyaring itu tentu mengganggu tidur gadis itu, sehingga dia memutuskan untuk membiarkan Rara bangun dengan sendirinya.
Rara menggeliat pelan karena terganggu dengan kebisingan itu. Tangannya bergerak mencapai-capai atas nakas, dan saat akhirnya dia berhasil menemukan sumber suara, secepat itu pula dia langsung mematikannya.
Tetapi bukannya segera bangun, Rara malah kembali tidur. Rey yang melihatnya refleks terkekeh pelan. Dia menggeleng tak percaya melihat kebiasaan gadis itu. Dia melangkah mendekat dan duduk di samping Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN - MY LOVE(R) 💞
Teen FictionThis story is MINE. Don't copy anything! © Hak Cipta Dilindungi Undang-undang QUEEN - MY LOVE(R) Rara adalah gadis periang yang disukai banyak orang. Dia cantik, pintar, dan populer sebagai vokalis di band Starlight yang terkenal se-intra SMA Permat...