💞 Empat belas 💞

16 16 0
                                    

"Dia yang selalu kau rindukan, meskipun kau tak menyadarinya,"

*
*
*

"Hyuga?" bisiknya pelan tanpa sadar. Detik berikutnya dia terkejut mendengar mulutnya sendiri mengkhianatinya dengan menyebut nama cowok yang selama ini tak pernah disebutnya itu.

Tak sekali pun, bahkan hingga 5 tahun telah berlalu.

Namun detik ini takdir mempermainkan perasaannya setelah sekian lama dia hampir melupakan cowok yang pernah dicintainya itu.

Setetes air matanya jatuh dan mengalir begitu saja.

Hyuga terperanjat melihat gadis di depannya itu menangis. Tangannya terulur hendak mengusap air mata itu namun gadis itu memalingkan wajah dan mengusap air matanya sendiri.

Hyuga tersentak kaget menatap tangannya sendiri bergerak tanpa ia sadari. Dia segera menarik tangannya yang sempat terulur dan memalingkan wajah karena salah tingkah.

Semua orang menatap mereka dengan pandangan setengah heran dan setengah tak percaya. Sebelum hal ini semakin berada di luar kendali, gadis itu segera berbalik pergi.

Hyuga kembali menoleh saat gadis itu melangkah cepat menjauhinya hingga bayangannya lenyap dari balik pintu. Ada sedikit rasa sakit yang muncul di hatinya saat menatap kepergian gadis itu. Entah kenapa perasaannya menjadi kacau seperti ini. Dia hanya bisa berdiri dan terus menatap ke pintu itu.

Tiba-tiba Kirana bersuara.

"Hyuga, lo nangis?"

Ayu dan Silvi sontak menoleh menatap Hyuga. Termasuk Rey dan Daniel yang refleks menatapnya tak percaya.

Bahkan dia sendiri pun terkejut saat mengusap pelan wajahnya dan menemukan bekas air mata di sana.

Sejak saat itu, dunia Hyuga berubah total karena kehadiran gadis itu.

Namun gadis itu tidak pernah muncul lagi di hadapannya.

***

Rara mengerang pelan hingga membuat Rey dan yang lainnya segera mendekatinya.

"Ra, lo gak papa?" tanya Kirana cemas. Dia menepis Rey dan Daniel yang hendak berebut mendekati Rara. Kirana melotot pada dua cowok itu. Menyuruh mereka berhenti bersikap payah seperti itu. Itulah yang ditangkap Daniel dan Rey. Mereka segera menjaga jarak di bagian sisi ranjang yang lain.

Silvi juga mendekat untuk melihat keadaan Rara.

Rara hendak duduk. Kirana membantu Rara duduk perlahan. Ayu mendekat untuk memeriksa keadaan Rara.

"Denyut nadi lo normal, Ra. Suhu tubuh lo sedikit hangat tapi wajah lo masih pucat. Minum vitamin ini dulu, biar lo cepat pulih," jelas Ayu sambil menyerahkan segelas air dan satu pil vitamin.

Rara tersenyum menerimanya dan meminumnya perlahan. Dia menatap semua orang dan tersenyum. "Thanks," ucapnya tulus. Lalu dia menatap Rey dan Daniel. Rara bisa melihat betapa khawatir dan cemasnya dua cowok itu karena dirinya. "Sorry, gue ngerepotin kalian," ucapnya merasa bersalah membuat mereka menggeleng menghela napas.

"Lo gak pernah ngerepotin, Ra," ucap Daniel tersenyum tulus.

Rara menatap Rey yang malah menunduk. "Rey?" ucapnya pelan namun membuat Rey langsung mengangkat wajahnya. "Lo gak senang gue sadar?" lanjutnya.

Rey menatapnya dengan pandangan yang penuh rasa bersalah. Dia bahkan tidak sanggup tersenyum lebih lama. "Sorry, Ra. Harusnya gue gak ninggalin, lo," ucapnya frustasi dengan tetap menatap lantai. "Harusnya gue selalu jagain lo," lanjutnya sambil menatap Rara.

Rara bisa melihat betapa terlukanya Rey karena kejadian tadi. Dia sama sekali tidak menyalahkan Rey, sama sekali tidak. Tapi melihat Rey menyalahkan dirinya sendiri membuat Rara merasa kesal.

"Harusnya lo gak ngomong gitu," protes Rara menatap kesal Rey. "Lo bukan super hero yang selalu bisa ada di samping gue dalam sekejap, meskipun gue diculik sampai ke kutub sana, Rey," ucapnya sambil memalingkan wajah.

"Gue gak suka lo ngerasa bersalah gini," ucap Rara dengan mata berkaca-kaca namun dia bisa menahannya. "Atau lo mau, gue sama sekali gak perlu bantuan lo lagi? Boleh. Gue tinggal manggil Daniel atau Hyuga—" ucapan Rara terhenti saat melihat sosok putih sedang termenung di kursi sana.

Rey menggeleng karena dia tidak mau Rara tidak membutuhkannya lagi. Sedangkan Daniel mengangguk semangat karena dia bisa naik pangkat dengan mudah. Jika Rey tersingkir tentu saja dia berada di posisi teraman.

Namun harapan mereka berdua sirna saat Rara malah menatap Hyuga.

"Hyuga?" ucap Rara heran melihat Hyuga hanya duduk termenung. Namun cowok itu sama sekali tidak menyadarinya. Rara menatap Kirana bingung meminta penjelasan.

"Ah, Ra! Lo tau gak siapa yang dateng tadi?" Kirana malah bertanya balik. Rara menggeleng. Bagaimana dia bisa tahu, dia kan baru saja sadar beberapa menit yang lalu.

"KAK V, RA!" seru Kirana membuat Rara kaget.

Rara terdiam selama beberapa saat. "Kak V? Victoria?" Kirana mengangguk cepat. Alis Rara bertaut bingung. "Victoria yang itu?" tanya Rara kembali memastikan. Kirana balas mengangguk semakin semangat. Membuat Rara terkejut tak percaya.

Tiba-tiba Hyuga bangkit berdiri mengejutkan semua orang. Dia tiba-tiba tersadar saat mendengar nama yang terasa tidak asing itu.

"Victoria?" tanyanya tiba-tiba dengan tatapan benar-benar tampak seperti orang bodoh.

"WOY! Kaget gue!" sungut Kirana sambil memegang jantungnya.

"Kenapa? Lo ingat?" tanya Silvi.

Hyuga tampak berpikir keras namun dia akhirnya menggeleng.

"Sikap lo bener-bener aneh, Ga," ucap Kirana heran. "Lo kok bisa tiba-tiba nangis tadi?" tanya Kirana membuat Rara terkejut tak percaya.

"Lo kayaknya kenal kak V. Atau mungkin kalian udah pernah ketemu?" ucap Silvi yakin. Namun Hyuga hanya menggeleng.

Dia benar-benar tidak tahu siapa gadis yang datang tadi. Tapi nama Victoria yang disebut Rara itu entah kenapa terasa tidak asing baginya. Sejak tadi, sekeras apapun dia memikirkannya tapi dia sama sekali tidak mengingat satu hal pun yang menjelaskan dia mengenal gadis itu.

Nama dan wajah itu memang terasa tidak asing baginya. Tapi dia tidak tahu harus bagaimana saat otaknya sama sekali tidak mengingat gadis itu.

"Kak V kok bisa ada di sini?" tanya Ayu bingung. Kirana mengedikkan bahu. Dia juga penasaran.

"Kak V, siapa sih? Kok gue gak kenal?" tanya Daniel kepo. Dia sejak tadi ingin tahu tapi cewek-cewek itu sama sekali tidak meresponnya.

"Pretty Hacker," bisik Kirana pelan seakan yang diberitahunya itu adalah rahasia negera yang tak boleh dibocorkan ke sembarang orang. "Lovetuber hacker yang viral itu, loh," ucap Kirana dengan tampang serius.

Namun tiba-tiba Daniel tertawa terbahak-bahak setelah mendengarnya. Membuat Kirana mendecak kesal lalu memukul lengannya. "Lo gak percaya?" ucapnya dengan tampang masa-sih-lo-gak-percaya-woy?

Daniel mengangguk di sela-sela tawanya. "Kalian tau darimana? Sedangkan dia gak pernah tuh bicara bahasa indonesia," ucap Daniel sambil menggeleng."Dan jelas banget dia sering tour ke luar-luar negri. Rata-rata Eropa. Gak mungkin kalian tahu. Gak ada seorang pun yang bener-bener tahu, dia kan selalu pakai topeng," terang Daniel yakin.

"Udah banyak kali, yang ngaku-ngaku PH," lanjut Daniel meremehkan. "Kok kalian bisa percaya, sih?" tanya Daniel tak percaya. "Gue kira seleb atau artis luar masih mungkin, lah," lanjutnya.

Ke empat cewek itu hanya menggeleng melihat Daniel. "Kalau lo gak percaya, ya udah. Entar juga lo syok sendiri," ujar Kirana mencebikkan bibir. Daniel hanya tertawa menanggapinya.

Lalu tiba-tiba muncul Salsa dan Nayla dari ambang pintu menerobos masuk menyambut Rara.

***

QUEEN - MY LOVE(R) 💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang