💞 Dua 💞

20 16 19
                                        

"Keluarga yang kamu miliki,"

*
*
*

Rara sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Dia berdiri menghadap cermin yang setinggi tubuhnya. Memastikan seluruh seragamnya telah melekat dengan rapi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Rambutnya tergerai lembut di punggung dengan jepit pita berwarna pink kecil di sebelah kiri. Dia merapikan kerah seragam lengan pendeknya dan rok selutut dengan stocking putih panjangnya telah melekat dengan rapi. Selama sesaat dia termenung menatap pantulan dirinya di cermin.

Gadis cantik yang ada di dalam cermin itu sangat mirip dengan ibunya.

Kulit putih bersih, bulu matanya yang lentik, bibirnya yang tipis dipoles lip gloose merah muda favoritnya, dan hidung kecil yang lumayan mancung. Setitik tahi lalat kecil tepat berada di sudut mata kirinya. Menambah kesan di wajah cantiknya.

Siapapun yang melihatnya, jelas akan mengatakan dia cantik, dan sempurna.

Tiba-tiba saja setetes air mata jatuh tanpa bisa dicegahnya.

"Rara rindu Mama. Rara rindu Papa," lirihnya pelan.

Dengan susah payah dia menahan air mata yang sudah menggenang. Salah satu kebiasaan 'buruk'nya adalah menggigit bibir saat dia menangis. Dia tidak ingin siapapun tahu kalau dia sedang menangis. Terutama Rey dan mama. Dia tidak ingin membuat Rey dan mama ikut sedih.

Selama beberapa saat dia menenangkan diri di depan cermin. Meyakinkan diri dia tidak boleh membuat mama dan Rey sedih.

Hari ini, dia tidak boleh menangis.

***

Rara turun melewati tangga dan berjalan ke arah dapur. Di sana, Rey sudah duduk dan menikmati nasi goreng buatan mama.

Melihat kedatangan Rara, Rey tersenyum tipis sedangkan Mama tersenyum lebar. "Wah, Rara cantik seperti biasa," kata mama sambil tersenyum.

"Sini, Mama masak nasi goreng kesukaan kamu, Sayang," ujarnya sambil menunjuk pada piring nasi goreng yang sudah disiapkan di atas meja. Rara tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum duduk di samping Rey untuk sarapan bersama.

Mama menyajikan sepiring nasi goreng dengan porsi sedikit dan sebuah telur mata sapi sesuai kebiasaan Rara saat sarapan. Rara tidak bisa sarapan terlalu banyak, jika tidak dia akan mengantuk di kelas.

Rara tersenyum senang. "Nasi goreng Mama selalu lezat," ucap Rara sambil menghirup aroma lezat di hadapannya. Dia segera makan dengan cepat saat melihat Rey hampir menghabiskan makanannya.

Baru beberapa suap tiba-tiba saja dia tersedak. Rara terbatuk-batuk. Rey refleks mengambil segelas air putih dan membantu Rara minum perlahan.

"Makan pelan-pelan, Ra. Lo gak akan gue tinggal," kata Rey dengan nada khawatir. Mama mereka juga sempat cemas saat melihat Rara tersedak, namun untunglah refleks Rey cepat. Dia segera memberikan minum pada Rara dan memastikan bahwa Rara baik-baik saja.

"Ini selada sama timun dianggurin terus. Makan, Ra." gerutu Rey melihat Rara sedang sibuk memisahkan sayuran itu.

Rara dengan cepat menutup mulutnya. Dia menggeleng. Kebiasaan 'buruk' Rara selanjutnya adalah dia tidak suka makan sayur. Terutama salada dan timun. "Pahit," katanya. Rey mendesah pelan.

"Yaudah sini," ucap Rey. Rara tersenyum, nyengir tanpa dosa lalu menusuk selada dan timun yang paling dibencinya itu dengan garpu dan mengarahkannya ke wajah Rey.

"Aaaa..." ucap Rara sambil membuka mulutnya. Mama tertawa melihatnya.

Rey menatap kesal Rara tapi dia tetap memakannya. Rara tersenyum puas melihat sayur di piringnya telah habis.

QUEEN - MY LOVE(R) 💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang