"Dia yang akan berlari mengkhawatirkanmu,"
*
*
*Rara menatap seekor kelinci putih di depannya.
Dari hasil undian acak, Rara sekelompok dengan Rey, Kirana, Salsa, dan Bayu. Sedanglan Nayla berada di kelompok yang sama dengan Aya.
Rey mendapatkan hasil undian bedah kelinci untuk kelompok mereka. Rey menghela napas kasar dan mengusap rambutnya frustasi. Dia sudah meminta pak Gugun untuk mengganti kelinci mereka dengan hewan kelompok lain seperti katak atau reptil saja. Namun pak Gugun sama sekali tidak menyetujuinya.
"Kamu mengambil undiannya sendiri dan kamu mendapatkan kelinci. Bukankah itu bagus? Bedah kelinci cukup sulit, dan kamu sudah meringankan kesulitan teman kamu yang lain, Rey," ucap pak Gugun menolak mentah-mentah permintaan Rey.
"Tapi bisa saja terjadi pendarahan, Pak. Rara phobia darah, Pak. Tolong ganti dengan reptil saja, Pak," ucap Rey memohon dengan sungguh-sungguh.
Semua temannya yang lain memperhatikannya. Pak Gugun bahkan sampai marah karena Rey terus memaksa. Rara menggigit bibir melihat semua itu. Teman-temannya yang lain hanya melihat saja. Mungkin mereka terlalu takut membantah pak Gugun atau mungkin mereka menganggap Rara terlalu berlebihan.
"Gue heran, padahal Rara PMS tiap bulan, tapi kok sampai segitunya phobia darah? Emang bisa gitu ya?" bisik salah satu teman ceweknya yang berada di kelompok seberang. Dia tidak tahu siapa yang mengatakan itu. Tapi mendengarnya membuat hatinya sakit.
"Mungkin karena kecelakaan—"
BAAKK!
Kirana menghempaskan buku-buku biologi yang cukup tebal ke meja itu. Mereka semua terkejut melihat sikap Kirana.
"Kalian gak tahu apa-apa sok tau banget. Sekali lagi gue denger perkataan buruk kalian soal Rara, hadapin gue di komite kedisiplinan!" seru Kirana dengan mata yang melotot. Mereka semua terdiam tertunduk karena terkejut melihat reaksi Kirana yang tak biasa.
Atau mungkin juga karena mereka takut mencari masalah dengan putri Kepala Komite Pendidikan itu. Ayah Kirana terkenal tegas dan berwibawa jika menyangkut soal pendidikan. Tentu saja mereka diam karena mereka tahu mereka lah yang salah. Dan sudah pasti mereka akan disalahkan jika dibawa ke sidang siswa.
Kirana menatap tajam Gita dengan alis yang tertaut. "Git, lo ada di sini tapi lo diam aja liat teman kelompok lo ngatain Rara?" ungkap Kirana tak percaya.
Gita hanya menatapnya sekilas lalu berujar, "Mereka cuma penasaran, kali." Lalu beralih menatap teman kelompoknya itu. "Cara kalian salah. Jangan ngomongin temen di belakang. Kalau penasaran, tanya langsung ke orangnya," ucap Gita lalu berlalu pergi mengambil peralatan lainnya.
Kirana menatapnya tak percaya. Dia hendak protes namun Salsa sudah lebih dulu menarik tangannya untuk kembali ke meja mereka.
Rara meremas ujung Roknya. Perasaannya menjadi semakin buruk saat melihat perubahan sikap beberapa teman sekelasnya itu. Terlebih Gita yang sebenarnya cukup dekat dengannya selama ini. Itu membuat Rara berpikir apakah mungkin Gita menjadi seperti itu karena sikap Bisma padanya?
Rara sedih melihat Gita hanya lewat di samping mejanya tanpa sedikit pun menoleh ke arahnya. Sikap Gita benar-benar dingin padanya. Rara mengembuskan napas pelan. Dadanya terasa sesak seakan oksigen detik demi detik terus berkurang di sekitarnya.
Rey pun menatap Rara sedih karena betapa bodohnya dia sampai memilih kelinci. Rey lagi-lagi mengusap kasar rambutnya karena frustasi.
"Baik, kalian boleh mulai sekarang!" perintah pak Gugun pada semua kelompok. Pertama-tama hewan yang akan dibedah akan dimasukkan ke dalam wadah pembiusan. Setelah pingsan, hewan-hewan itu akan dibaringkan di papan bedah. Lalu ketua kelompok akan mulai membedah dengan diperhatikan oleh temannya yang lain.
Mereka semua sudah memakai sarung tangan lab. Rey dengan hati-hati mulai mengiris tipis kulit perut kelinci. Sayatan yang dilakukan Rey begitu sempurna. Hingga pak Gugun terus tersenyum dan memujinya. "Bagus, Rey," ucap pak Gugun tersenyum bangga.
Syukurlah tidak ada kesalahan yang dilakukan Rey. Tapi Rara berulang kali membuang muka karena ia tak tega melihat kelinci imut itu dibedah hingga memperlihatkan seluruh organ dalam tubuhnya. Jika Rara tidak menahan diri, dia pasti sudah menangis.
Setelah semuanya selesai, pak Gugun menyuruh mereka untuk membereskan semua peralatan dan mengubur hewan-hewan yang dibedah. Salsa menghela napas lega melihat semuanya berjalan lancar.
"Syukurlah. Rey emang bisa diandalkan," ucap Salsa sambil tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arah Rey. Kirana tersenyum sambil mengusap bahu Rara. "Gue bangga sama lo, beb," ucap Kirana dengan tulus. "Aduh, Uri Rara pasti kesulitan banget, ya? Sini gue peluk, beb," lanjutnya memeluk Rara.
Rara tersenyum lega balas memeluk sahabatnya itu. Dia tersenyum sambil menatap Rey. Rey balas tersenyum padanya. Sambil mengangguk kecil seolah mengatakan syukurlah semuanya baik-baik saja.
Bayu sudah selesai meletakkan kembali alat-alat bedah yang sudah disterilkan dengan alkohol. "Ayo, Rey kita kubur kelincinya," ajak Bayu dengan wajah sedih menatap kelinci malang itu.
Rey mengangguk. "Ra, lo jangan kemana-mana ya. Di sini aja," ujar Rey pada Rara. Rara mengangguk patuh. Dia tidak lagi menjauhi Rey karena kejadian di kantin tadi.
Dia bukan gadis jahat yang tidak tahu diri. Rey sama sekali tidak salah. Meskipun Rara sempat terkejut saat menyadari bahwa Rey mungkin terlalu berlebihan dalam melindunginya.
Tapi Rara segera menepis perasaan itu dengan alasan Rey melakukannya karena mereka sudah seperti keluarga. Sangat wajar bukan kita mengkhawatirkan keluarga kita dan selalu melindunginya?
Rey menghela napas lega karena Rara tidak lagi menjauhinya. Meskipun mereka tidak membicarakan kejadian di kantin tadi, tapi mereka berdua sama-sama mengerti perasaan satu sama lain.
Itu hal yang wajar, dan sudah menjadi kebiasaan.
Meski dia terluka jika menganggap perasaannya pada Rara hanya sebatas keluarga, dia akan melakukannya asalkan Rara nyaman berada bersamanya. Meskipun dia harus menahan diri selama ini atau bahkan mungkin selamanya. Dia tidak akan pernah menghancurkan hubungan mereka demi perasaan sepihaknya saja.
Rey dan Bayu keluar bersama anak cowok yang lain untuk menguburkan hewan bedah mereka. Hanya tersisa para cewek di kelas. Pak Gugun juga keluar untuk mengawasi semuanya dilakukan dengan baik tanpa kesalahan.
Seseorang di antara mereka daritadi terus menatap Rara. Tatapannya begitu penuh dengan kebencian. Lalu seulas senyum tersungging di wajahnya. Dia melangkah perlahan hendak melakukan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan siapa pun.
Tiba-tiba Aya menjerit hingga membuat semua orang di kelas itu shock. Bahkan Rey di detik itu juga berlari sekencang-kencangnya menuju ruang lab.
Diikuti Pak Gugun dan murid cowok lainnya dengan perasaan ingin tahu apa yang sedang terjadi. Teriakan itu terdengar jelas oleh mereka.
"Apa yang terjadi?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN - MY LOVE(R) 💞
Teen FictionThis story is MINE. Don't copy anything! © Hak Cipta Dilindungi Undang-undang QUEEN - MY LOVE(R) Rara adalah gadis periang yang disukai banyak orang. Dia cantik, pintar, dan populer sebagai vokalis di band Starlight yang terkenal se-intra SMA Permat...