"Dia yang selalu perhatian padamu,"
*
*
*Mereka akhirnya sampai tepat waktu di sekolah.
Mereka berhenti di tempat parkir. Rara melepaskan tangannya yang memeluk pinggang Rey. Karena takut terlambat, dia meminta Rey ngebut sepanjang jalan tadi. Karena itu dia terpaksa memeluk Rey karena dia takut jatuh.
Rey tersenyum senang selama di jalan tadi. Sebenarnya dia suka jika terlambat. Dia bisa lebih lama bersama Rara.
Dia suka mendengar gerutuan Rara yang kesal karena terlambat. Dia suka memanjat dinding belakang sekolah atau dihukum lari keliling lapangan. Meski Rara tidak akan suka melihatnya dihukum lari 6 keliling lapangan menggantikan Rara yang tidak kuat berlari.
Tapi untuk apapun yang berhubungan dengan Rara, Rey akan melakukannya. Apapun itu.
“Gue malas upacara,” keluh Rara tiba-tiba.
Rey tersenyum sambil melepaskan helm mereka berdua. “Mau gue temenin di UKS?” tanya Rey dengan nada khawatir. Dia menatap Rara memastikan bahwa Rara tidak pucat.
Rey tahu kondisi fisik Rara cukup lemah. Upacara akan menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Dan Rara tidak akan kuat berdiri selama itu. Rey tidak suka melihat Rara kelelahan apalagi jika Rara sampai pingsan.
Meskipun Rara selalu sarapan setiap pagi, Rey tahu Rara tidak akan bertahan berdiri di lapangan tanpa istirahat lebih dari 30 menit.
Rey merasa khawatir dengan kondisi Rara. Dia tidak ingin Rara kenapa-kenapa. "Lebih baik lo di UKS aja, Ra. Biar gue temenin," ujar Rey sambil merapikan anak rambut Rara yang sedikit berantakan. Rey suka melakukannya, dan itu sudah menjadi kebiasaannya.
Orang lain mungkin iri melihat kedekatan mereka, namun Rey sama sekali tidak peduli tentang itu. Baginya, selama Rara nyaman dan bahagia itu sudah jauh dari cukup. Dan Rara sudah terbiasa dengan perlakuan Rey sejak kecil. Dia nyaman dengan apapun yang dilakukan Rey.
Rara tertawa. “Kiranti sama Salsa bakal berebut, Rey. Mereka gak akan terima kalau lo yang gue pilih.” Rey menghela napas. Dia melupakan dua makhluk itu.
"Ahh, apa gue minta Nayla aja ya? Biar adil!" seru Rara sambil tertawa. Rey menggelengkan kepalanya pelan, "Nayla gak akan mau," ujar Rey dengan wajah datar.
Rara tertawa. Sudah pasti Nayla tidak akan mau dilibatkan dalam hal melanggar aturan. Beda halnya dengan Kirana dan Salsa yang akan berebut melakukannya secara sukarela.
Mereka berjalan menuju kelas 11 Ipa 2 yang berada setelah gedung kelas 10. Berarti mereka harus melewati gedung adik kelas.
Sepanjang jalan semua siswa menyapa Rara dan Rey. Setiap kali Rara dan Rey lewat, selalu terdengar kehebohan kecil dimana-mana. Adik kelas yang berada di sepanjang koridor dari lantai 1 sampai lantai 3 akan mendongak hanya untuk melihat Rara dan Rey yang hanya lewat. Bagaimana tidak? dua orang terpopuler se-SMA Permata baru saja lewat di hadapan mereka.
Rara merupakan siswi terpopuler nomor 1 se-intra sekolah. Dia adalah gadis yang ceria dan periang yang disukai banyak orang. Tidak hanya cantik, dia juga pintar dan populer. Dia populer karena keindahan suaranya sebagai vokalis cewek di band Starlight yang terkenal se-intra SMA Permata. Di sekolah dia selalu masuk ranking 5 teratas.
Sesuai namanya—Ratu Maharani—dia benar-benar dipuja sebagai ratu sekolah. Entah ada berapa banyak fansnya di RaLov (Rara Lovers) terlebih lagi di media sosial. Dia adalah ikon selebgram yang selalu masuk daftar populer 5 tahun berturut-turut.
Tidak heran banyak yang mengikuti jejaknya hingga sekarang. Dan kebanyakan anak baru yang mendaftar ke sekolah terfavorit di Jakarta ini adalah karena ingin bersekolah di sekolah yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN - MY LOVE(R) 💞
Teen FictionThis story is MINE. Don't copy anything! © Hak Cipta Dilindungi Undang-undang QUEEN - MY LOVE(R) Rara adalah gadis periang yang disukai banyak orang. Dia cantik, pintar, dan populer sebagai vokalis di band Starlight yang terkenal se-intra SMA Permat...