Andrew menatap pesannya yang hanya dilihat saja. Berkat informasi dari Gina—sepupu Jane—Andrew tahu jika perempuan itu tengah sibuk membuat konten untuk produk baru Clark. Hari ini Andrew berencana mengajak Jane makan malam sembari membicarakan kontrak yang akan kami tanda tangani.
Andrew melangkah memasuki sebuah studio yang cukup besar. Ruangan ini begitu sibuk dengan beragam lampu yang dinyalakan. Andrew mengamati beberapa orang yang sedang merapikan beberapa barang mereka. Sebagian lainnya sibuk menyeleksi foto-foto yang cocok untuk dipilih.
Langkahnya terhenti tatkala melihat seseorang yang tak asing untuknya. Ia berjalan agak ragu mendekati Andrew yang berdiri di tengah lorong. Itu Jillian Parker, adik dari salah satu temannya yaitu Sean Parker.
"Andrew?" Ia ternyata mengenali Andrew. "Apa yang kamu lakukan di sini?"
Andrew juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang ia lakukan sampai ia datang ke sini?
"Oh, aku ingin bertemu Jane." katanya setelah mengingat alasan utama mengapa ia harus datang ke tempat ini. "Aku tahu dari sepupunya kalau ia sedang di sini."
Andrew memperhatikan Jill yang tertawa bingung. Andrew menyentuh rahangnya dan terlihat jika ia agak ragu-ragu untuk bicara.
"Apa kamu melihatnya?" Jill tersenyum kemudian melipat tangannya.
"Tentu, ia sedang berbicara mengenai sesuatu yang penting dengan Liam Theodore. Mungkin saat ini ia sangat tidak bisa diganggu." Dahi Andrew berkerut mendengar jawaban Jill. Perempuan itu sedang bicara dengan Liam. "Tidak bisa diganggu oleh siapa pun. Aku ulangi, siapa pun."
Sepenting apa pembicaraan mereka sampai tidak bisa diganggu seseorang?
Cara bicara Jill seakan menegaskan padanya jika Jane sangat sibuk. Ia bahkan beberapa kali mengulang jika Jane sangat tidak bisa diganggu. "Apakah mereka membicarakan pekerjaan?"
Jill mengangkat kedua bahunya. Ia seakan tak tahu obrolan apa yang dibicarakan oleh Jane dan Liam Theodore. "Entahlah, sepertinya tadi aku mendengar jika Liam mengajak Jane makan malam bersamanya."
Aku mengerutkan dahiku lagi. Makan malam bersama?
"Bersama denganmu?"
"Mereka mengajakku, tetapi aku cukup tahu diri dan menolak ajakan tersebut. Andrew, kamu harus tahu jika Jane sangat cocok dengan Liam. Aku tidak tahu jika Jane sangat menawan bersanding dengan Liam. Mereka benar-benar pasangan ideal." Andrew terdiam mendengar perkataan Jill. Ia memuji betapa serasinya Jane dan Liam di hadapannya. Mungkin Jill tidak tahu apa pun. Sean mungkin tidak bicara dengan siapa pun. Dan, Andrew tidak berhak memarahi Jill.
Tetapi, Andrew jadi geram mengetahui hal itu. Andrew berjalan cepat memasuki studio lebih jauh untuk mencari Jane. Perasaannya kesal, tetapi Andrew lebih penasaran dengan apa yang Jill katakan. Ia ingin menilai seberapa cocok Jane dengan Liam Theodore.
Langkahnya terhenti tatkala melihat Jane yang menatapnya dengan bingung. Ia semula tengah memperhatikan ponselnya sebelum akhirnya menatap Andrew yang berjalan mendekatinya.
"Apa kamu sudah selesai bekerja?" Andrew melirik Liam Theodore yang berdiri di sebelah Jane. Laki-laki berkacamata itu menatapnya sembari mencoba mengenali Andrew.
"Andrew Morgan?" Andrew tersenyum puas melihat ia yang mengenali Andrew lebih dulu. "Saya Liam Theodore, senang bertemu denganmu."
"Senang bertemu denganmu." Katanya sembari menyabat tangan Liam yang terarah padanya. "Saya datang untuk menjemput calon istri saya."
"Oh," Liam tertawa mendengar Andrew bicara. Entah apa yang menurutnya lucu. "Saya tidak tahu jika Jane Clark calon istri bapak."
Oleh karena itu, Andrew memberitahunya supaya ia bisa menjaga jarak dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games With Love
ChickLitAndrew penasaran dengan Jeanne Clark-teman adiknya. Ia pikir rasa penasaran itu akan usai ketika ia memutuskan mengenalnya lebih dekat. Tetapi, ternyata tidak sesederhana yang ia pikirkan. Games With Love | The Alexandria #1