PROLOG

985 81 7
                                    

tes...

tes...

tes...tes...

Rintik hujan mulai membasahi kota Soul di malam hari. Langit yang seharusnya di sinari oleh gemerlap bintang bintang terasa kosong dan hampa, sama hal nya dengan apa yang dirasakan oleh Eliza Hettie.

Sendirian dan kesepian.

Gadis berdarah campuran Korea-Belanda itu akrab dengan kedua hal ini.

Dia saat ini sedang duduk termenung menghadap ke jendela yang mengarah langsung pada pemandangan kota Soul yang dibasahi oleh hujan.

Bertahun tahun Eliza hidup, hati nya selalu merasakan kekosongan yang terasa sangat menyakitkan.

Eliza selalu merasakan keinginan untuk pulang dan kembali.

Tapi...

Bukankah ini adalah rumahnya? tempat yang dia gunakan untuk berteduh dari sinar matahari

Tempat dia dibesarkan dari bayi hingga remaja seperti saat ini

Dan tempat untuk mengistirahatkan tubuhnya saat dia lelah?

Lantas mengapa aku merasakan perasaan ini?

Apakah karena Ayah dan Ibu sudah tidak ada jadi aku merasa kesepian? tidak. Saat mereka masih hidup pun aku masih merasa seperti itu. Katakanlah aku berdosa tapi aku tidak memiliki rasa kasih sayang yang besar pada mereka berdua. Entahlah, aku hanya menghormati mereka sebagai kedua orangtua ku.

Kemanakah sebenarnya aku harus pulang?

'Ha...'

Eliza menghela nafas dan memejamkan matanya, karena merasa stress dengan apa yang dia pikirkan.

Ini melelahkan.

"Sial." dengus nya.

Mengapa aku selalu memikirkan hal-hal tidak berguna seperti ini? tidak ada alasan bagi ku untuk memberi makan kesedihanku, lagi pula tidak akan ada yang peduli.

"Hujan hari ini sangat deras, ini seperti badai." Ujar Eliza sambil menatap hujan dari jendelanya.

aku sebenarnya menyukai hujan, tapi jika ada petir seperti ini aku juga jadi takut.

Eliza bergidik ngeri, ia beranjak dari duduknya untuk menutup jendela gorden dan pergi ke kamar tidurnya.

Ini masih cukup siang dari jam malam Eliza yang biasa. Tapi karena dia ketakuan dengan petir dia memutuskan untuk tidur lebih cepat, toh lebih cepat lebih baik bukan?

'Ya, ya benar. jika ibu masih ada, dia pasti akan mengomeli ku karena selalu bergadang.'

Eliza berjalan sambil mengangguk-anggukan kepalanya seolah olah dia puas dengan apa yang dia pikirkan.

tapi...

"Eh...bukan kah aku masih belum menyelesaikan novel itu?"

Eliza berhenti berjalan saat berada tepat di depan pintu kamarnya dan mulai berpikir apa yang harus dia lakukan, membaca atau tidur? dia ingat jika baru-baru ini dia menemukan novel yang sangat bagus.

'Hmm...tidur atau baca novel ya?'

Dia memutar gagang pintu kamar nya lalu masuk sambil berucap pelan pada dirinya sendiri.

"Ya mari kita baca satu chapter saja hari ini lalu tidur!"

Omong kosong yang selalu diucapkan oleh para pembaca, akhirnya keluar dari mulut Eliza.

...

["Senior ini adalah Naga kuno. Dia adalah Naga tertua di benua Barat."

Reunited Through Destiny             [Tcfxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang