Chapter 24

296 54 6
                                    

Hi! it's me Kajev. Jika ada typo atau kesalahan dalam mengeja tolong di koreksi oke!

And yaa happy reading & enjoy readers! please vote and comment if you like it. 🫶🏻

☆☆☆

'Lucu sekali.'

Eruhaben bukan tidak bisa menangkis serangan Eliza, dia bisa, itu hal kecil bagi seorang Naga.

Dengan jentikan jari dia bisa menerbangkan Eliza dengan mudah.

Hanya saja Eruhaben membiarkan, dia sedang ingin bermain.

Eruhaben ingin tahu sampai mana keberanian yang bisa di tunjukan oleh gadis kecil di hadapan nya ini.

"Ha ha-uhuk ... ha-uhuk ... ha ha ha."

Eruhaben tertawa merasa terhibur melihat keberanian gadis kecil nya.

Eruhaben memegang tangan rapuh yang sedang mencekik leher nya.

Ada goresan yang cukup panjang, mungkin sekitar satu jengkal tangan orang dewasa.

Sepertinya itu tergores dengan tidak sengaja.

Saat melihat itu Eruhaben lantas berpikir.

'Ah, sekarang aku tahu aroma manis itu datang dari mana.'

Aroma yang manis semerbak seperti bunga Honeysuckle dan aroma besi memenuhi indra penciuman Eruhaben.

Aroma madu bercampur dengan buah jeruk matang dan aroma darah segar membuat perpaduan yang unik, manis dan segar menjadi satu.

Ini membuat Eruhaben sedikit pusing karena jarak yang begitu dekat.

"Darah-uhuk. Darah mu ... ugh," Eruhaben tidak bisa melanjutkan perkataan nya dengan benar.

Ucapan Eruhaben membuat Eliza semakin ketakutan.

Mata nya bergetar dan semakin mencekik leher orang di bawah nya.

"Mati, kau harus mati. Siapapun yang mengetahui nya harus mati." gumam Eliza dengan mata yang memerah.

Dengan suara yang bergetar dia mencoba sekuat tenaga untuk mencekik Naga Emas di bawah nya.

Klik.

Suara pintu terbuka terdengar.

"Eliza!" seru seseorang.

Eliza tersentak dan reflek mengendurkan cekikan nya.

Dia menoleh ke samping dan melihat si rambut merah mengerutkan kening nya bingung saat melihat apa yang sedang terjadi.

Orang itu mendekat dan mencoba memisahkan Eliza dan Eruhaben.

"Apa yang ter-"

"JANGAN MENDEKAT!"

Perkataan Cale terpotong oleh sebuah teriakan.

Eliza bangkit dan dengan cepat mengambil belati yang tadi dia jatuh kan.

Dengan gerakan yang begitu gesit dia menjaga jarak dari Cale dan Eruhaben.

Eliza menodongkan belati pada mereka berdua dan menatap tajam keduanya.

"Uhuk ... uhuk ..." Eruhaben terbatuk pelan sambil memegangi leher nya.

Cale segera membantu Eruhaben berdiri.

"Eruhaben-nim, apa anda baik-baik saja?"

Eruhaben hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan menatap Eliza.

Reunited Through Destiny             [Tcfxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang