21. Lilin feromon

9.9K 647 18
                                    


Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, para siswa-siswi juga sudah berhamburan pulang, meninggalkan sekolah yang kini mulai sepi

Ran dan yang lain baru saja sampai di parkiran, dan mulai duduk di atas jok motor milik masing-masing

"Ayo Ver udah jam segini nih" Raden melihat kearah arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangan nya

Ia kemudian menepuk-nepuk kesal pundak Vero yang asik mengaca membenarkan rambut ping urakan milik nya

"Emang lo mau kemana sih anjing" jawab Vero kesal sembari menghentikan aktivitas nya

"Ini hari jum'at anjing gue lupa! Cepetan bangsat!! " ia men jambak rambut badai Vero dengan kesal

Setelah meringis sakit sejenak, Vero berdecak " iya, bentaran napa"

"Nggak ada bentar-bentar! Lo sih rese, orang gue mau bawa motor sendiri malah lo jemput! Cepetan ngentod! "

Dengan segera Vero mulai menghidupkan mesin motornya dengan dongkol

"Kita duluan bro" pamit Raden kepada Ran dan yang lain yang masih stay di parkiran

Logan menggeleng heran "ngeri bener dah si Raden" ujarnya "wajah-wajah calon petinggi agama tuh"

Laskar dan Ezie yang duduk berboncengan itu mengangguk setuju

"biasanya kan anak muda kek kita sekarang, paling susah kalo di suruh ibadah" Laskar sekali lagi mengangguk setuju atas ucapan Logan

"Abang ayo pulang" ajak Gally yang kepada Ran yang duduk di depan nya mengamati motor Vero yang mulai menjauh dari pandangan

Logan langsung menoleh kearah Ran

"Lo inget barang yang gue kasih kan Ran? " tanya Logan serius

Ran mengataskan satu alisnya kemudian mengangguk samar "kenapa? "

"Ya intinya itu kecil-kecil cabe rawit" jawab nya sembari menaik turunkan alisnya genit

Ran hanya berdehem singkat, dan mulai menghidupkan mesin motor nya.

Gally yang juga mulai ikutan berpegangan pinggang Ran dengan erat itu, melambaikan tangannya kearah empat teman nya yang sedang menunggu si kembar A

"Dada abang Logan! " teriak Gally, sedangkan Logan di sebrang sana menggeleng tak habis pikir sembari tersenyum

"Abang nanti kita mau kemana?! " teriak Gally di pundak Ran

"Apartemen abang" jawab Ran dengan mata yang masih fokus kearah jalanan

"Apartemen itu apa? "

"Apartemen ya apartemen"

Gally mengangguk paham walaupun tak paham, remaja itu kemudian mengeratkan pelukan nya ke tubuh Ran yang dua kali lipat lebih gagah dari nya itu

Gally kemudian mendekatkan bibir nya ke telinga Ran

"Kata abang Ren, abang mirip sugar daddy kalo sama Gally! "

Ran melirik Gally sekilas dari spion "emang Gally tau sugar daddy itu apa? "

Gally menggeleng "tau!" sarkas nya

"Kata abang Ren, Sugar daddy itu pacar kita tapi dia kasih kita uang, terus orang nya juga gede kayak abang" jawab Gally mengingat-ingat ucapan Ren yang menjelaskan tentang sugar daddy kepada nya

Ran hanya meringis prihatin 'bisa-bisanya'

Selang beberapa menit setelah berkendara, kini mereka sudah sampai di apartemen milik Ran yang sering Ran kunjungi bersama Ren adik kembar nya itu

About Gally || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang