31. Halusinasi?? 2

9.9K 541 10
                                    

"HUWAA!! BUNDA! ABANG NGHHH NAKAL!! "

Gally menjerit kencang di saat penis Ran dengan satu hentakan masuk sepenuhnya ke dalam hole belakang milik nya

Ran mendesis "jangan dijepit" ujar nya meringis ngilu merasakan penis nya di jepit kencang oleh dinding rectum milik Gally yang sangat sempit bagi penisnya itu

"Anjing masa iya halu tapi kerasa " desis nya

Gally menggeleng heboh "huwaaaa mau bunda! abang Ran nakal! "

"Gally sakit! " racau nya kesakitan

Ran meringis, ia beralih mencium paksa bibir Gally yang masih merengek meminta di lepaskan

"Jangan nangis, buat dedek bayi emang gini cara nya"

"Sial, mabok bikin gua gila"

Ran menggeleng tak habis pikir dengan kelakuan nya sendiri

Ran menarik pelan penis nya yang sedari tadi ia diamkan di dalam hole Gally, sembari mendesah keenakan

Diiringi dengan keluar nya sedikit darah, yang Ran yakini itu berasal dari jaringan mukosa milik hole Gally

Ran menatap kagum penis nya yang menjadi pengalaman pertama ber sex bagi Gally, kekasih nya

"Hiks abang sakit"

"Jangan nangis bentar lagi nagih kok, sumpah gua rela gila biar bisa nge sex ama lu terus "

Ran memasukkan kembali penis nya dalam satu hentakan

"Ahhh jangan gerak, a-bang, ini ss...sakit"

Ran tak menggubris, ia malahan semakin brutal memaju mundurkan penis nya yang terasa hangat akibat gesekan kulit antara dinding rectum dan penis nya

"Mmmghh...abanghh... lepas" mohon Gally di sela desahan nya

Semakin Gally memohon dan mendesah, Ran semakin kencang menggerakkan penis nya lebih dalam.

"Abang euhh udah...Gally MNGHH!!, ituhh apa! "

Pekik nya, kala ujung kepala penis Ran mengenai sesuatu yang membuat tubuh nya geli

'Kena' pemuda dominan itu tersenyum

Ran mengecup bibir Gally, kedua tangan nya ia bawa untuk menjepit puting Gally yang sudah mencuat itu dengan keras

Cup

"Enak kan? "

"Hiks enak, tapi Gally nggak suka" rengek nya

Ran menjilat puting Gally yang sudah sedikit membengkak akibat ulah nya,

lalu menggigit nya dengan gemas

Tangan Gally bergerak ribut merasakan sensasi sakit sekaligus geli secara bersamaan

"Enhh jangan gigit"

Merasa lubang Gally semakin rapat, Ran punya feeling bahwa sebentar lagi Gally akan keluar, Ran dengan segera menghentikan hentakan nya menatap Gally polos yang ada di bawah nya

"Hiks eung? " Gally melirik bagian bawah nya kemudian mendongak menatap Ran juga menatap nya

"Gally mau pipis! sakit!! " sengak nya kesal

Ia menangis kembali kala Ran hanya tersenyum menatap diri nya yang sedang kesakitan

"Jahat! Hiks plissss, enhh Gally-"

"Ahhhh! "

Tubuh nya tersentak kaget, ketika Ran dengan keras nya menghantam kembali lubang Gally tanpa perasaan

Gally mengeluarkan muatan nya dengan banyak sembari mendesah

Ran mengangkat tubuh bugil Gally yang menangis kencang ke dalam dekapan nya

"Jangan tinggalin abang"

Air mata Ran mengalir, menetesi pipi Gally yang juga basah dengan air mata milik nya sendiri

Gally terdiam menghentikan tangis nya dan melirik Ran kemudian tertawa lucu

"Hihi abang udah gede masih nangis" ujar nya

Ran menatap gemas Gally kemudian mencium nya brutal, dan mengajak lidah anak itu untuk saling beradu

Gally menjambak rambut Ran kala ia rasa pasokan oksigen nya mulai menipis

Ran membalikkan tubuh Gally, menyuruh anak itu agar menungging

Menghantam kembali hole Gally kasar yang membuat sang empu nya mendesah sakit sekaligus keenakan

"AH! kok anhh itu lagihhh"

Senyuman Ran mengembang ketika penis nya menumbuk tepat mengenai prostat milik hole kekasih nya

"Sakit nya udah... uhh enak"

"Ahh" kepala Ran mendongak, jakun tebal nya naik turun di iringi dengan aliran keringat yang menetes dari ujung kepalanya

Tangan Ran dengan gencar memilin kedua puting Gally yang menungging membelakanginya secara bersamaan

"Ahh dada Gally gatal eummhh"

Ran membalikkan kembali tubuh Gally, ia dudukkan tubuh lemas itu di atas tubuh nya dengan posisi penis nya yang masih menancap di dalam lubang Gally

"Katanya udah enak? mandiri dong, main sendiri"

"Nanti abang pijitin dada Gally biar nggak gatal" jelas Ran santai

Gally terengah-engah menatap Ran yang berbaring di bawah nya dengan tatapan sayu

Ran mengernyit dan mengucek mata, menyubit pipi gembul Gally dengan heran

"Nyata? " ia menggeleng "Gal? "

"Iyahhh? "

Ran mengerutkan kening " kamu nyata? "

"Heem, enhhh abang nakal, tapi ahhh Gally enakkk" racau nya

Dengan susah payah Gally gerakkan pinggulnya, karena keadaan kedua tangan nya yang masih terikat oleh kemeja putih Ran

"Ahh emm ahh"

Ran memandang penuh puja bentuk kekasih nya yang sudah kacau akibat persatuan mereka

'Anjing nyata' kagum nya

melirik kebawah ia berdecak "kamu kurang kenceng" ujar nya

Tangan Ran menyingkap poni panjang Gally yang sudah lepek dan menutupi jidat nya,

Ia menyobek panjang kain kemeja yang di buat untuk mengikat tangan Gally

Kemudian beralih mengikat rambut Gally yang ada pada genggaman nya

"Cute"

Nafas Gally terengah-engah, air liurnya ikutan keluar dengan air mata nya

Ia menjatuhkan kepalanya di atas dada bidang Ran dengan lemas

"Mau pipis"

Sperma miliknya menyembur kembali mengotori perut nya dan juga perut Ran

"Udah, huhh Gally udah tiga kali pipis" gumam nya

Ran mengecup kening Gally, mengelus pelan rambut kekasihnya yang ia kuncir apel

Dan menghentakkan kembali penisnya lebih dalam

Ran menggendong tubuh getar tak berdaya itu menuju ke arah dapur

"Mau minum? "

Gally tak menjawab, ia sibuk mendesah karena per langkah kaki Ran, penisnya ikutan masuk se alur

Ran membuka pintu kulkas, meminum air putih dingin yang kemudian ia salurkan ke dalam mulut Gally

"Udahhh" pinta Gally lemas "buat dedek bayi nya juga udah"

Ran menggeleng "lanjut kamar yuk, dedek bayi nya nggak bakalan jadi kalo abang belum cum"

About Gally || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang