43. Susu

6.1K 367 6
                                    

Ran yang masih berdiri di pinggiran ranjang itu melepaskan pakaiannya dengan perlahan

Lelaki itu meregangkan otot lehernya, mendekat perlahan kearah Gally yang masih terduduk menyilangkan kedua tangannya di depan dada

Netra madu terang milik Gally mengamati gerak-gerik Ran yang beranjak duduk bersilang di tengah-tengah kakinya dengan was-was

Mata yang sedikit sembab itu memicing, Ran yang melihat raut wajah penasaran sedikit waspada milik wajah sedikit bayi Gally sontak menahan tawa

Tangan besar itu menyentuh perut besar Gally di hadapannya, mata Gally menatap kebawah dan kembali lagi menatap kearah Ran

Kedua tangan yang tadi ia silangkan perlahan ia lepaskan

Gally menyentuh pipi Ran kemudian menghadapkan wajah tampan yang memiliki kembaran itu kearahnya

Alis Ran terangkat, menatap Gally penuh minat

"Wah abang"

Senyum Gally mengembang, tangan memel itu mencubit keras pipi suaminya

"Abang kok tambah jelek sih"

"Dulu abang ganteng banget, keren, pinter, nggak kayak sekarang"

Ran yang sempat percaya diri sejenak sontak melunturkan senyum tipisnya yang tadi terukir

Cup

"Mulut kamu sekarang pedes banget perasaan"

Bibir lelaki itu dengan secepat kilat mencumbu bibir Gally tidak sabaran

Kedua tangan Ran mencengkram tengkuk leher suami kecilnya, menahan kepala itu agar tidak terus berontak mencoba melepaskan tautan mereka berdua

"Eungh "

Bibir Gally bergerak, mengikuti gerakan bibir Ran secara acak

Bunyi kecipak basah terdengar di penjuru kamar sunyi milik mereka yang menjadi saksi.

Ditengah-tengah pangutannya, kedua tangan Ran perlahan turun melepaskan celana panjang serta dalaman milik Gally yang masih melekat pada tubuhnya

Ran melepaskan pangutannya, dan mengelap bibirnya sembari menatap kearah Gally yang masih mengatur nafas

Jantung Gally berdegup tak beraturan melihat wajah menggoda Ran yang tadi ia katakan tidak tampan di depan mata

Rambut acak-acakan lelaki itu semakin menambah pesona

Gally tanpa sadar menganga, matanya berkedip-kedip pelan, bertatap mata, dengan mata elang milik Ran yang menurutnya sangat menarik minat untuk dipandang

"Wah ganteng"

Gally bergumam kecil, Ran yang masih bisa mendengar itu tertawa berat sembari menggeleng heran

Tangan Ran terangkat, mendorong pelan bahu sempit Gally, membaringkan tubuh gembul itu dengan hati-hati

Tiga jarinya ia masukkan kedalam mulut suami kecilnya yang tadi menganga melihatnya

"Basahin, bayangin kamu lagi makan punya abang"

"Kamu kan suka banget sama punya abang "

Lelaki itu menjilat jari-jari tersebut sesuai perintah Ran, Ran membalikkan tangannya dan bermain-main dengan langit-langit mulut Gally,

Setelahnya ia mengeluarkan tangan tersebut, mengangkat pinggul Gally dengan kedua kakinya yang ia angkat keatas pundaknya

"Jangan abang nanti dedeknya sakit"

About Gally || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang