Tak
Tak
Tak
Penggaris tebal nan panjang itu di ketukkan keras di atas meja oleh seorang pria dewasa dengan kaca mata yang bertengger di pangkal hidung nya,
Hingga mengeluarkan bunyi ketukan yang nyaring memenuhi satu ruangan
Kelas yang awalnya bising dan ricuh seketika menjadi hening
"Ya, ribut terus! Ini saya sedang jelasin! Kalian kok malah buat saya seperti di anggurin! " teriak pak Endra selaku wali kelas mereka
Ezie mencibir kearah Logan
"Guru lo galak amat dah" Ezie memicing kearah Logan
Logan berdehem acuh sembari menopang dagu, menatap pak Endra
"Sok asik lagi" lanjut Ezie yang membuat Logan berdecak kesal sembari menoleh ke arah nya
"Lo—"
"Logan! " teriakan pak Endra sontak membuat Logan langsung mendelik kesal sedangkan Ezie beralih berpura-pura menulis absurd di buku yang ada di hadapannya
"Kamu ini jangan berani berani mengajak sesat murid teladan dan sopan seperti Ezie ya! " peringat nya tajam
Logan mencibir sekaligus menyumpah serapahi Ezie dalam batin
Ezie tersenyum congkak kearah Logan yang menatap nya sebal
Dia yang salah dirinya yang disalahkan pikir Logan
"Oke saya lanjutkan" Pak Endra berdehem
"Berhubung kalian semua ini sudah selesai ujian, maka pihak sekolah sebentar lagi akan mengadakan kegiatan Class meeting " jelas pak Endra
"Siapa yang tidak setuju, harus setuju, karena kegiatan ini tidak membutuhkan persetujuan kalian"
Ia membenarkan kacamata nya kemudian mengibaskan kertas HVS di yang ada di tangan nya
"Pertama fashion show, tadi bapak sudah mengambil undian di ruang rapat dan kelas kita mendapatkan undian dengan tema Mafia style "
"Yang kedua drama, bagian drama ini terserah kalian yang menentukan, judul, dialog dan tokoh terserah kalian, yang penting kalian kompak"
"Yang ketiga semua biaya biar saya yang tanggung, kalian semua tidak usah khawatir, uang kas kalian, kalian simpan saja"
Pak Endra melipat kertas yang tadi di bacanya
"sampai sini paham? ada yang mau di tanyakan? "
Zean mengangkat tangan "maksud mafia style gimana ya pak? Kan tahun kemarin nggak ada? "
Pak Endra mengangguk "ya itu seperti kalian menirukan gaya seorang mafia, dari gaya berjalan dan perawakan, ini saya juga sudah memilih calon tokoh, namun jika kalian tidak setuju kalian bisa mengganti tokoh sesuka kalian"
"Oke kalau semua nya sudah paham, bapak pamit undur diri"
"Kertas nya saya tinggalkan di atas meja"
Pak Endra membereskan peralatan nya yang berserakan di atas meja, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari dalam kelas
Zean beranjak berdiri dan berjalan kearah meja guru mengambil sebuah kertas yang di tinggalkan oleh pak Endra barusan
"Woi diem! " suara bariton Zean menggelegar, hingga membuat siswa-siswi langsung anteng dan menoleh ke arah nya
Zean berdehem "oke tadi lo semua udah paham yang dijelasin pak Endra kan? Sekarang gua bacain nama siapa aja yang bakalan ikutan jadi model"
"Rara lu yang nulis di papan tulis ya" anak yang dipanggil Rara segera maju dan berdiri di samping Zean sembari menyangking spidol di tangannya
"Mara Eliana Raymond bakalan jadi figur istri seorang mafia, ada yang mau protes? "
Mereka menggeleng serempak kecuali Mara yang hanya diam sembari memasang wajah dingin dibelakang sana
"Logan Marja Zeornic sebagai figur seorang kakak atau anak pertama"
Logan yang hampir tertidur itu mendelik tak terima
"Gue—"
"Gally Richardo Dharmendra sebagai figur Adik atau anak terakhir"
Logan berdecak kesal, sedangkan Gally mengerutkan kening nya heran
"Ran Zeric Graffindra yang bakal jadi model figur seorang ketua mafia sekaligus ayah nya"
Ran berdecak kesal, Lagi-lagi dirinya harus terlibat pikirnya
"Dan terakhir, Catherine, Ren, Kendrick, Agas, Eliot dan Zeana, bakal jadi bawahan mafia atau gangster ulung"
"Kalau ada yang protes, mending nggak usah ikut! Bukan nya egois, gue yakin semisal tokoh-tokoh nya kita ganti, mesti nanti ada yang nggak terima benerkan? "
"Bener! " jawab mereka serempak
Zean mengangguk puas "nahh, kalau soal Drama, nanti kita bakal pikirin bareng"
#
"Figur style Ken dari tema barbie kita adalah Aldi Hans Dharmendra, setuju? "
"Setuju" jawab mereka bersamaan
Aldi tersenyum kecut sedangkan Aldo membrengut suram
"Lo masih mending jadi ken bang, lah gua jadi bapaknya barbie, mana yang jadi istri gua si Celi bacod lagi" ia berdecak kesal setelahnya
"Derita lo do" Aldi menepuk-nepuk pundak kembarannya dengan perihatin
"Lo masih mending lagi do, lah gua jadi kakek nya si ken, sialan emang, mana harus ngecat rambut ping gua jadi putih lagi" Vero mendengus kasar
"Haha ubanan, untung gua nggak jadi apa-apa" Raden tersenyum puas
Yang membuat ketiganya menatap nya sinis
#
"Kak ini kayaknya rekaman CCTV yang paling deket sama tempat kejadian deh"
Vera dan Della menoleh kearah Ellin yang sedang mengutak-atik sebuah tablet di tangannya
"Anak aku juga nebak kayak gitu" lanjutnya kemudian menoleh kearah Vera yang duduk bersebrangan dengan nya, diikuti Della setelah nya
Della mengangguk "anak aku keknya juga lagi nyelidikin deh" tebak nya
Della memberikan handphone nya kepada Vera, yang membuat sang empunya mengataskan satu alisnya heran
Seakan paham Della mulai berujar "Kalo itu, di dalam nya ada bukti penggelapan, sama pencurian, kakak tinggal nyalin, aku yakin ini juga berkaitan"
Vera tersenyum haru, ia tak bisa berkata-kata lagi, mereka sudah sangat banyak memberikan bantuan kepada dirinya
Tanpa sadar air mata nya ikutan mengalir
"Eh kak" Della gelagapan di tempat nya
Ellin ikutan menoleh kearah Vera
Dengan kasar Vera menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir dengan sendiri nya
Vera tersenyum manis setelah nya "makasih udah mau ngebet bantuin kakak"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Gally || [END]
De Todo[Boys Love] "Gally mau buat abang Ran baper" "Inget ya Gal, kalo si Ran nggak baper, pencet aja kontolnya, oke? " # "Abang entot itu apa? " "Abang jangan ngintip, nanti tak entot lho" # Galla, bocah yang baru beranjak umur lima belas tahun, Tiba-ti...