42. Teror

19 4 0
                                    

Siang yang cukup terik hari ini berhasil membuat tiga pria di pinggir halaman rumah orang itu hampir mati kehausan. Salah satunya Arham, pria ini sudah membaringkan tubuhnya dibawah pohon besar yang sejuk

"Gile ya lo ngga!"

"Kan udah disuruh masuk, malah ngemper disini kayak orang minta sumbangan." sahut Angga yang baru saja keluar setelah ditunggu hampir satu jam lamanya

"Lo luluran dulu di dalem?" tanya Devan kesal

"Tauk lo ga, noh si Arham dah pingsan dibawah pohon." sahut Bima

"Ya enggaklah, gue bantuin nenek gue dulu coy, kakinya masuk closed wc." kilah Angga

"Cocok tu ikut ninja warintil." celetuk Devan

"Gak bisa, udah bau tanah." jawab Angga

"Cucu laknat."

"Yaudah buru dah cabut, ke cafe baru yang di share loc Kevin!" perinta Arham dan mereka semua mulai menstarter motor masing-masing

"ANGGA KENAPA LULURAN MAMI YANG BARU KAMU ABISIN SEMUA!!!!" teriak wanita parubaya yang sudah berkacak pinggang didepan pintu seakan ingin menerkam anak durhakanya itu

Angga menelan ludahnya dengan sarat lalu cengar-cengir menatap ketiga temannya.
Bima, Devan dan Arham refleks saling melempar tatapan dan sudah melambungkan helm nya untuk disambit ke kepala pria itu.

"Hehe mami gue emang suka gitu, kayak odgj."

Memang anak anzinc si Angga

*****

"Jadi gimana rencana lo selanjutnya?" ucap Haris, salah satu cowok tertua di tongkrongan

Arham menghela napas kasar, sesekali mulutnya menyeruput gelas berisi hot americano.

"Gue basicnya emang gak suka berantem sih bang, jadi kalau lo mau maju ya monggo, gue bantu doa." jawab Arham seadanya.

Devan dan Bima melotot mendengar jawaban si bodoh Arham. Kenapa anak setengah waras itu begitu pasrah hidupnya. "Kalo kita racun tu anak, si Iren marah nggak ya?" ucap Bima berbisik

Haris menghela napas malas, ia mengendurkan tubuh kekarnya di sofa cafe. Sedikit hilang semangat mendengar jawaban pasrah Arham

"Ya gak bisa gitu dong Ham, Kita kan se tongkrongan, satu orang diganggu, kita gak bisa tinggal diem. Lo mau nanti giliran lo yang diteror? atau keluarga lo? atau sahabat lo?" tanya Haris membuat Devan dan Bima bergidik

"Pinjol gue belum lunas lagi." sahut Bima

"Belum taubat juga gue!"

"Kayak pada mau mati aja?"

"Amit-amit."

"Iye Ham. harus gerak sama-sama, lo gak kasian liat Kevin kakinya pincang gini? mana mukanya jelek lagi." ucap Angga

Kemarin sepulang dari rumah Arham. Kevin di cegat beberapa pria bertopeng dan pakaian serba hitam. Kevin diserang hingga kakinya keseleo. Tapi untungnya ada segerombolan bapak-bapak ronda yang lewat, makanya Kevin cuma keseleo, belum sampai menghembuskan nafas terakhir.

"Pasti yang neror ada hubungannya sama lo Ham." celetuk Satria, seorang pria berkacamata yang ototnya sebesar harapan keluarga kita

"Eh gue gak pernah cari masalah sama orang Sat!" sahut Arham menunjuk kesal wajah Satria

"Kevin diserang karena abis dari rumah lo!"

"Ya bisa aja kan sebelumnya ni anak pernah bermasalah!"

"Gue gak punya musuh Ham." sahut Kevin akhirnya bersuara

"TERSERAH LO SEMUA MAU GIMANA. INTINYA GUE GAK MAU CARI KERIBUTAN!"

*****

Bima menjilat-jilat eskrim ditangannya yang sudah setengah meleleh akibat cuaca panas yang sejak tadi tak kunjung teduh, walau dia dibawah atap sekalipun. Cowok ini sesekali mencuri pandang pada gadis yang berada disudut kantin yang duduk bersama dua gadis lainnya.

"Tuh kan lo suka sama Mira." Tuduh Devan yang tiba-tiba muncul

"Sekelas Iqbal Ramadhan suka sama tu cewek? cih, beda kelas Dev." kilah Bima yng padahal sudah ketangkap basah memandangi Mira

"Dia Iqbal Ramadhan, lo Iqbal kurapan."

"Mana anak si Iren?" tanya Devan mencari keberadaan Arham

"Tuh, mesum." Bima menunjuk ke bangku ujung dengan bibirnya, yang disana terdapat Arham dan Echi sedang suap-suapan bekal

"Gak abis rifki gue sama tu anak, berantam gak jago, ngerokok gak jago, pacaran doang bisanya." ucap Devan

Ting!

Angga yaudah
Lo semua dimana? haris sekarat di rs

Chat masuk di hp Bima yang pengirim pesannya adalah Angga. Tanpa membalas chat temannya itu Bima langsung beranjak dari duduknya.

"HAM?!"

Sang pemilik nama menoleh. "Ape?"

Bima membisu dan langsung memalingkan wajahnya ke Devan. "Dev lo cabut sekarang ke parkiran, Arham gue  yang urus." titah Bima yang membuat Devan bingung

"Ngapain? gue belum makan nyet, kalau pingsan gimana?"

"Buruan Dev, genting!"

**

Di parkiran

"Lo bocorin ban motor gue Dev?" tanya Arham mengusak frustasi puncak kepalanya

"Gue gak sekeji itu coy! lo kira gue Baim song, doyan ngeprank!"

Bima langsung mengecek ban motornya juga. "Wah sialan, motor gue juga di bocorin dua-duanya!"

"Terus gimana? motor kita bertiga pada bocor, naik apa ke rs nya?!" tanya Arham

"Ojol deh. Pulang sekolah kita urus ni motor!"

"Pake duit lo ya?"



I'm Here √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang