Malam ini tepat hari ulang tahun Arham. Tapi dia sama sekali belum tau apa rencana ibu dan kakak iparnya soal perayaan pesta ulang tahunnya malam ini, karna sejak pulang sekolah Iren mengurung Anak bungsunya itu didalam kamar.
Arham tidak boleh keluar kamar sebelum dekorasi pestanya terselesaikan, kamar sudah terkunci rapat, dan kunci ditahan Iren. Arham hanya bisa pasrah, kalau tidak begitu bisa digantung dia di jembatan sirotolmustakim.
Cukup lama pria itu menunggu, sejak jam empat sore hingga saat ini sudah pukul tujuh malam.
Pria bermata teduh itu memilih untuk menghabiskan waktu menunggunya dengan tidur, sampai-sampai tidurnya kebablasan, padahal dekorasi pestanya sudah selesai.
Cklek
Iren membuka pintu kamar Arham perlahan, ia berdecak sebal karena mendapati putra bungsunya itu masih terlelap dengan tubuh masih terbalut seragam.
Ia menghampiri Arham lalu mengguncang guncang tubuh putranya itu dengan kasar. "
"Bangun ham!"
"Ham bangun!!"
Arham tak kunjung membuka mata, ia masih tertidur pulas dengan air liur mengalir deras ke bantal.
"HAM! GUE BAKAR JUGAK KAMAR LO!" pekik Iren dengan tangan yang masih setia mengguncang tubuh Arham
Arham menggeliat panjang lalu ia dudukkan bokongnya dipelipir ranjang. Mulutnya tak henti henti menguap disusul dengan mata yang mulai berair.
"Gue punya kejutan buat lo ham." ujar Iren semringah
Arham yang tadinya masih mengumpulkan nyawa spontan terpelonjak kaget, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Gak mau ah! pasti mama mau kawin lagi." celetuk Arham ngasal
Plak
Satu gamparan pedas mendarat dilengan Arham. Iren menatap pria itu dengan sengit"ANAK KEMAREN SORE UDAH BERANI BERANIAN NGOMONG KAWIN! BEDEBAH LO!"
Arham memundurkan posisi duduknya, ia menelam ludahnya dengan sarat dan terus merutuki ucapannya barusan
"GUE KUTUK JADI NARJIK MAU LO?" pekik Iren
Arham spontan bergeleng kuat dengan manik mata memelas
"BURUAN SIAP-SIAP. SETENGAH JAM LAGI ACARA MULAI! GUE TUNGGU DIHALAMAN." pungkas Iren dan langsung berlalu dari hadapan Arham, pria itu spontan menganggukan kepalanya.
Arham terus beristigfar dalam hati, ibunya itu memang hampir sama dengan ibu tiri. Bahkan lebih kejam dari Guru killer di sekolahnya.
"Astagfirulloh 33x"
******
Pandangan Arham menyapu seluruh sudut halaman rumahnya. Pesta ulang tahunnya diadakan tepat dihalaman rumahnya yang penuh dengan rerumputan hijau dan banyak tanaman hias bahkan pepohonan.
Bibir mungil Arham sedikit terangkat, dia tersenyum kagum menyaksikan dekorasi buatan Mama dan kakak iparnya ini.
Pohon-pohon dihiasi dengan lampu tumblr warm white yang selaras dengan lampu led jingga yang menerangi setiap sudut halaman bahkan dilangit langitnya. Banyak balon-balon gas metalik yang juga turut menghias pesta barbeque malam itu.
Arham tak henti-henti memandangi keindahan diihadapannya itu, nuansa klasik yang berhasil memberi ketenangan jiwanya.
"PAN APA GUA BILANG, LO PASTI SUKAK SAMA DEKORASI GUE." celetuk Iren ikut memandang dekorasi hasil tangannya
Arham melirik sumber suara yang tak asing yang baru saja datang, lalu ia melabuhkan pelukannya ditubuh langsing wanita parubaya itu. "Makasih banyak ya ma." ucap Arham seraya mengeratkan pelukannya