Sudah hampir satu jam pelajaran Arham habiskan hanya untuk mencari dua teman idiotnya. Sejak jam pertama devan dan bima menghilang seperti ditelan bumi, tidak meninggalkam jejak apapun
Bahkan hampir semua sudut sekolah sudah dikelilingi Arham, tapi dua cecenguk itu tak kunjung terlihat batang lehernya.
Kini Arham menjatuhkan tubuhnya di bangku panjang yang terletak disudut koridor, keringat dipelipisnya terus mengalir deras karena sejak tadi kakinya belum di istirahatkan.
Mungkin kali ini Arham akan mengikhlaskan dua sahabatnya itu dihukum oleh walikelas mereka.
Arham menghela napas berat sembari sesekali memijat mijat betisnya Yang ngilu.
"Udah gue bilang jangan bolos masih aja nekat!" gunam Arham. "Baru gue tinggal berak doang udah ngilang. Susah emang punya temen yang otaknya kecampur tepung kanji." sambungnya kesal
Detik berikutnya, Arham meraih ponselnya dari saku celana lalu membuka group WhatsApp. Sejak tadi devan dan bima susah dihubungi.
GILA SEJAK LAHIR🐷
Arham:
PMasih tak kunjung ada balasan dari mereka. Arham menghela napas kasar, mulutnya terus komat-kamit gak jelas di iringi dengan batinnya yang terus mengumpat kebodohan dua sahabatnya itu.
Arham menutup ponselnya lalu ia tenggelamkan lagi kedalam saku.
Tring
Satu notifikasi masukArham kembali mengeluarkan ponselnya dengan kasar.
GILA SEJAK LAHIR🐷
Bima sakti antv
QDevan buriq
RBima sakti antv:
SArham:
Gua kira lo bedua
udah meninggalBima sakti antv
Astaga ngomong kotorArham:
Dimana kalian sunggokong?Devan buriq
Lagi ngeprint undangan
ulang tahun mas ArhamArham:
Anjirtt. Dimane?!Bima sakti antv:
Di Geprek bensuArham:
:)Devan buriq
5 menit lagi hamba kembali
tuan raja.Bima sakti antv
Kalo rindu bilang mas
Jangan gengsi.Ingin rasanya Arham membanting ponselnya saat itu juga. Pesan pesan menjijikan dari dua cecenguk itu membuat jiwa Arham tersentak.
Arham bergidik ngeri lalu menutup ponselnya dan kembali memasukkannya kedalam saku celana.
"Nyesel gue nyariin mereka!"
*****
Kini lagi dan lagi Arham harus ekstra menahan emosi yang sudah hampir meledak di ujung kepalanya. Undangan terkutuk yang dibuat oleh bima kini sudah di print ratusan lembar dan siap dibagikan ke seluruh teman se-angkatan.
Pria bermata teduh itu terus memijit pelipisnya yang berdenyut hebat, tubuhnya ia sandarkan di dahan pintu sembari menunggu devan dan bima masuk ke setiap kelas untuk membagikan undangan terkutuk itu!
"Wajib dateng ya. Jangan sampe ga dateng." ucap devan dan bima sembari membagikan undangan secara merata keseluruh murid
Banyak siswa-siswi yang tertawa terbahak bahak saat membaca isi undangan tersebut.
"He lo bedua! Ini niat ngundang atau nyumpahin orang sih?" celetuk salah satu siswa
"Dua-duanya! makanya lo pada dateng ntar malem ya!" teriak Bima menghiasi kesenyuian dikelas ini
"Undangan macam apa ini?"
Plak
Bima melontarkan satu bogem mentah diatas meja. "kagakusah banyak protes talenan bawang. Gue bakar juga kelas lo nantik!"Arham terus beristigfar menyaksikan mereka dari ambang pintu, tangannya tak henti mengelus-elus dadanya yang semakin memanas.
Kini bima dan devan keluar kelas sembari cengar-cengir tak berdosa.
"Lo bedua gak perlu anjir nyebarin undangan gak ada akhlak ini!" hardik Arham emosi. "Mau tarok dimana mukak ganteng gue?"
Hening sejenak, bima dan devan saling menatap lalu mereka serempak mengangguk anggukan kepala. "KITA UNDANG KEPSEK!"
Bima dan devan langsung berlari meninggalkan Arham yang emosinya sudah meletup letup saat itu juga.
"GUE NGUNDURIN DIRI DARI CIRCLE KALIAN!" tetiak Arham saat menyaksikan punggung bima dan devan semakin menjauh dari arah pandangnya.
<<>>
Undangan sudah disebarkan secara merata ke seluruh siswa-siswi se-angkatan dan beberapa kakak kelas.
Tapi hanya ada satu siswa yang tak di undang. Yaitu Aliandra. Mengundang pria itu artinya mengundang keributan, maka dari itu bima dan devan tidak mengundang satu manusia itu.
Aldo berlari menghampiri Aliandra yang masih menyesap rokoknya diatas rooftop.
Dengan napas terengah-engah tangannya menyerahkan satu lembar undangan kepada aliandra.
Aliandra menaikkan satu alisnya dan menatap bingung. "Apa ni?" tanya Aliandra
Aldo mengatur napasnya sejenak. "Lo gak di undang Arham?"
Aliandra membuang putung rokoknya ke sembarabg arah, dan sedikit mendekatkan dirinya ke Aldo. "Undang apaan?" balas Aliandra masih bingung
"Acara ulang tahun dia. Anak-anak yang lain dapet undangan. Masak lo nggak sih?" tanya Aldo heran
Aliandra menggeleng pelan, lalu berdecih sinis. "Arham?" tanya AL menatap sengit. "Yang udah jatohin harga diri gue didepan satu sekolah ?"
Aldo dan ketiga teman lainnya serentak mengangguk.
Aliandra menatap sengit lalu bangkit dari duduknya. "KITA RUSAK ACARANYA!"
"Nyari mati lo? dirumahnya pasti rame lah. Mustahil kita gak di serang balik kayak kemaren-kemaren." ucap Aldo tak setuju
"Iya Al. Pokoknya kita udah kapok!"
Aliandra meludah ke sembarang arah lalu ia menyeringai sengit.
"SERAHIN SEMUA RENCANA SAMA GUE!"
"
"
"
Sampe sini dulu ya gess.Nantikan kelanjutannya ntar sore. Semangat puasanya. Lopyhu