Arham menyodorkan pie susu pemberian Anika pagi tadi untuk masuk ke mulut Echi.
"Aaaak."
Echi mendelik sengit. "Sumpah demi apapun malu gue diliatin orang." ucapnya melihat sekeliling cafe yang ramai
Ya, Arham memboyong gadis ini untuk pergi ke cafe yang tidak terlalu jauh dari rumah Echi. Jujur Arham takut jika kakaknya Echi tiba-tiba pulang, bisa pulang tinggal nama Arham nanti.
"Yaudah ayok ke semak-semak," ucap Arham
"Ngapain!?"
"Supaya gak ada yang liatin." sahut Arham terkekeh
Echi melengos. "Iya sih gak ada yang liatin lagi, tapi abis tu kita di grebek warga."
"Terus dinikahin deh," jawab Arham tertawa. "itukan yang lo mau?"
"Hahahaha, gak gitu juga woii!"
Arham tersenyum, pupil coklatnya tak berhenti menatap Echi yang tertawa sangat lepas.
"Ketawa terus ya, gue capek liat lo ngambek." ucap Arham membuat Echi salting dan hampir menggigit kotak tisu yang ada dihadapannya
"Ya abisnya punya pacar ngeselin." ucap Echi mencebikkan bibir ranumnya
"Apa? Pacar?" tanya Arham. "G-gue gak salah denger?"
Echi tersipu malu dan menganggukan kepalanya lemah.
"Berarti lo nerima gue?" tanya Arham senang
"Iya," ucap Echi menampilkan senyum bergingsulnya
Arham merogo ponselnya lalu membuka kamera. "Coba ulang lagi, lo beneran nerima gue jadi pacar lo kan?" tanya Arham sambil merekam dengan handphonenya
Echi mengangguk. "Iya Arham."
Arham lalu memeluk Echi dengan penuh ketulusan. Lalu ia berdiri dan
"YESSS!! GUE DITERIMA WOI!" teriak Arham membuat seisi cafe ikut bertepuk tangan.
"Arham gue malu!!"
***
Pagi yang cerah untuk hari kamis ini, hari pertama Echi masuk sekolah dengan status sebagai pacar 'orang'. Ya gadis ini sejak dulu tidak pernah mencicipi apa itu yang namanya 'pacaran'. Bukan Echi tidak normal, tapi ia benar-benar malas membuang waktunya sia-sia.
"Sumpah demi apa?!" tanya Mira heboh, gadis ini sejak tadi mengintimidasi sahabatnya itu
Echi mengangguk. "Iya Miraaaa..."
"Lo yakin ci nerima dia? gak takut di sakitin gitu? baru juga kemarin lo mergokin dia makan berdua sama anak baru, pegangan tangan lagi!" ucap Mira yang masih ragu atas keputusan Echi
"Arham udah jelasin semuanya ke gue, itu cuma temen lamanya, mereka sahabatan." ucap Echi membuat Mira masih tidak yakin
"Semudah itu lo percaya? semudah itu lo luluh?" tanya Mira
Echi menghela napas berat tertegun mendengar ucapan Mira. Ternyata ada benarnya ucapan Mira, kenapa diri Echi begitu mudah luluh dengan Arham? Bagaimana lagi? Echi ini sudah suka dengan Arham sejak lama
"Lo tenang aja Mir, tangan gue sendiri yang bakal gebukin dia kalau dia macem-macem." ucap Echi mencairkan suasana.
Mira mengangguk lesu. "Dan kalau sampe dia nyakitin lo, gue orang pertama juga yang bakal buat dia nyesel karna udah nyakitin sahabat gue!" tegas Mira