45. Cemburu

39 5 0
                                    


Echi dan Anika berjalan cepat mencari kamar tempat Arham dirawat, setelah mendapatkan informasi dari Bima gadis ini membawa bundanya untuk menjenguk Arham.

Ceklek
Pintu dibuka oleh seorang pria bertubuh tinggi dengan kaos oblongnya yang tampak sedikit kurus.

"Nando." ucap Anika

"Eh tante nik?" Nando langsung menyalami Anika. "Masuk tan, tu mama didalem nungguin Arham. Nando pamit dulu ya tan, ada urusan diluar." pungkas Nando

"Iya do, makasih ya."

Anika mengangguk lalu menggandeng Echi masuk menuju bed tempat Arham terbaring. Disana tampak Iren memandangi putranya dengan wajah lesu

"Ren?" sapa Anika mengusap lembut bahu Iren

Iren spontan mengusap air matanya saat Echi meraih tangannya dan mengecup punggung tangan Iren. "Eh anak cantik, jauh banget kesini? cuma sama bunda aja?"

"Iya tan, kebetulan bunda lagi gak ke cafe." jawab Echi

"Nik? lo apa kabar? duduk sini Nik, bawak anak lo duduk." Pinta Iren yang meraih dua kursi di ujung jendela

"Sehat bangetlah Ren. Anak lo kenapa bisa jadi gini?" tanya Anika yang berangsur duduk disusul Echi

"Tauk ni bocah, badung banget nik. Kesel gue liatnya." jawab Iren mencubit lengan Arham yang masih belum sadarkan diri. "Digebukin dia sama orang." sambungnya

"Kok bisa tan? perasaan Arham gak suka cari masalah disekolah." ucap Echi

"Tante juga gaktau cantik, tapi kejadiannya bukan disekolah..." ucap Iren

"Dimana Ren?" tanya Anika

"Jalan Pratama yang sepi itu Nik, yang arah kerumah gue..." jawab Iren membuat Anika dan Echi mengangguk paham

"Terus lo gak lapor polisi?"

Iren mengangguk. "Lagi diurus Nando sama temen-temennya Arham."

"Dibegal kali ya?"

****

3 hari setelahnya

Arham melangkahkan kakinya masuk ke kelas dengan bekas luka dikepala yang masih tertutup sedikit perban. Pria itu menenteng tas berisi bekal yang dibuat Iren subuh tadi.

"Welcome back brother!" ucap Bima menyambut dengan antusia

"Wah anak paud mana nih? bawa bekel iya?"

"Anjay, sohib gue udah cembuh..." Devan merangkul Arham

Mereka berjalan bersama menuju bangku Arham dengan wajah yang cerah. Bagaimana tidak kelas terasa sepi karena Arham sudah tiga hari tidak masuk. Bima dan Devan jadi tidak dapat contekan lagi

"Ada berita baik Ham!" celetuk Devan yang sibuk mengunyah gorengan ditangannya

"Apaan? gue menang taruhan?"

"Bukanlah, kan Echi belum nerima lo? hahahahaa—" ledek Bima membuat Arham memasang wajah masamnya

"Pelaku yang gebukin lo udah ditangkep, dan yang bakar dapur tante Iren juga udah ditangkep Ham...." ucap Bima berhasil membuat Arham mendelik kaget

"Serius lo? siapa pelakunya? kok bisa ketangkap?"

Devan dan Bima saling memandang. "BIMA SAMA DEVAN GITULOH!" ucap mereka sombong

"Ye, karena ada abang gue yang pinter itu makanya bisa pada ketangkap. Bawa polisi lagi." Cemooh Arham

"Astaga Arham sayang bunda, ini semua berkat Allah swt. Jangan lupakan itu—" ceramah Devan

I'm Here √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang