37. Busi supra x

2K 186 20
                                    

Akhirnya mereka memutuskan untuk ke cafe terdekat dengan menumpang mobil ambulance pak kardi, karena motor mereka tinggal disekolah.

Cafe yang mereka tuju cukup jauh dari area sekolah, karena biasanya murid-murid yang cabut diskitaran cafe sekolah sering tertangkap basah oleh satpam sekolah yang diberi tugas khusus untuk menangkap siswa-siswi yang cabut diskitaran situ.

*

Selang dua puluh menit, akhirnya mereka sampai di cafe rainbow langganan Mira sama pacarnya. Entah ada angin apa mereka semua mau menuruti Mira untuk datang ke cafe ini.

Tiga cowok tampan dan cewek cantik itu turun dari ambulance dengan seragam putih abu-abu yang berantakan. Seperti mayat hidup yang bangkit dari ambulance.

Bima berjalan dengan sangat bangga. "Noh liat, saking gantengnya gue sampe diliatin emak-emak kan," ujar bima yang salah tingkah karena semua sorot mata pengunjung cafe tak berpaling menatapnya.

Arham spontan melirik, agaknya ada yang salah dari sahabat gesreknya ini. "WOI BEGO!" Tangan Arham spontan menutupi area resleting Bima yang tidak tertutup.

Echi, Mira dan Via spontan menutup mata dan menahan tawanya. "Bima buat kita zina mata!"

Bima yang baru tersadarkan akan resletingnya yang terbuka lebar langsung cepat cepat menaikkannya kembali.

Bima meringis malu. "Kolor ijo toska gue jadi tontonan emak-emak anjir," rengek bima dengan wajah memerah seperti kepiting rebus

Arham dan devan berjalan menjauhi Bima. Mereka jadi merasa malu sendiri atas kebodohan Bima barusan.

"Bukan temen gue buk, sumpah." Arham dan Devan menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan hingga masuk kedalam cafe

****

Enam manusia itu memilih duduk ditempat terujung sambil menunggu pesanan yang baru saja mereka pesan datang.

Sempat terjadi keheningan diantara mereka.
Hingga akhirnya Arham memilih membuka suara terlebih dahulu.

"Lo bertiga bosen idup?" tanya Arham memecah keheningan

Jemari Echi yang tengah membersihkan roknya yang kotor tiba-tiba ia hentikan. "Maksudnya?" tanya Echi dengan satu alis terangkat

"Ya kalo bosen idup bilang aja. Kita nyediain kok jasa bunuh diri yang elit, jadi lo bertiga gak perlu repot-repot nyerahin diri ke kandang serigala kayak tadii," titah Arham sembari mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Via mendengus kesal. "Iya bener. Mira nih yang ngajak kita ketempat berandalan itu!" tandas Olivia

"Kok gue? lo bedua aja yang bego, ngajakin cabut tapi gatau tempat untuk sembunyi," balas Mira tak terima

Echi melirik tajam kearah Mira. "Kok kita, lo aja yang bego milih tempat sembunyi!"

"Iya, gak sekalian aja kita sembunyi dijurang biar dimangsa hewan buas,"

"Ih ogah, lo aja sana,"

"Mira aja sana!"

"Lo!"

"Mira!"

"Woi busi supra x!" sergah Bima yang berhasil menghentikan cicitan tiga gadis rempong itu.

"Noh liat, lo gantian jadi tontonan setelah kolor ijo toska gue tadi," titah bima

Echi dan kedua sahabatnya serempak melirik sekitar, ternyata keributan mereka barusan sudah di sorot tajam oleh pengunjung lain yang tengah bersantai.

Tiga gadis cantik setengah gila itu menutup wajahnya dengan tas ransel mereka, untuk menutupi wajah mereka yang merah padam karena malu.

Detik berikutnya, dua waitress mengantar makanan dan minuman yang mereka pesan tadi.

Dua waitress cantik itu meletakan makanan sembari mencuri pandang ke Arham yang tengah sibuk dengan ponselnya, dengan seragam berantakan membuat tingkat ketampanannya bertambah, tak heran jika banyak pasang mata yang kagum melihatnya.

"Tiati mbak, temen saya ini tukang santet," gumam devan, waitress itu tersipu malu dan bergegas menyelesaikan tugasnya lalu beranjak pergi dari hadapan mereka.

Slruppp

"Heran gue, muka standar kek Arham masih aja jadi inceran cewek-cewek," ujar bima sembari menyeruput lemon tea miliknya

"Dia emang ganteng kok," sahut olivia ikut campur

Mira mengangguk setuju. "Tauk, topeng monyet syirik ya?"

"Pfftt," tawa devan dan Arham hampir menyembur tapi mereka tahan karena bima tampaknya sudah emosi

Echi mengeluarkan MacBook dari tasnya, entah apa yang dikerjakannya, mereka semua enggan menanyakan. Mungkin mereka semua masih canggung, karena ini kali pertamanya kumpul bareng.

Sedangkan Arham, Bima Devan, Mira dan Via mulai meraih piring berisi spaghetti milik masing-masing dan mereka melahapnya dengan santai. Berbeda dengan bima, cowok satu ini menyendokan spaghetti nya saja sudah terlihat brutal

"Cewek emang gitu. Suka sembarangan ngatain cowok!" sungut Bima dengan mulut masih mengunyah

"Gak juga," sahut Mira tak kalah sengit

Bima menelan makanan dimulutnya dengan sarat. Lalu meneguk lemon tea miliknya yang tinggal setengah. Dan segera membuka mulutnya kembali.

"Cewek kalo disuruh milih Anak futsal atau anak silat pasti milihnya anak orang kaya." Keluh Bima tersenyum miris

Mira spontan mendongak kearah beo yang barusan bersuara itu, entah mengapa Mira merasa tersindir akan ucapan bima barusan

"Gak semua cewek itu matre kaen lap!" sungut Mira tak terima

Bima manggut-mangut dengan ujung bibir terangkat tipis.

"Ya kalau emang ga matre, lo malu gak kalo dijemput cowok naik keranda?" tanya Bima sembari menyendokan spaghetti ke mulut jahanamnya.

Mira semakin sengit menatap Bima si mulut isi boncabe level15 yang ada dihadapannya ini. Sejak tadi cicitannya terus menggema disetiap sudut cafe. Mira menahan mulutnya untuk mengumpat, alhasil giginya gemertak kuat dengan sumpit ia cengkram erat.

Bima melirik Mira yang masih tak berkutik akan pertanyaan bodohnya barusan.

"Tuh kan diem, berarti cewek itu matre, masak dijemput naik gituan malu," cicit Bima dengan tampang tak berdosa

"Diem lo fakboy!" sergah Mira yang mulutnya masih penuh dengan makanan

"Yang penting gue ganteng,"

Mira bergidik ngeri. "Amit-amit dah, untung pacar gua kagak stress kayak lo," cerca Mira sengit

"Yaudah gue doain lo segera ngerasain punya pacar stres kaya gue," titah bima sembari menyunggingkan senyumnya

Ehem.. Ehemm

Arham dan yang lainnya bedehem serentak. Dan bersiul-siul gak jelas.

Ekor mata devan melirik Bima yang duduk disebelahnya. "Iya deh berasa dunia milik berdua, yang lain mah cuman ngontrak," sindir Devan yang tak direspon sedikitpun oleh Mira ataupun Bima

Mira mendengus kesal. "Mukak kek kresek bakwan aja sok-sokan jadi fakboy." cerca Mira sembari menyeruput jus jeruknya dengan brutal.

Bima tertawa miris tanpa menatap sang pelaku. Dan akhirnya Bima mengalah lalu memilih untuk diam.

Sejak tadi perdebatan unfaedah dua insan ini sudah jadi tontonan teman-temannya.

"Kok diem? Abis batre?"


"

"

"


GAES AKU NGANTUK SUMPAH. NANTI LAGI YA LANJUTANNYA.

Follow ig : @jeniimeldaa

I'm Here √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang