Owhh

21 2 3
                                    

Thanks udah mampir.

Can i be your boyfriend? ~Jagat.

Pagi yang cerah seperti biasa ditemani oleh kicauan burung. Calya memutuskan untuk jogging karena hari ini adalah hari Minggu. Tidak ada yang menemaninya, karna sang sahabat lebih memilih kasur empuk nan hangat dari pada udara sejuk khas pagi hari.

Paginya yang berawal indah dan berseri menjadi panas dan menyebalkan karena ia bertemu dengan makhluk halus ketika asik berlari santai. Bahkan makhluk tersebut sudah menyamai langkahnya, dan tidak henti-hentinya mengoceh membuat mood Calya anjlok seketika.

"Lo kemana aja?, kemarin gue cariin di kelas nggak ada?, lo bolos yaa????...ckckck seorang wakil ketua OSIS bolos pelajaran-"

"Berisik anjing, bicara satu kata lagi gue tendang masa depan lo!!" Ancaman Calya tidak bisa dibilang serius tapi jika lelaki di sampingnya ini sudah melewati batas, ia akan melakukannya detik itu juga.

Sementara itu, Jagat mengerucutkan bibirnya. Niatnya ingin tptp pada Calya menjadi gatot alias gagal total. Apakah caranya sudah benar?

"Nanti kalo lo tendang, kita nggak bisa bikin dedek bayi yang banyak dong"

Dugh

"AWWWSS" pekik Jagat ketika Calya mendaratkan sebuah pukulan di pipinya yang mulus.

"Itu baru peringatan, awas aja kalo lo ngomong lagi!!" Ujar Calya lalu mempercepat laju larinya, meninggalkan Jagat yang masih mendesis sambil memegang pipi.

Lelaki itu belum menyerah begitu saja, ia kembali menyusul Calya dan berlari disampingnya. Bukan lagi wajah tengil, kali ini Jagat mengeluarkan aura serius. Tatapan matanya tak lepas dari wajah cantik Calya yang sedang berkeringat, sangat...err

"Gue kangen sama lo"

Calya menghentikan langkahnya, ia menoleh kesamping dan langsung disambut senyuman manis Jagat. Entah mengapa pipinya memanas dan jantungnya berdebar, sial.

Belum lagi saat lelaki itu menyeka keringat di dahinya menggunakan sapu tangan. Bahkan Calya sempat menahan napas, netranya menatap lurus pada manik coklat milik Jagat. Seakan tersadar apa yang ia pikirkan, Calya segera menepis tangan Jagat yang masih setia menyeka keringatnya, dan pergi begitu saja dengan keadaan jantung yang jauh dari kata baik-baik saja.

Jagat yang melihat tingkah lucu Calya pun tak kuasa menahan senyuman. Pipi, leher serta telinganya merona entah karena teriknya sinar matahari atau lucunya sang calon istri. Dengan jantung berdebar, ia melanjutkan aktivitasnya. Kali ini tanpa Calya karena gadis itu sudah hilang entah kemana.

Di suatu tempat di waktu yang sama, terlihat seorang gadis tengah berlari santai ditemani oleh seekor serigala. Mereka berlari menyusuri hutan yang lebat tanpa takut tersesat. Gadis itu adalah Amerta tanpa menggunakan topengnya.

Abigail sempat terkejut dan terpana dengan rupa asli Amerta. Ini pertama kali gadis itu membuka topeng yang selama ini selalu menutupi wajahnya. Bahkan Amerta terlihat masih sangat muda untuk ukuran seorang pengedar obat-obatan terlarang dan senjata ilegal. Yaa sangat disayangkan, tapi itulah kenyataannya.

"Huh huh, Vier ayo kita kembali ke mansion, hari sudah mulai siang" entah serigala itu mengerti atau tidak, tapi Vier langsung berlari kembali ke mansion, begitupun dengan Amerta.

Saat mereka memasuki pekarangan mansion tersebut. Amerta melihat sosok Abigail di depan pintu masuk, seperti menunggu seseorang. Tanpa bertanya ataupun menyapa, Amerta masuk kedalam dan mengambil minum di kulkas, setelah itu ia mengarahkan Vier kembali ke kandangnya.

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang