Whose fault is it?

19 3 16
                                    

Thanks udah mampir.

Do you miss me?. ~Agata.

"Jangan gegabah Ya, gue tau lo-"

"Nggak, gue nggak gegabah Run!!, lo nanya kan, siapa yang pengen gue bunuh di dunia ini?, Merapi!!" Amarah Calya membara, terlintas dendam yang selama ini ia sembunyikan dari semua orang termasuk para sahabatnya.

"Kalo dia nggak ada, gue yang bakal jadi peringkat pertama!!, dan gue nggak perlu takut sama Tora bahkan buat temuin ibu gue sendiri!!" Aruna yang awalnya syok langsung tertawa dengan pemikiran sang sahabat.

"Kenapa lo ketawa?!" Calya berujar dengan sinis.

"Hadehh, Calyaa Calya, kalo cara lo begitu, sampe kapan pun lo nggak akan pernah menang!!" Ketus Aruna. Gadis itu menarik tangan sahabatnya untuk keluar dari kamar. Membawa Calya ke suatu tempat, yang dimana tempat itu hanya diketahui oleh Aruna dan Bianca. Yap, perpustakaan pribadi adalah tempat tujuan mereka.

"Kenapa kita kesini?" Tanya Calya, menatap Aruna yang tengah mencari buku di rak.

Ketika Aruna menarik salah satu buku, rak tersebut terbuka lebar dan menunjukkan sebuah ruangan yang sangat amat gelap. Gadis itu menarik tangan Calya untuk menuntunnya masuk ke dalam. Setelah saklar ditekan, netra Calya melebar, jantung berdetak kencang dengan berbagai kilasan memori memasuki pikirannya.

"I-ini...?"

"Yaa, ini semua dari kehidupan sebelumnya,...semua masih sama kan?" Tangan lentik Aruna bergerak mengusap foto-foto yang didalamnya terdapat seorang pemuda dan seorang gadis, serta anak kecil yang memegang sebuah balon berwarna merah ditangan kanannya.

"T-tapi, gimana bisa...ARGHHH"

"Mama kejar Marela maa, hahahaha"

"Marela jangan lari-lari sayang"

...

"Yeyyy papa udah pulang"

"Hei queen kecil, papa kangen sama kamu"

...

"Mas, memangnya kamu nggak bisa nunda kerjaan ya?, kasian ini hari yang ditunggu-tunggu sama Marela Mas"

"Maaf sayang, kali ini aku benar-benar nggak bisa"

...

"MARELAA!!"

"Hah hah hah, Marela?!" Buliran keringat mengalir dari dahi Calya. Kali ini ia ingat dengan semua yang pernah terjadi sebelumnya.

"Kenapa?, lo udah ingat sama Marela?" Tanya Aruna dengan sebuah foto ditangannya. Gadis itu memberikannya kepada Calya dan lanjut melihat-lihat foto yang lain.

"Dimana Marela, Run?" Aruna terkekeh, merasa lucu dengan pertanyaan Calya. Pertanyaan goblok macam apa itu?, pikir Aruna.

"Lo tolol apa bego sih!!, lo nikah tahun 2026, Marela lahir tahun 2028!!" Dengan malas, Aruna membuka pintu berwarna dark blue di ruangan tersebut. Meninggalkan Calya yang bernostalgia bersama foto-foto itu.

Gelap, adalah kata yang tepat untuk ruangan yang dimasuki oleh Aruna. Tapi semua ini tak berlangsung lama ketika gadis itu menyalakan lampu. Terpampang ribuan foto lain yang entah bagaimana cara mendapatkannya.

Lagi-lagi terdapat satu foto yang mencuri perhatian gadis cantik itu. Foto yang menggambarkan kebahagiaan sebuah keluarga kecil di kehidupan sebelumnya. Aruna melepas foto itu dan membaca catatan yang tertulis di belakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang