I lost to you

15 2 5
                                    

Thanks udah mampir

You win, boy. ~Calya

"KALI INI BUKAN GUE ANJIRR, SUMPAHH!!!"  teriak Agata. Sedari tadi kedua gadis itu berdebat dan menuduh satu sama lain.

Lepasnya tiga buah peluru dari arah yang berbeda membuat acara pertunangan putri bungsu Lizarey berubah menjadi mengerikan. Yang awalnya bahagia menjadi kabar duka.

Terdapat dua korban jiwa dan satu orang terluka pada lengan akibat peluru yang diketahui sudah diberi racun. Dua korban jiwa diantaranya adalah Vano yang langsung meninggal di tempat, dan Jina dalam keadaan kritis. Sementara satu orang yang terluka adalah Calya, gadis itu menerima satu peluru pada lengan kirinya.

Pasca kejadian tersebut, Bianca tak henti-hentinya terisak, menggumamkan kata 'maaf' sembari memeluk tubuh sang ibu yang terbaring kaku di bangkar rumah sakit. Bukan, bukan ini yang gadis itu inginkan. Sejujurnya ia memang kecewa dengan Jina, tapi jauh didalam lubuk hatinya, Bianca masih sangat mengharapkan kasih sayang sang ibunda.

"Ma hiks, mama ini nggak adil!!, mama nggak bisa ninggalin Bia kaya gini hiks!!" ujar gadis itu, memegang erat kedua pundak Jina.

"Lo harus sabar Bi...lo harus ikhlas, ini semua udah terjadi sesuai kehendak Tuhan" ucap Galen lalu memeluk tubuh lemah adiknya itu dari belakang.

Semua keluarga Lizarey berada di ruangan yang sama, Galen dengan rasa bersalahnya kepada Bianca karna tidak bisa menjaga sang ibu. Sementara Darga dengan pikirannya yang egois.

"Jika tuan Vano meninggal dunia, apakah perjodohan ini akan tetap berlangsung?, huh sial!!, harapanku untuk mempertahankan bisnis ini adalah Hilian, aku harus menghasut pemuda sombong itu!!"

Beberapa menit kemudian, Agata dan Aruna memasuki ruangan. Bisa mereka lihat keadaan Bianca jauh dari kata baik-baik saja. Kedua gadis itu menghampiri Bianca dan memeluknya, menghantarkan sedikit energi dengan kata-kata penenang.

"Lo harus ikhlas Bi, tante Jina juga nggak bakalan seneng liat keadaan lo kaya gini"

Netra Agata bertemu dengan manik hazel milik Galen dan langsung memutuskannya dalam beberapa detik. Entah kenapa gadis itu merasa aneh dengan sikap Galen yang kelewat santai dalam kondisi sedang berduka.

"Iya,  Agata bener Bi, lo tenangin diri lo dulu, kita juga ikut sedih atas meninggalnya tante Jina, tapi kalo kita semua sedih, siapa yang bantu lo bangkit?, gue tau perasaan lo" tangis Bianca pecah. Gadis cantik itu sempat meraung dan mengamuk beberapa menit sebelum jatuh pingsan.

Galen mengambil alih tubuh Bianca dan menggendongnya keluar dari ruangan tersebut, diikuti oleh Agata dibelakangnya. Tak dapat dipungkiri kegelisahan Galen terhadap Bianca, ia memang kakak sekaligus anak yang buruk. Sekarang keluarganya tersisa Bianca seorang, jika terjadi sesuatu pada gadis itu, Galen tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Saat Aruna hendak menyusul ketiga orang itu, langkahnya terhenti saat melihat keterdiaman Darga. Pria itu terlihat sedang memikirkan sesuatu sampai-sampai mengabaikan sang istri yang sudah tiada. Aruna terkekeh kecil, dan pergi dari sana tanpa berucap sepatah kata pun.

Di ruangan tempat seorang gadis sedang tertidur pulas. Terdapat seorang pemuda yang terus-menerus menatap lamat wajah cantik didepannya dengan mata berkaca-kaca. Hatinya hancur mendengar sang pujaan hati terluka sampai masuk rumah sakit, bahkan ia rela meninggalkan pekerjaannya hanya demi gadis itu.

"Jangan tinggalin gue sendirian..., gue tau ini salah, tapi gue nggak bisa bohongin perasaan ini, Ya"

"Gue jatuh cinta sama lo Calya, gue akan tetep ada disamping lo walau kenyataan berkata lain" pemuda itu menggenggam erat tangan sang gadis sembari terisak kecil.

Revolution SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang